CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 13 Januari 2010

Books (22)

07Jan2010 Miryam Dari Magdala

Miryam, seorang wanita pengusaha sutra yang sukses, memiliki keluarga yang bahagia. Suaminya, Yaakov, adalah seorang nelayan. Avram, putranya, juga seorang nelayan, serta Binyamin, masih bayi. Tinggal pula bersamanya, istri Avram, Rachel, yang tengah mengandung.

Namun, kehidupan bahagia bersama keluarga itu tidak berlangsung lama. Para prajurit Romawi yang dipimpin oleh Gaius telah merenggut nyawa seluruh anggota keluarganya. Bukan hanya itu, para prajurit romawi juga menghancurkan bisnis Miryam dengan membakar rumah dan perlengkapan usahanya.

Peristiwa inilah yang kemudian membawah Miryam menjumpai Raja Herodes untuk meminta keadilan. Namun, tampaknya, Herodes pun tidak dapat memberi keadilan yang ia harapkan. Suatu malam, Miryam terbaring di kedai Marisa – seorang penjaja jimat, dan ia berjanji kepada para dewa bahwa ia akan menyerahkan segala sesuatu serta menjadi apa saja, kalau para dewa itu mau menolongnya membalaskan kematian anggota keluarganya. Miryam putus asa karena keadilan yang diinginkan tak kunjung diraih, dan karenanya berpaling kepada dewa-dewa. Namun, yang ia dapati hanyalah hidup yang semakin tidak keruan.

Mengapa para prajurit romawi itu membunuh anggota keluarga Miryam dan menghancurkan bisnisnya? Lantas, apakah yang akan terjadi pada hidup Miryam selanjutnya? Sanggupkan ia mendapatkan keadilan dan bagaimana ia dapat kembali kepada Yang Mahakudus?

*Miryam dari Magdala merupakan sebuah Novel berlatar belakang sejarah pada zaman Yesus. Kisah kehidupan seorang tokoh di dalam Alkitab – Maria Magdalena, yang penuh suka derita dalam mencari keadilan, hingga kemudian berjumpa dengan Yesus, dan mengiring Dia hingga kayu salib. Di samping tokoh fiktif untuk menghidupkan cerita, tanpa mengurangi keakuratan catatan sejarah yang ada.

**Miryam dari Magdala, Angela Hunt, Gloria Graffa, 2009


Lost In Translation

02Mar2009

“Semua laki-laki sama saja,” bombardir Callie.

“Itu tidak adil,” suaminya, Greg, menentang. “Aku tidak seperti laki-laki yang lain. Aku kan punya kepribadian sendiri.”

“Tetapi lihatlah bagaimana tindakanmu.”

“Memang, aku bertindak seperti layaknya seorang laki-laki. Itu karena aku laki-laki. Tidak semuanya buruk. Kamu jatuh cinta kepadaku karena aku laki-laki. Kenapa sih kok kamu tiba-tiba bersikap negatif?”

Setiap pasangan pasti pernah bertengkar. Pasangan suami istri pernah saling tidak menyetujui, mereka mempertahankan pandangan masing-masing yang di anggap benar, dan mereka melakukan apa saja untuk membuktikan alasan-alasannya.

Meskipun begitu, yang mengejutkan saya adalah, setelah menangangi para pasangan lebih dari dua puluh lima tahun, apa yang kita pikir kita pertengkaran, sebenarnya itu bukan hal yang benar-benar kita pertengkaran.

Dan, apa masalah mendasar yang paling besar? Saya menyimpulkan sekurang-kurangnya 50% pertikaian antara suami dan istri pada dasarnya adalah tentang perbedaan gender. Saya juga mendapatkan kesimpulan lain : seandainya kita dapat memahami perbedaan-perbedaan ini, mungkin saja kita tidak akan terlalu sering bertengkar.

Itulah maksud saya menulis buku ini, menolong Anda lebih memahami pasangan Anda dan belajar untuk lebih menghargainya. Tujuan saya adalah memperbaiki hubungan Anda dengan suami atau istri Anda. Memahami perbedaan-perbedaan membuat kita bertoleransi terhadap pasangan kita.

Laki-laki dapat memahami jalan pikiran kaumnya, begitu pula dengan perempuan. Pada dasarnya hubungan gender benar-benar merupakan pengalaman lintas budaya. Laki-laki dan perempuan berpikir, merasakan, dan berkomunikasi secara berbeda. Kadang semuanya berbeda.

Perbedaan itu nyata. Dan, perbedaan itu memang benar untuk laki-laki dan perempuan pada umumnya. Tetapi, tak ada ciri-ciri yang menunjukkan sifat semua laki-laki atau semua perempuan. Kita semua memiliki kepribadian masing-masing. Masih banyak faktor lain selain faktor gender, faktor-faktor semacam genetika individu, susunan kelahiran, keteladanan, pengalaman masa kanak-kanak, pembelajaran, dan kepribadian yang saling berinteraksi, sehingga membuat kita menjadi pribadi yang sangat unik.

Dikutip dari Lost In Translation, Dr. Steve Stephens


Janji

08Feb2009

Sudah berapa banyak “buku pernikahan” yang diberikan kepada Anda atau yang Anda beli sejak Anda berdua menikah? I Promise You Forever akan membantu Anda berpikir dengan cara baru tentang cara mengembangkan pernikahan Anda.

Dalam buku ini, Gary Smalley, pakar pernikahan terkemuka di Amerika, memberikan solusi yang revolusioner bagi berbagai alasan yang menyebabkan gagalnya sebagian besar nasihat pernikahan. Kesimpulan barunya yang mengejutkan : Pernikahan-pernikahan yang hebat di bangun di atas landasan kepercayaan, bukan di atas landasan ketrampilan-ketrampilan perilaku yang kita belajar gunakan.

Setelah memberikan konseling kepada pasangan-pasangan menikah selama bertahