CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 10 Februari 2010

Renungan Bulan Juni 2010

Selasa, 01 Juni 2010

1Petrus 5:1-6

 

PENGUMPUL SAMPAH

Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain

(1Petrus 5:5)

S

aya pernah berkhotbah di sebuah gereja yang menunjukkan kasih dan keramahan. Hal itu merupakan suatu hak istimewa bagi saya. Di gereja tersebut, saya terkesan oleh kemauan jemaat untuk ikut menyingsingkan lengan baju dan bekerja. Pada hari Minggu ketika saya berkhotbah, ada tiga kebaktian yang sudah dijadwalkan. Para wanita dari gereja tersebut menghidangkan banyak makanan pada sela-sela setiap pertemuan bagi para tamu yang telah menempuh perjalanan jauh.

Usai makan malam, setelah kebanyakan orang sudah pulang ke rumah masing-masing, saya memerhatikan pasangan yang berpenampilan terhormat membersihkan meja dan menimbun piring kertas ke dalam tas plastik besar. Ketika saya melontarkan pujian atas perbuatan yang mereka lakukan, mereka dengan jujur berkata, Oh, kami adalah pengumpul sampah. Kami secara sukarela membersihkan gereja setiap kali setelah kebaktian. Kami menganggap ini sebagai pelayanan.

Sungguh menyenangkan mengetahui bahwa pasangan ini tidak saja bersedia melayani Tuhan, namun mereka juga dengan rendah hati melakukan sesuatu yang mungkin dianggap sebagai pekerjaan yang merendahkan martabat.

Sebagian anggota tubuh Kristus dipanggil untuk melayani di tempat yang terkemuka; yang lainnya dipanggil untuk bekerja diam-diam di balik layar. Entah apa yang diminta Allah untuk kita lakukan, mari kita berkeinginan untuk melakukannya dengan melayani satu sama lain melalui kasih, menyadari bahwa pada akhirnya kita melayani Tuhan

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

TAK ADA TUGAS YANG TAK BERARTI DI GEREJA

 

Rabu, 02 Juni 2010

Keluaran 23:1-13

KEJUJURAN DAN KEBAIKAN

Sifat yang diinginkan pada seseorang adalah kesetiaannya;

lebih baik orang miskin daripada seorang pembohong

(Amsal 19:22)

S

eorang pria yang jujur dan baik hati mengendarai mobil menyusuri sepanjang jalanan San Fransisco lebih dari satu jam. Ia hendak menemukan seorang wanita pemilik dompet berisi uang 1.792 dolar yang tertinggal di kursi belakang taksinya. Saya menyukai hal yang dikatakannya pada saat beberapa rekannya sesama sopir taksi mengolok-olok dirinya karena tidak mengambil uang itu. Ia menjawab mereka, Saya adalah pembawa kartu anggota iman kristiani. Apa gunanya ke gereja jika kalian tidak mempraktikkan apa yang sudah dikhotbahkan?

Dalam kitab Keluaran 23, prinsip kejujuran dan kebaikan diberikan secara bersamaan bagi bangsa Israel dalam hukum yang diberikan Allah untuk mereka. Mereka harus cukup jujur untuk mengembalikan ternak yang tersesat kepada pemiliknya, meskipun orang itu adalah musuh (ayat 4). Mereka harus cukup baik hati kepada musuh mereka untuk menolong keledai yang keras kepala agar berdiri (ayat 5). Mereka harus sangat perhatian sehingga orang miskin diperlakukan secara adil dan diberi pertolongan, meski jika hal itu dilakukan dapat mendatangkan kerugian (ayat 6-9). Para pemilik tanah harus membiarkan lahan mereka pada tahun yang ketujuh, dan mengizinkan orang-orang miskin dengan bebas mengumpulkan sedikit hasil dari ladang tersebut (ayat 10,11).

Orang yang jujur bisa menjadi orang yang kejam. Orang yang baik hati mungkin lembek dan tak terlalu memerhatikan kebenaran. Namun, jika Anda menempatkan kejujuran dan kebaikan bersama-sama, keduanya akan menjadi pasangan hebat yang menghormati Allah dan memberkati sesama

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

KEBIJAKSANAAN ADALAH KEMAMPUAN

MENYATAKAN SESUATU TANPA MENGAKIBATKAN PERMUSUHAN

 

Kamis, 03 Juni 2010

Mazmur 92:13-16

YANG TAK DAPAT HILANG

Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu

(Yesaya 46:4)

B

ertahun-tahun lalu saya mendengar tentang seorang pria lanjut usia yang mengalami kemunduran kemampuan intelektual stadium awal. Ia meratapi kenyataan bahwa ia acap kali lupa akan Allah. Jangan khawatir, kata seorang teman baiknya, Dia tidak akan pernah melupakan engkau.

Beranjak tua mungkin merupakan tugas tersulit yang harus kita hadapi di dalam hidup ini. Seperti dikatakan oleh sebuah perumpamaan, Beranjak menjadi tua bukanlah tugas untuk para pengecut.

Beranjak tua pertama-tama adalah menyangkut peristiwa kehilangan. Kita mengabdikan sebagian besar hidup kita sebelumnya untuk memperoleh banyak hal. Namun, semuanya itu hanyalah sesuatu yang akan hilang pada saat kita beranjak tua. Kita kehilangan kekuatan, penampilan, teman, pekerjaan. Kita mungkin kehilangan kekayaan, rumah, kesehatan, pasangan hidup, kebebasan, dan mungkin yang terbesar adalah kita kehilangan rasa memiliki martabat dan harga diri kita.

Namun ada satu hal yang tidak akan pernah hilang dari Anda dan saya, yaitu kasih Allah. Sampai masa tuamu Aku tetap Dia, kata Allah kepada sang nabi, dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yesaya 46:4).

Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, tulis sang penulis lagu (Mazmur 92:13). Mereka yang ditanam di bait Tuhan akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah (ayat 14,15)

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

KASIH ALLAH TIDAK PERNAH BERANJAK TUA

 

Jumat, 04 Juni 2010

Yakobus 1:2-12

ANGGAPLAH KEBAHAGIAAN

Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,

ia akan menerima mahkota kehidupan

(Yakobus 1:12)

S

eorang pendeta memasang tanda di pintunya: Jika Anda bermasalah, masuk dan ceritakanlah kepada saya masalah itu. Jika Anda tidak bermasalah, masuk dan ceritakanlah kepada saya bagaimana Anda menghindarinya.

Apa yang kita lakukan saat masalah datang tanpa pemberitahuan dan dengan intensitas besar? Yakobus mengatakan agar kita menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan, karena ujian tidak terjadi tanpa sebab. Ia berkata, Ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh (Yakobus 1:3,4). Dipersenjatai dengan pemahaman ini, doa kita akan berubah dari bertanya kepada Allah mengapa menjadi bersyukur kepada-Nya atas apa yang sedang Dia lakukan.

Setelah bertahan dalam banyak ujian dan menghadapi pergumulan baru berupa kanker, penulis Renungan Harian Joanie Yoder membagikan pemikirannya dalam surat: Saya telah menyerahkan masa depan saya pada kehendak Allah. Puji Tuhan, tak ada satu pun, bahkan kanker, dapat menghalangi kehendak-Nya. Saya mungkin memiliki kanker, namun kanker tak memiliki saya. Hanya Allah yang memiliki saya. Karena itu, saya menghargai doa-doa Anda agar Kristus dimuliakan dalam tubuh saya, entah hidup atau mati.

Ujian tak dapat dihindari dan diduga, dan mereka datang dalam berbagai bentuk yang tak terbayangkan. Dengan menyadari bahwa Allah yang berdaulat akan menyertai kita dan menggunakan ujian untuk memperdalam kedewasaan kita, maka kita dapat menganggapnya kebahagiaan

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

KITA DAPAT BERTAHAN DI DALAM UJIAN HIDUP INI

KARENA ADA SUKACITA DI DALAM HIDUP YANG AKAN DATANG

 

Sabtu, 05 Juni 2010

Efesus 4:11-16

TUKANG YANG JENIUS

Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, ... pemberita-pemberita Injil ...

untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan

(Efesus 4:11,12)

A

yah mertua saya, Pete, adalah seorang yang jenius. Ia memang tidak mengembangkan teori ilmiah seperti Einstein. Ia jenius sebagai tukang. Coba tanyakan kepadanya tentang pemanas ruangan yang bermasalah atau bak cuci piring yang tersumbat. Ia akan dapat menentukan permasalahannya secara intuitif dan menemukan solusinya. Pada saat ipar-ipar saya datang berkunjung, maka pertemuan mereka bagaikan sebuah acara perbaikan rumah yang ditayangkan di TV. Saya kerap membuat catatan. Dengan memerhatikan Pete, saya menjadi diperlengkapi untuk melakukan perbaikan sendiri.

Di gereja, ada para pemimpin rohani yang tugasnya memperlengkapi kita bagi pelayanan. Dalam surat Paulus kepada jemaat Efesus, ia menulis tentang usaha memperlengkapi orang-orang untuk melayani (Efesus 4:11,12). Kata yang digunakan untuk memperlengkapi di sini adalah seperti kata untuk menggambarkan murid-murid Yesus yang sedang memperbaiki jaring mereka saat Yesus memanggil mereka ke dalam pelayanan (Markus 1:16-20). Selama tiga tahun, Yesus memperbaiki lubang pada jaring pelayanan mereka sehingga mereka dapat menjadi penjala manusia yang efektif (ayat 17).

Apabila Anda tidak tahu bagaimana caranya menemukan dan terlibat di dalam sebuah pelayanan, perhatikanlah orang-orang yang dapat menunjukkan kepada Anda bagaimana hal itu dilakukan. Perhatikan cara mereka menggunakan Alkitab, berdoa, dan bekerja dengan orang-orang. Anda akan segera menemukan bahwa Tuhan menggunakan Anda lebih efektif dalam hidup orang lain. Anda hanya perlu diperlengkapi

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

 

Minggu, 06 Juni 2010

Mazmur 27

MENGHADAPI MUSUH

Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku

(Mazmur 27:3)

S

emasa Perang Saudara Amerika Serikat, meletuslah sebuah pertempuran yang sengit di dekat Moorefield, Virginia Barat. Karena terletak di dekat di garis musuh, maka kota tersebut dikendalikan secara bergantian oleh pasukan Serikat dan pasukan Konfederasi.

Di pusat kota itu, tinggallah seorang wanita yang sudah tua. Menurut kesaksian seorang pendeta Presbiterian, pada suatu pagi beberapa tentara musuh menggedor pintu rumah wanita tersebut dan menuntut agar mereka disediakan makan pagi. Ia kemudian mengajak mereka masuk dan berkata bahwa ia akan menyiapkan sesuatu bagi mereka.

Ketika makanan telah siap, ia berkata, Saya biasa membaca Alkitab dan berdoa sebelum makan pagi. Saya harap kalian tidak keberatan mengikuti kebiasaan saya. Mereka pun setuju. Kemudian ia mengambil Alkitabnya, membukanya secara acak, dan mulai membaca Mazmur 27. Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? (ayat 1). Ia membacanya terus hingga ayat terakhir: Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! (ayat 14). Setelah selesai membaca, ia berkata, Marilah kita berdoa. Ketika ia sedang berdoa, ia mendengar suara para tentara itu mondar-mandir di dalam ruangan rumahnya. Pada saat ia berkata amin dan mengangkat kepala, ternyata para tentara itu sudah pergi dari situ.

Renungkanlah Mazmur 27. Jika Anda sedang menghadapi musuh, Allah akan menggunakan firman-Nya untuk menolong Anda

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

IZINKANLAH KETAKUTAN MEMBAWA ANDA

KEPADA BAPA SURGAWI

 

 

Senin,07 Juni 2010

Yohanes 3:22-36

DI ATAS SEGALANYA

Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya (Yohanes 3:31)

P

ada pertengahan tahun 1800-an, Ralph Waldo Emerson menjadi pemimpin gerakan filsafat yang dikenal dengan sebutan "transendentalisme". Gerakan tersebut mengatakan bahwa kebenaran berasal dari pemahaman pribadi. Emerson menulis, "Dengan meyakini pikiran Anda sendiri, percaya bahwa apa yang benar bagi Anda dalam hati Anda itu benar bagi semua manusia—maka itulah yang disebut jenius."

Sayangnya, kesalahan cara berpikir tersebut menjadi berakar, sehingga pemikiran pribadi tentang Allah menggantikan pemikiran dan pernyataan Allah tentang diri-Nya sendiri. Di dalam kitab Yesaya Tuhan berkata demikian, "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" (55:9).

Salah satu penulis lagu Israel kuno menyatakan kebesaran Allah demikian: "Sesungguhnya aku tahu, bahwa Tuhan itu mahabesar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. Tuhan melakukan apa yang dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya" (Mazmur 135:5,6).

Yesus, gambaran Allah yang tak terlihat, adalah sumber segala kebenaran (Kolose 1:15-19). Yohanes Pembaptis berkata tentang Dia demikian: "Siapa yang datang dari surga adalah di atas semuanya" (Yohanes 3:31).

Hanya Allah pencipta segalanya yang layak disebut transenden, yakni mengatasi dan melampaui segala hal. Berkebalikan dengan kesimpulan Emerson, kebenaran berasal dari atas, bukan dari dalam

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

ORANG YANG MENGABAIKAN PENCIPTANYA BUKANLAH ORANG JENIUS

 

Selasa, 08 Juni 2010

Mazmur 118

SEMOGA MENYENANGKAN!

Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

(Mazmur 118:24)

S

uatu hari saya berada di sebuah toko yang nyaman, mengantre di belakang pria yang sedang membayar belanjaannya. Ketika ia selesai membayar, sang kasir mengantar kepergiannya dengan ucapan riang, "Semoga hari Anda menyenangkan!"

Namun, yang mengejutkan sang kasir (dan saya), pria tersebut malah marah-marah. "Ini adalah hari yang terburuk dalam hidupku," teriaknya. "Bagaimana mungkin hariku menyenangkan?" Dan setelah berkata begitu, pria itu bergegas keluar.

Saya memahami kejengkelan pria itu, karena saya sendiri pun pernah mengalami hari yang "buruk" di luar kendali saya. Bagaimana mungkin hari saya menyenangkan, tanya saya pada diri sendiri, apabila hari itu di luar kendali saya? Lalu saya teringat kata-kata ini: "Inilah hari yang dijadikan Tuhan" (Mazmur 118:24).

Tuhan telah menjadikan hari demi hari, dan Bapa akan menunjukkan kekuatan-Nya bagi saya. Ia memegang kendali atas semua hal dalam sehari ini, bahkan kesulitan yang menimpa saya. Semua peristiwa telah disaring melalui hikmat dan kasih-Nya, dan semua itu merupakan peluang bagi saya untuk bertumbuh di dalam iman. "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" (ayat 1). "Tuhan di pihakku. Aku tidak akan takut" (ayat 6).

Kini, apabila orang mengantar kepergian saya dengan berkata, "Semoga hari Anda menyenangkan," saya akan menjawab, "Itu di luar kendali saya, tetapi saya dapat bersyukur atas apa pun yang saya alami, dan saya bersukacita karena hari ini adalah hari yang dijadikan Tuhan"

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

SEBUAH SENYUMAN ADALAH LENGKUNGAN DI BIBIR

YANG DAPAT MELURUSKAN BERBAGAI HAL

 

Rabu, 09 Juni 2010

Matius 26:36-46

JALAN-NYA

Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku,

tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki

(Matius 26:39)

S

ebuah pertanyaan mengenai judul sebuah pujian membuat saya teringat lagu kuno yang indah, yang saya nyanyikan saat bertumbuh di gereja. Nyanyian itu berjudul Biarlah Kehendak-Nya yang Terjadi dalam Hidupmu. Refrein lagu itu berbunyi: Kuasa-Nya dapat membuatmu menjadi engkau yang seharusnya; Darah-Nya dapat menyucikan hati dan memerdekakanmu; Kasih-Nya dapat memenuhi jiwamu, dan akan kaulihat hal yang terbaik adalah ketika kehendak-Nya yang terjadi dalam hidupmu.

Bahkan ketika kita tahu bahwa jalan Allah adalah yang terbaik bagi kita, kita mungkin masih bergumul untuk mematuhi-Nya. Ketika Kristus Juruselamat kita menghadapi kenyataan mengerikan menanggung dosa-dosa kita di kayu salib, Dia sangat menderita dalam doa-Nya, Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39). Yesus, yang hidup untuk melakukan kehendak Bapa-Nya, bergumul dan berdoa, kemudian mematuhi dengan rela. Dan Dia dapat menolong kita saat bergumul dengan pilihan sukar dalam hidup kita.

C.S. Lewis menulis: Pada akhirnya hanya ada dua macam orang: orang-orang yang berkata pada Allah, Jadilah kehendak-Mu, dan orang-orang yang kepadanya Allah berkata, pada akhirnya, Jadilah kehendakmu. Jika kita senantiasa memilih jalan kita sendiri, akhirnya Dia akan membiarkan kita menderita sebagai akibatnya.

Yang terbaik adalah berserah kepada Allah sekarang. Jika kita melakukannya, kita akan mendapat jaminan bahwa jalan-Nya adalah yang terbaik bagi kita

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

ADA KEMENANGAN DALAM PENYERAHAN

JIKA PENAKLUKNYA ADALAH KRISTUS

 

Kamis, 10 Juni 2010

2Korintus 3:1-6

MONUMEN YANG HIDUP

Kamu adalah surat Kristus, ... ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup,

bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia

(2Korintus 3:3)

S

aya telah melihat beberapa laporan terkini mengenai usaha menghilangkan monumen-monumen yang mencantumkan Sepuluh Perintah Allah dari tempat-tempat umum di AS. Hal ini patut disesalkan karena monumen-monumen itu merupakan peringatan atas kebenaran, dan kebenaran meninggikan derajat bangsa (Amsal 14:34). Saya percaya bahwa pemindahan tugu-tugu peringatan ini mencerminkan dasar moral kita yang mulai runtuh.

Bagaimanapun, ada satu monumen kebenaran kekal, yang tak dapat dihilangkan, yaitu kebenaran Kristus yang dituliskan di hati manusia oleh Roh Allah (2Korintus 3:3).

Orang-orang yang menyimpan perintah Allah di dalam hati mereka akan mengasihi Allah dengan segenap akal budi, jiwa, dan kekuatan mereka. Mereka menunjukkan kasih ini kepada dunia melalui sikap penuh hormat terhadap orangtua, kesetiaan dalam kehidupan pernikahan, dan integritas di dalam pekerjaan mereka. Mereka menghargai kehidupan umat manusia dan memperlakukan orang lain dengan bermartabat dan penuh hormat. Mereka tidak mengatakan hal-hal buruk mengenai orang lain, tak peduli berapa banyak hal buruk yang telah dilakukan orang lain terhadap mereka. Mereka merasa puas dengan Allah serta dengan apa yang diberikan-Nya bagi mereka, dan mereka tak menginginkan hal lain. Inilah tanda-tanda lahiriah bahwa hukum Allah hidup, tertulis di dalam hati kita dengan Roh dari Allah yang hidup (ayat 3).

Anda dan saya adalah monumen anugerah Allah yang hidup. Kita harus berdiri tegak. Dunia mengamati kita

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

HUKUM ALLAH YANG TERTULIS DI HATI KITA

TAKKAN PERNAH DAPAT DIHILANGKAN DARI TEMPAT UMUM

 

Jumat, 11 Juni 2010

1Korintus 2

TULI ROHANI

Manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah,

karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan

(1Korintus 2:14)

S

ebagian orang menderita gangguan pendengaran yang aneh—mereka dapat mendengar suara, namun tidak mampu memahami kata-kata. Mereka tidak mengalami masalah saat mendengarkan kicauan burung atau suara detik jam, namun mereka tidak memahami kata-kata, seolah itu adalah bahasa asing. Gangguan pendengaran itu sumber masalahnya tidak pada telinga, tetapi berakar dari cedera di otak.

Ada juga penyakit tuli rohani yang memengaruhi banyak orang. Karena hati yang penuh dosa, mereka yang tidak beriman kepada Kristus dapat membaca Alkitab dan mendengar pengajaran firman Allah. Namun, pesan-pesan rohani ini mereka anggap sebagai suatu kebodohan (1 Korintus 2:14).

Ini menerangkan mengapa sebagian orang menghargai Alkitab sebagai karya sastra, sejarah yang dapat dipercaya, dan sebagai sumber standar moral yang tinggi, namun mereka gagal memahami pesan rohaninya. Mereka tidak menangkap arti penting apa yang dikatakan Alkitab tentang Kristus—kematian-Nya di kayu salib bagi dosa-dosa kita, kebangkitan-Nya, dan pelayanan-Nya kini menjadi perantara kita di surga. Berbagai kebenaran seperti ini tidaklah masuk akal bagi mereka.

Saat Anda membaca Alkitab, apakah Anda "mendengar" apa yang dikatakannya? Jika tidak, mohonlah kepada Allah supaya Dia membukakan pemahaman Anda terhadap apa yang dikatakan Alkitab tentang Yesus. Percayalah kepada-Nya sebagai Juruselamat pribadi Anda dan alamilah kelahiran rohani. Itulah obat bagi tuli rohani

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

KUNCI UNTUK MEMAHAMI FIRMAN YANG TERTULIS

ADALAH MENGENAL FIRMAN YANG HIDUP

 

Sabtu, 12 Juni 2010

Wahyu 21:14-21

ASPAL SURGA

Jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening

(Wahyu 21:21)

C

erita ini mengisahkan tentang seorang penambang yang menemukan emas dan membawa-bawa tasnya yang penuh dengan batangan emas ke mana-mana. Suatu hari ia meninggal dan menuju surga, sambil masih membawa batangan emasnya yang berharga. Setibanya di surga, seorang malaikat bertanya mengapa ia membawa aspal. "Ini bukan aspal," jelasnya, "ini emas." Sang malaikat menanggapi perkataannya dengan berkata, "Di bumi, benda itu memang disebut emas, tetapi di sini, di surga, kami memakainya untuk mengeraskan jalan-jalan."

Ini memang cuma lelucon. Namun, cerita ini mengajak kita untuk berpikir tentang apa yang kita anggap berharga, dan apa yang benar-benar berharga bagi Allah.

Dalam Wahyu 21, saya paling terkesan terhadap penggambaran tentang jalan-jalan di surga yang adalah "emas murni bagaikan kaca bening" (ayat 21). Di dunia, kita menilai emas sebagai logam yang paling berharga dan menjadikannya sebagai harta milik kita yang paling berharga. Namun di surga, kita berjalan di atas emas. Sungguh kontras!

Benda yang kita angap berharga di bumi ini, tidak dinilai tinggi di surga—itu adalah barang-barang tak perlu yang kita beli dan kumpulkan, saham dan rekening bank, kekaguman dan kemasyhuran. Ketika tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada bumi, nilai apakah yang masih tertinggal pada barang-barang tersebut?

Harta benda duniawi sifatnya hanya sementara. Ingat, kekayaan kita yang sejati ada di surga

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

MEREKA YANG MENYIMPAN HARTA DI SURGA

ADALAH ORANG-ORANG TERKAYA DI BUMI

 

Minggu, 13 Juni 2010

Roma 12:3-16

TERSENTUH ORANG ASING

Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara

(Roma 12:10)

M

arsha Burgess benar-benar orang asing bagi kami, sehingga kami sangat tersentuh oleh surat yang ia kirimkan. Ia mengenal ibu suami saya, Carl, yang baru saja meninggal. Ia sering melihat ibu mertua saya itu ketika mengunjungi ibunya sendiri di panti jompo setempat.

Maka ketika Carl kehilangan ibunya, Marsha menyisihkan waktu untuk berbagi kenangannya dengan kami. Ia menutup suratnya dengan kata-kata demikian: "Ibu Anda selalu tersenyum lebar dan ia selalu senang melihat kami. Betapa indahnya memiliki kenangan seperti ini! Kami mengasihi ibu Anda. Kami tidak akan pernah melupakannya." Marsha adalah seorang kristiani, dan kata-katanya membawa penghiburan di tengah-tengah suasana dukacita yang masih kami rasakan. Surat yang ia tulis secara khusus itu mengingatkan kami akan sukacita sebagai bagian dari tubuh Kristus (Roma 12:5).

Setiap orang percaya telah diberi karunia khusus oleh Allah untuk membangun orang lain—bernubuat, melayani, mengajar, menasihati, berbagi, memimpin, dan menunjukkan kemurahan (ayat 6-8). Namun kita semua harus "saling mengasihi sebagai saudara" (ayat 10) dan bersukacita dengan orang yang bersukacita, serta menangis dengan orang yang menangis (ayat 15).

Kadang-kadang kita ragu untuk menjangkau orang yang tidak kita kenal. Kita bertanya-tanya apakah tindakan itu pantas dilakukan atau apakah hal itu berarti bagi orang tersebut. Tetapi surat dari Marsha mengingatkan kita betapa besar arti sentuhan dari orang asing

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

KESEMPATAN UNTUK BERBAIK HATI

TIDAK PERNAH SULIT UNTUK DITEMUKAN

 

Senin, 14 Juni 2010

Lukas 14:7-14

SAYA BAYAR KEMUDIAN

Engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar

(Lukas 14:14)

D

iandaikan seorang atasan berkata kepada seorang karyawannya, "Kami sangat menghargai apa yang Anda lakukan di sini, namun kami memutuskan untuk mengubah cara menggaji Anda. Mulai hari ini, kami akan membayar nanti setelah Anda pensiun." Apakah karyawan ini akan melompat kegirangan? Tentu tidak. Bukan hal seperti itu yang berlaku di dunia ini. Kita menginginkan pembayaran sekarang, atau setidaknya setiap tanggal satu.

Tahukah Anda bahwa Allah berjanji untuk "membayar" kita kemudian—jauh ke depan? Dan Dia meminta kita bergirang karenanya!

Yesus berpendapat bahwa upah terakhir kita atas hal-hal baik yang kita lakukan di dalam nama-Nya diberikan setelah kita mati. Dalam Lukas 14, Yesus berkata bahwa jika kita memedulikan orang miskin, orang lumpuh, dan orang buta, upah kita atas perbuatan baik ini akan diberikan pada hari kebangkitan orang-orang benar (Lukas 14:14). Dia juga mengatakan bahwa bila kita dianiaya, hendaknya "Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upah [kita] besar di surga" (6:22,23). Tuhan tentu mengaruniakan kenyamanan, kasih, dan bimbingan pada hari ini, tetapi sesuatu yang indah, yang telah Dia rencanakan bagi kita, tersedia di masa depan!

Hal itu mungkin tidak seperti yang kita rencanakan; kita tidak suka menunggu-nunggu. Tetapi, bayangkan betapa mulianya saat itu kelak, yaitu saat kita mendapatkan upah kita di hadirat Yesus. Betapa agungnya waktu yang akan kita miliki saat kita menikmati apa yang telah Allah sediakan bagi kita kelak

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

APA YANG DILAKUKAN BAGI KRISTUS DALAM KEHIDUPAN INI

UPAHNYA AKAN DIDAPAT PADA KEHIDUPAN YANG AKAN DATANG

 

Selasa, 15 Juni 2010

Filipi 2:12-16

GENERASI BENGKOK HATI

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda ... di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini

(Filipi 2:14,15)

A

nda dapat menyebut generasi masa kini sebagai "angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat", seperti gambaran Paulus tentang generasi pada zamannya dalam Filipi 2:15. Bahkan Musa pun memahami apa yang dikatakan Paulus ketika ia berkata tentang bangsa Israel yang, "berlaku busuk terhadap Dia, mereka yang bukan lagi anak-anak-Nya, yang merupakan noda, suatu angkatan yang bengkok dan belat-belit" (Ulangan 32:5).

Kebengkokan di sini mengacu pada sarana yang dipakai orang untuk meraih tujuan. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jalan singkat menuju kesuksesan dipuji-puji. Sebagian orang bahkan membanggakan bagaimana mereka berkelit dari jeratan hukum.

Kesesatan mengacu pada cara seseorang memutarbalikkan kebenaran. Misalnya, saya pernah mendengar cerita tentang tiga anak remaja yang ingin mengakhiri sewa tempat mereka di sebuah asrama remaja, jauh sebelum waktu keberangkatan mereka yang seharusnya. Mereka bersikeras agar sang pengelola asrama mengembalikan uang titipan yang sebenarnya tidak dapat dikembalikan. Ketika si pengelola asrama akhirnya menyerah dan ketiga remaja itu bersiap-siap untuk keluar, mereka berkata kepada tamu asrama lain bahwa mereka telah diusir.

Kita mungkin terkadang sakit hati oleh tingkah laku yang bengkok dan pemikiran sesat orang lain. Namun, kita dipanggil untuk "tiada beraib dan tiada bernoda", dan untuk "bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (Filipi 2:15). Mari kita tunjukkan cara hidup yang berbeda kepada dunia

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

JALAN YANG LURUS DAN SEMPIT ADALAH JALAN ALLAH

BAGI GENERASI YANG BENGKOK HATINYA

 

Rabu, 16 Juni 2010

Keluaran 22:21-27

MILIKILAH PERASAAN

Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang asing,

sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir

(Keluaran 22:21)

O

rang yang kurang berperasaan terhadap orang lain bagaikan udara dingin yang bertiup menggantikan udara hangat saat musim dingin. Anda lebih suka melihat kepergiannya daripada kedatangannya. Misalnya seorang pemilik rumah yang memperlakukan loper koran seperti hama. Ia menganggap seolah-olah pemuda itulah yang berada di balik berita buruk yang mendarat di beranda rumahnya setiap hari. Terkadang memang ada tindakannya yang menjengkelkan. Mungkin ketidakpuasan sang pemilik rumah memang beralasan. Namun, tidak ramah terhadap orang yang lebih lemah atau yang tingkat sosial-ekonominya rendah tidak dapat dibenarkan.

Allah menjelaskan begitu gamblang kepada bangsa Israel kuno ketika meminta mereka memperlakukan orang-orang yang tingkat sosialnya lebih rendah, sama seperti mereka memperlakukan diri sendiri. Dia mengingatkan bangsa pilihan-Nya karena mereka pun pernah menjadi orang asing di negeri orang. Jadi, mereka seharusnya tahu bagaimana rasanya bekerja di bawah orang-orang yang tidak menunjukkan simpati sedikit pun (Keluaran 22:21).

Orang kristiani memiliki tanggung jawab yang sama terhadap orang miskin dan tertindas seperti yang pernah dialami oleh bangsa Israel. Kita mungkin menyanggah dengan berkata bahwa jika kita tidak memerhatikan diri sendiri, tak ada seorang pun yang akan memerhatikan kita. Akan tetapi, Allah meminta kita untuk mengasihi sesama. Dia juga mengingatkan bahwa jika kita lupa bagaimana rasanya berada di dasar, berarti kita tidak cocok lagi berada di atas

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

KETIKA YESUS MENGUBAH HATI ANDA

DIA MEMBERI ANDA HATI UNTUK SESAMA

 

Kamis, 17 Juni 2010

Mazmur 130

DIAMPUNI

Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang

(Mazmur 130:4)

A

llah memang benar-benar Pribadi yang berbahaya, karena kita adalah orang berdosa sedangkan Dia adalah Pribadi yang kudus. Dosa tak dapat lagi bertahan di hadapan Allah, sama seperti kegelapan akan sirna pada saat cahaya bersinar. Berdiri dalam pembenaran diri di hadapan-Nya sama artinya dengan mengundang kehancuran bagi kita. Sang pemazmur menulis, Jika Engkau, ya Tuhan, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? (Mazmur 130:3).

Pada sebuah pemakaman yang tidak jauh dari kota New York, ada sebuah batu nisan yang berpahatkan sebuah kata: Diampuni. Pesan yang tertulis di situ begitu sederhana dan tak dibubuhi apa pun. Tidak ada tanggal lahir, tanggal kematian, ataupun tulisan lain pada batu nisan tersebut. Namun, itulah kata paling hebat yang dapat diberikan kepada seseorang, atau yang dapat dituliskan pada batu nisan.

Sang penulis lagu mengatakan, Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang (ayat 4). Refrein lagu itu bergema dalam Perjanjian Lama dan Baru. Allah dihormati dan disembah karena hanya Dia yang sanggup membersihkan kesalahan kita.

Jika Allah tak dapat mengampuni kita, kita hanya dapat lari dari-Nya dalam ketakutan. Namun Allah yang kekudusan-Nya menakutkan bagi kita adalah Allah yang menebus kita melalui Kristus. Allah yang berbahaya ini menawarkan pengampunan untuk semua dosa kita.

Sudahkah Anda diampuni?

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

DOSA MENDATANGKAN HUKUMAN

PENGAKUAN DOSA MENJAMIN ADANYA PENGAMPUNAN

 

Jumat, 18 Juni 2010

Mazmur 71:14-24

MAKIN TUA, MAKIN DEWASA

Sampai masa tuaku dan putih rambutku, ya Allah, janganlah meninggalkan aku,

supaya aku memberitakan kuasa-Mu kepada angkatan ini

(Mazmur 71:18)

U

sia tua adalah masa di mana kita dapat melakukan pembentukan-jiwa, demikian kata orang-orang Quaker. Kita dapat memusatkan perhatian untuk mengenal Allah dengan lebih baik dan melatih karakter yang membuat kita semakin menyerupai Dia. Usia melemahkan kekuatan dan tenaga kita, serta merenggut kesibukan kita. Itulah cara yang digunakan Allah untuk memperlambat langkah kita, sehingga kita memiliki lebih banyak waktu untuk Dia. Kita dapat lebih dalam memi-kirkan tentang kehidupan, diri kita sendiri, dan orang lain.

Perubahan adalah suatu hal yang tak dapat dihindari dalam hidup. Setiap menit kita dibentuk dalam langkah hidup kita. Setiap pikiran, keputusan, tindakan, emosi, respons, membentuk kita menjadi orang tertentu. Kita dapat semakin menyerupai Kristus atau justru menjauh dari Dia dan akhirnya sekadar menjadi karikatur dari pribadi yang dimaksudkan Allah bagi kita.

Kita memang kehilangan beberapa hal pada saat usia kita semakin bertambah: kekuatan fisik, kecekatan, kegesitan. Akan tetapi, cobalah Anda pikirkan ketenangan yang diberikan oleh Tuhan, kedamaian yang ditinggalkan-Nya bagi kita, keselamatan yang disediakan-Nya bagi kita, dan kesetiaan-Nya kepada kita (Mazmur 17:15).

Usia lanjut adalah saat yang paling baik untuk bertumbuh dalam kasih karunia dan kesalehan, dalam kekuatan batiniah dan kecantikan karakter. Rambut putih, kata orang bijak, adalah mahkota indah, yang diperoleh pada jalan kebenaran (Amsal 16:31)

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

MENJADI DEWASA DIKATAKAN PADA ANAK MUDA

MENJADI TUA DENGAN PENUH KASIH KARUNIA DIKATAKAN SAAT SUDAH TUA

 

Sabtu, 19 Juni 2010

Amsal 18:14-24

SAHABAT SAMPAI AKHIR

Ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara

(Amsal 18:24)

L

azimnya di sekolah kedokteran, para mahasiswa telah dilatih untuk menolong pasien agar tetap hidup, sementara itu mereka diberi sedikit instruksi untuk membantu pasien menghadapi kematian. Namun, hal ini berubah dengan ditambahnya mata kuliah tentang pendampingan orang yang mendekati ajal. Kini para dokter diajari bahwa apabila mereka telah mengerahkan seluruh kemampuan medis tetapi tidak menghasilkan kesembuhan, mereka harus memanfaatkan kesempatan untuk mendampingi pasien yang sekarat dengan penuh belas kasih dan menjadi sahabat baginya.

Kematian menakutkan sebagian be-sar kita dan membuat kita merasa canggung menghadapi seorang pasien yang sudah sekarat. Namun, kesempatan terbesar kita untuk menolong seseorang dalam nama Yesus dapat datang selama hari-hari terakhirnya di dunia ini.

Alkitab berbicara tentang persahabatan yang tidak memiliki batasan. Orang bijak berkata, "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu" (Amsal 17:17). Dan "ada juga sahabat yang lebih karib daripada seorang saudara" (Amsal 18:24). Yesus berkata, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yohanes 15:13).

Yesus adalah Tabib kita Yang Agung sekaligus Sahabat kita. Dia berjanji tidak akan meninggalkan ataupun mengabaikan kita (Ibrani 13:5). Dia meminta kita untuk mendampingi sahabat dan keluarga kita di dalam nama-Nya, saat mereka hampir sampai di pengujung perjalanan mereka di dunia. Inilah yang akan dilakukan seorang sahabat sejati

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

SEORANG SAHABAT SEJATI AKAN SETIA SAMPAI AKHIR

 

Minggu, 20 Juni 2010

2Korintus 3:7-18

PENGLIHATAN YANG MENGUBAH

Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh,

maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar

(2Korintus 3:18)

D

alam salah satu versi mitos kisah Raja Arthur, diceritakan raja muda itu sedang bersembunyi di atas sebuah pohon. Ia merasa gelisah menunggu tunangannya. Setelah jatuh dari pohon, ia merasa harus menjelaskan tentang dirinya kepada sang putri. Jadi, ia menceritakan kembali kisah bagaimana ia secara misterius berhasil menarik sebuah pedang dari sebongkah batu, sehingga ia diangkat menjadi raja.

"Begitulah aku menjadi raja," kata Arthur. "Aku tidak pernah bercita-cita jadi raja. Tapi sekarang aku sudah menjadi raja, dan aku tidak nyaman dengan mahkota yang kupakai—sampai aku jatuh dari pohon dan melihatmu. Mendadak, untuk pertama kalinya aku merasa bahwa aku menjadi raja. Aku senang menjadi raja. Dan yang paling mengherankan, aku ingin menjadi raja yang terbijak, paling berani, dan paling agung daripada semua raja mana pun." Hanya dengan memandang orang yang dicintainya, karakter dan tujuannya pun berubah.

Saat kita bercermin pada Pribadi yang kita kasihi, yaitu Tuhan Yesus, kita pun berubah. Paulus menulis, "Kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar" (2 Korintus 3:18).

Dengan memandang Tuhan di halaman-halaman Kitab Suci, dan dengan berserah kepada Roh Kudus, kita akan menjadi pribadi yang berbeda. Kita ingin semakin menyerupai Dia. Dan hasrat kita yang terbesar adalah untuk menyenangkan-Nya

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

HANYA YESUS YANG DAPAT MENGUBAH HIDUP ANDA

 

Senin, 21 Juni 2010

Mazmur 119:65-72

BATU DI DASAR JURANG

Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu

(Mazmur 119:71)

S

aat itu saya berusia awal tiga puluhan. Saya menjadi seorang istri dan ibu yang penuh pengabdian serta seorang pekerja kristiani mendampingi suami saya. Namun, saya menemukan diri saya berada di dalam sebuah perjalanan yang pasti tak mau dijalani siapa punperjalanan menurun. Saya menuju suatu kehancuran yang dihindari oleh sebagian besar dari kita, yaitu hancurnya sikap terus menerus mengandalkan pada diri sendiri.

Tetapi akhirnya saya mengalami kelegaan yang aneh setelah jatuh ke atas batu di dasar jurang. Di sana saya menemukan sesuatu yang tak terduga. Batu tempat saya terjatuh tidak lain adalah Kristus sendiri. Dengan berserah hanya kepada-Nya, saya berada pada posisi untuk membangun kembali sisa hidup saya, kali ini sebagai seseorang yang bergantung pada Allah, bukan sebagai seseorang yang bergantung pada diri sendiri. Pengalaman di dasar jurang itu menjadi sebuah titik perubahan dan salah satu perkembangan rohani yang paling penting dalam hidup saya.

Banyak orang merasa sama sekali tidak rohani ketika jatuh ke dasar jurang. Penderitaan mereka kerap kali diperkuat oleh orang-orang kristiani yang berpandangan sangat sempit terhadap apa yang sedang dialami oleh sang penderita, dan mengapa hal itu terjadi. Namun, Bapa surgawi kita gembira akan hasil yang ingin Dia capai dari proses yang menyakitkan itu.

Seseorang yang mengetahui rahasia hidup yang bergantung kepada Allah dapat berkata demikian, Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu (Mazmur 119:71)

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

SAAT SEORANG KRISTIANI JATUH KE BATU DI DASAR JURANG

IA AKAN MENEMUKAN BAHWA KRISTUS ADALAH DASAR YANG TEGUH

 

Selasa, 22 Juni 2010

Yohanes 15:18-27

BILA KASIH DIBALAS BENCI

[Yesus berkata], Jikalau dunia membenci kamu,

ingatkah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu

(Yohanes 15:18)

J

ika ada satu hal yang menjadi ciri khas orang-orang yang percaya kepada Yesus, maka hal itu adalah kasih. Kata kasih muncul di dalam Kitab Suci lebih dari 500 kali. Inti dari Injil adalah kasih, sebagaimana yang kita lihat di dalam Yohanes 3:16. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini .... Surat 1 Yohanes 3:16 menjelaskan lebih lanjut: Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.

Orang kristiani harus melayani satu sama lain di dalam kasih (Galatia 5:13), mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri (Galatia 5:14), hidup di dalam kasih (Efesus 5:2), dan mengasihi dengan perbuatan serta di dalam kebenaran (1Yohanes 3:18).

Jadi, jika Yesus dan para pengikut-Nya adalah kasih, mengapa sebagian orang senang membenci kita? Dan berdasarkan sebuah perkiraan, mengapa ada 200 juta orang percaya yang dianiaya di dunia saat ini?

Yesus memberitahukan alasannya kepada kita. Dia berkata kepada murid-murid-Nya, Barang siapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak tampak (Yohanes 3:20). Yesuslah Terang itu. Saat Dia berjalan di muka bumi ini, orang-orang membenci-Nya karena Dia menyingkapkan kegelapan dosa mereka. Dan kita sekarang adalah terang-Nya di dunia ini (Matius 5:14); sehingga, dunia juga akan membenci kita (Yohanes 15:19).

Tugas kita adalah menjadi saluran kasih dan terang Allah, sekalipun kita dibenci sebagai balasannya

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

KASIH DIBALAS DENGAN KASIH ADALAH HAL YANG BIASA NAMUN

BENCI DIBALAS DENGAN KASIH ADALAH HAL YANG LUAR BIASA

 

Rabu, 23 Juni 2010

Roma 4:1-12

TIDAK BERUBAH

Kita yang dibenarkan karena iman,

kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus

(Roma 5:1)

K

ehidupan yang ada di sekitar kita berubah dengan sangat cepat. Bahkan di gereja, perubahan terjadi begitu cepat sehingga kita sulit mengikutinya.

Sebagai contoh, dengan alasan agar dapat berkomunikasi secara lebih efektif, orang-orang kristiani telah mengubah cara gereja dilangsungkan. Sekarang banyak orang percaya yang sudah terbiasa dengan gereja tanpa bangku panjang. Mereka terbiasa dengan ruang kebaktian tanpa buku kidung pujian, dan ringkasan khotbah serta lagu yang diproyeksikan ke layar lebar.

Orang-orang kristiani pun telah menyadari kebutuhan untuk mengubah metode penjangkauan kepada orang-orang nonkristiani dengan Injil Yesus. Gereja menggunakan liga olahraga untuk membawakan Injil kepada orang-orang di lingkungan mereka. Mereka membuka lumbung makanan untuk menjangkau orang-orang yang kurang berada. Mereka mengadakan pertemuan kelompok khusus bagi orang-orang yang bergumul dengan dukacita atau kecanduan.

Akan tetapi, tidak semuanya berubah. Dr. M.R. De Haan menulis di dalam edisi pertama Our Daily Bread di tahun 1956: Jika ada satu hal yang ditekankan oleh Paulus, maka hal itu adalah bahwa usaha kita tidak dapat digunakan untuk memperoleh atau mempertahankan keselamatan kita. Kita dibenarkan oleh iman, dan iman semata (Roma 4:5; 5:1).

Jenis dan metode penyembahan mungkin saja telah berubah. Akan tetapi, keselamatan hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Yesus semata. Hal itu tidak akan pernah berubah selamanya

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

DI DALAM DUNIA YANG SELALU BERUBAH

ANDA DAPAT MEMERCAYAI FIRMAN ALLAH YANG TIDAK BERUBAH

 

Kamis, 24 Juni 2010

Matius 20:1-16

GERUTU DAN OBATNYA

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong (1Korintus 13:4)

S

eorang pria yang mengalami gangguan jiwa selalu menjabat tangan pendetanya setiap kali kebaktian usai. Namun, ia kerap melontarkan komentar kritis demikian: Khotbah Anda terlalu panjang. Khotbah Anda membosankan. Anda terlalu banyak membicarakan diri sendiri. Karena merasa tertekan, sang pendeta menyampaikan hal ini kepada seorang diakon, yang menjawab, Oh, jangan mengkhawatirkan dia. Ia hanya mengulang apa yang didengarnya dari orang lain.

Menggerutu adalah dosa yang terlalu umum di antara orang-orang kristiani, dan sebagian dari mereka merupakan penggerutu kronis. Mereka terampil dalam menemukan kesalahan seseorang yang secara aktif berusaha untuk melayani Tuhan. Dan pasti kita semua pernah menggerutu.

Obat terbaik untuk kebiasaan dosa ini adalah kasih kristiani. Itu mudah diucapkan, namun sulit dilakukan. Pertama, kita harus secara sadar menginginkan apa yang terbaik dari Allah bagi setiap orang. Kasih ini sabar, ... murah hati; ia tidak cemburu .... Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (1Korintus 13:4,5). Lalu, ketika kita mengandalkan Tuhan, kita harus menerapkan sikap ini di dalam perbuatan.

Di kemudian hari, pada saat Anda ingin mencari-cari kesalahan seseorang, lawanlah dorongan itu dan berusahalah melakukan kebaikan bagi orang tersebut (Galatia 6:10). Lakukanlah hal ini dengan setia, dan pada saatnya nanti Anda akan sembuh dari sikap menggerutu

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

JANGANLAH MENCARI KESALAHAN CARILAH OBATNYA

 

Jumat, 25 Juni 2010

Efesus 5:1-10

HUMOR YANG SEHAT

Rupa-rupa kecemaran atau keserakahan disebut saja pun jangan di antara kamu, . . .

Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono

(Efesus 5:3,4)

S

ebagai seorang presiden, Abraham Lincoln menghadapi tekanan yang luar biasa semasa Perang Saudara Amerika Serikat. Tanpa humor, diragukan ia dapat memikul tekanan itu. Pada berbagai pertemuan kabinet, apabila suasana menjadi tegang, ia kerap menceritakan sebuah cerita lucu untuk menghilangkan ketegangan. Dengan menertawakan dirinya sendiri, ia tidak menjadi seorang yang defensif. Dan sebuah cerita baik yang sangat efektif kadang kala dapat melunakkan hati musuh.

Humor yang spontan mencerminkan cara Allah menciptakan manusia. Humor berguna bagi manusia secara fisik maupun emosional. Tawa dapat mencegah suasana yang tegang agar tidak berakhir dengan kata-kata pahit atau sakit hati.

Walaupun Yesus adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan (Yesaya 53:3), saya yakin Dia sering tertawa. Kadang kala Yesus menggunakan humor untuk menjelaskan sesuatu. Bayangkan seekor unta mencoba untuk masuk melalui lubang jarum! (Matius 19:24).

Namun, humor juga memiliki sisi yang buruk. Paulus menyebutnya sembrono dan hal itu jangan sampai mendapat tempat di dalam hidup seorang percaya (Efesus 5:4). Hal itu mempermalukan, merendahkan, dan mencemari mereka yang melontarkannya dan mereka yang mendengarnya.

Jadi, apakah yang kita tertawakan? Cerita macam apakah yang kita ceritakan kepada satu sama lain? Apakah Yesus akan tertawa bersama kita? Saya yakin Dia akan tertawa, jika humor itu sehat

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

DENGAN TERTAWA BERARTI ANDA

BENAR-BENAR MENJADI MANUSIA

 

Sabtu, 26 Juni 2010

Matius 11:25-30

TERJEBAK!

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati

(Matius 11:29)

S

eorang pria New York penjual buku dan majalah di jalanan dikeluarkan dari bawah tumpukan kertas di apartemennya setelah dua hari terjebak di sana. Koleksi surat kabar tua milik pria itu, yang ditumpuk di sepanjang dinding dan dari lantai hingga langit-langit, ambruk serta menguburnya hidup-hidup. Para petugas gawat darurat mengisi tumpukan kertas itu ke dalam 50 kantung plastik saat mereka menggali reruntuhan itu untuk menggapainya.

Kita tak memerlukan tumpukan surat kabar tua setinggi Gunung Everest untuk mengetahui bagaimana rasanya terjebak di bawah desakan pekerjaan kita dan tuntutan kerohanian. Namun, pandangan sekilas pada Juruselamat kita akan mengungkapkan ketenangan yang dalam pada diri-Nya. Dalam buku Tyranny of the Urgent, Charles E. Hummel menulis: Penantian dalam doa yang dilakukan Yesus untuk menantikan petunjuk dari Allah ... memberi-Nya pengertian akan arah, mempersiapkan langkah yang mantap, dan membuat Dia sanggup melakukan setiap tugas yang diberikan Allah.

Yesus mengundang orang yang letih lesu untuk datang kepada-Nya. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Matius 11:29).

Ketenangan yang datang bersama dengan keselamatan tidak dapat dicapai dengan usaha, namun harus diterima dengan iman. Di dalam Kristus kita juga dapat terlepas dari tirani urgensi yang membelenggu dan menyelesaikan semua tugas yang diberikan-Nya untuk dikerjakan

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

MENGIKUT YESUS AKAN MENGHILANGKAN KESIBUKAN DARI KEHIDUPAN

 

Minggu, 27 Juni 2010

Yohanes 9:1-11

BEKERJA DENGAN BIJAK

Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang

(Yohanes 9:4)

P

ada sebuah potret di tembok rumah saya, terlihat sebuah garu berkarat yang tersandar di sebuah tiang di sebuah kebun sayuran yang ditumbuhi ilalang dengan lebat. Saya mengambil foto itu beberapa bulan setelah ayah mertua saya meninggal dan tak ada seorang pun yang merawat kebun yang biasanya terpelihara dengan baik. Suatu sore, ia menyandarkan garunya di sebuah tiang, berjalan masuk rumah, dan tak pernah keluar lagi.

Potret itu mengatakan kepada saya dua hal mengenai pekerjaan: Pertama, saya harus melakukannya selagi masih bisa. Kedua, saya harus tetap terfokus pada pekerjaan itu dan tidak membuatnya lebih penting daripada yang sebenarnya. Karena waktu hidup saya terbatas, saya butuh hikmat dari Allah agar dapat memanfaatkan setiap waktu seperti yang seharusnya.

Ketika Yesus menyembuhkan seorang lelaki yang buta sejak lahir, Dia berkata kepada murid-murid-Nya, "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia" (Yohanes 9:4,5).

Saat Yesus mengerjakan "kebun" milik Bapa-Nya di bumi, Dia menunjukkan bagaimana bekerja dengan bijaksana, yaitu dengan menyeimbangkan antara kerja dan istirahat. Ia tidak pernah menganggap produktivitas lebih penting daripada doa, dan Dia tidak pernah terlalu sibuk dengan sebuah program sehingga tak sempat menolong sesama yang membutuhkan.

Tuhan, berilah kami hikmat untuk bekerja dengan setia selama hari masih siang

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

PEKERJAAN ADALAH BERKAT BILA

PEKERJAAN ITU MENJADI BERKAT BAGI SESAMA

 

Senin, 28 Juni 2008

Mazmur 77:2-16

DIKENAL ALLAH

Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya

(Mazmur 77:10)

K

etika mengunjungi makam para pahlawan yang gugur pada Perang Dunia I di Prancis, saya heran dengan banyaknya nisan yang hanya bertuliskan kata-kata berikut.

Tentara Perang Besar: Dikenal Allah

Makam itu dikelilingi oleh tiga sisi papan batu yang memuat 20.000 nama tentara yang mati dalam pertempuran tidak jauh dari tempat itu. Membayangkan betapa kesepiannya orang-orang yang tewas dalam perang dan kepedihan keluarga mereka yang berduka di rumah terasa sangat berat.

Dalam hidup kadang-kadang kita merasa dilupakan dan sendirian. Lalu kita berseru seperti pemazmur, "Untuk selamanyakah Tuhan menolak dan tidak kembali bermurah hati lagi? . . . Sudah lupakah Allah menaruh kasihan, atau ditutup-Nyakah rahmat-Nya karena murka-Nya?" (Mazmur 77:8,10).

Jawaban pemazmur atas perasaannya yang ditinggalkan datang ketika ia mengingat semua yang telah Allah kerjakan pada masa lampau, merenungkan karya-Nya yang ajaib, dan membicarakannya dengan orang lain (ayat 12,13).

Pada saat-saat yang paling gelap, kita dapat mengingat kata-kata Yesus: "Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga daripada banyak burung pipit" (Lukas 12:6,7).

Kita tidak pernah dilupakan Allah

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

DI SETIAP PADANG PENCOBAAN

ALLAH MENYEDIAKAN OASIS PENGHIBURAN

 

Selasa, 29 Juni 2008

Roma 15:23-33

BEGITULAH CARA KERJANYA

Bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa kepada Allah untuk aku

(Roma 15:30)

D

alam buku yang berjudul Dear Zoe, Max De Pree menulis, "Cara menyerahkan masalah kepada Tuhan adalah dengan meminta bantuan umat-Nya."

Sebelum terbang ke Eropa untuk urusan bisnis, Max mendapati putrinya hamil. Padahal, pernikahan putrinya sedang menghadapi masalah serius. Kesedihan bercampur sukacita memenuhi hati Max saat ia berdoa dan menyerahkan putrinya dalam pemeliharaan Tuhan.

Keesokan harinya, ia menceritakan kesedihannya kepada sahabatnya, David Hubbard, dan berkata bahwa perasaannya tidak enak saat akan pergi ke Eropa. Ia meminta bantuan David untuk terus menjalin kontak dengan putrinya, menelepon atau mengunjunginya jika perlu. David meyakinkan sahabatnya bahwa ia akan melakukannya. Max merasa lega, tetapi juga bingung. Katanya, "Mengapa saya merasa begitu lega saat memasrahkan putri saya ke dalam pengawasanmu. Tetapi saya tidak begitu lega saat semalam memasrahkannya ke tangan Allah?" Dengan lembut David menjelaskan bahwa memang demikian semestinya cara kerja tubuh Kristus.

Rasul Paulus sangat menyadari fakta tersebut. Saat menghadapi kemungkinan timbulnya tentangan yang muncul dari orang-orang yang tidak percaya di Yerusalem, ia meminta orang-orang kristiani di Roma untuk bergumul bersamanya dengan berdoa supaya ia diselamatkan dari orang-orang tidak percaya tersebut (Roma 15:30,31).

Ya Tuhan, semoga kami tidak terlalu merasa tinggi hati untuk memohon pertolongan-Mu dengan meminta bantuan dari anak-anak-Mu

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

BERTOLONG-TOLONGANLAH MENANGGUNG BEBANMU!

DEMIKIANLAH KAMU MEMENUHI HUKUM KRISTUS — Galatia 6:2

 

Rabu, 30 Juni 2008

Efesus 6:1-4

TOPI AYAH

Hormatilah ayahmu

(Efesus 6:2)

T

erjadi tragedi di tengah suatu perayaan. Hari itu adalah upacara pembukaan Olimpiade musim panas tahun 1992 di Barcelona. Satu per satu tim memasuki stadion dan berparade keliling lintasan di tengah sorak-sorai 65.000 penonton. Akan tetapi, di salah satu bagian stadion Olimpiade, terjadilah peristiwa yang mengejutkan dan menyedihkan pada saat Peter Karnaugh, ayah perenang AS, Ron Karnaugh, mendapat serangan jantung yang fatal.

Lima hari kemudian, Ron tampil untuk berlomba dengan memakai topi ayahnya, yang ia sisihkan dengan hati-hati sebelum perlombaan dimulai. Tetapi mengapa ia memakai topi itu? Ia melakukannya sebagai penghormatan kepada ayahnya yang ia gambarkan sebagai "sahabat terbaikku". Topi itu adalah topi yang dipakai ayahnya saat mereka memancing dan melakukan banyak hal bersama. Memakai topi itu adalah cara Ron untuk menghormati ayahnya karena telah mendampingi, menyemangati, dan mengarahkannya. Ketika Ron berenang, ia tidak didampingi ayahnya, namun ia terinspirasi oleh kenangan tentang ayahnya.

Ada berbagai cara untuk menghormati ayah kita, terutama seperti yang diperintahkan Kitab Suci kepada kita (Efesus 6:2). Salah satu caranya adalah dengan menghormati nilai-nilai yang diajarkan ayah kita, bahkan ketika ia sudah tidak lagi bersama-sama dengan kita.

Apakah yang dapat Anda lakukan bagi ayah Anda hari ini, untuk menunjukkan rasa hormat seperti yang dikatakan di dalam Alkitab?

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

AYAH TERBAIK TIDAK HANYA MEMBERI KITA KEHIDUPAN

TETAPI JUGA MENGAJARI KITA BAGAIMANA MENJALANI KEHIDUPAN

 

Tambahan 1

APA YANG TELAH ANDA LAKUKAN !

B

eberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari semarang sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si Pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.

" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si Pemuda.

"Oh... Saya mau ke Jakarta terus "connecting flight" ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua" jawab ibu itu.

" Wouw..... hebat sekali putra ibu" pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

" Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu?? Bagaimana dengan kakak-adik adik nya??" lanjut si pemuda bertanya.

Oh iya anak yang kedua " si Ibu bercerita :"Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang , yang keempat Kerja di Perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta , yang kelima menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke enam menjadi Dosen di Semarang.""

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke enam.

" terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??"si pemuda penasaran...

Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, " anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak". Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar nak"

Pemuda itu segera menyahut, "Maaf ya Bu..... kalau ibu agak kecewa dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses dipekerjaannya, sedang dia menjadi petani "??

Dengan tersenyum ibu itu menjawab, "Ooo ... tidak--tidak begitu nak........Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya itu, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani".

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

 

Hal terpenting adalah bukan SIAPA ANDA,

Tetapi apa yang TELAH ANDA LAKUKAN !

 

Tambahan 2

Antara Mbok Wek dan Yu Paing

J

anganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. (Ef. 4:29) Praaang! Terdengar bunyi piring pecah. Diikuti langkah kaki laki-laki yang berlari meninggalkan seorang ibu yang bersimpuh tersedu. "Duh Gusti, ampuni anakku! Ngger, Cah Bagus, taat sama orang tua!" Demikianlah cara Mbok Wek (begitu orang-orang sekampung memanggilnya) menanggapi kenakalan anak-anaknya: ia selalu mendaraskan kata-kata bagus yang berlawanan dengan kekurangajaran si anak. Ratapannya jadi lebih menyerupai sebuah doa.

Lain lagi dengan Yu Paing (bukan nama sebenarnya). Janda cerai yang mesti menanggung tujuh anak ini cenderung bermuka masam. Kalau anak-anaknya membuat masalah, tak ayal perkataan lucah langsung terlontar mencemari udara kampung kami.

Hasilnya? Setelah besar, anak-anak Mbok Wek menjadi "orang": ada yang insinyur, dokter spesialis, perwira polisi, pengusaha. Adapun anak-anak Yu Paing: yang perempuan terjerumus ke dalam pelacuran, yang laki-laki menjadi begundal jalanan.

Perkataan adalah "senjata" yang ampuh. Ia bisa dipakai untuk membangun, namun bisa pula disalahgunakan untuk menghancurkan orang. Karena itulah, saat membicarakan kehidupan baru yang semestinya dijalani oleh orang-orang yang telah ditebus, Paulus berbicara panjang lebar tentang pentingnya berkata-kata secara bijaksana.

Ya, sebagai orang Kristen, kita perlu mengekang lidah dan menjadi teladan dalam perkataan. Kalau hati kita telah diperbarui, semestinya perkataan kita juga diperbarui, karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

Persekutuan Oikumene Doa Telkomsel

Semoga memberi inspirasi! untuk menggapai target di bulan ini

- persekutuan doa Telkomsel jayapura

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

0 komentar: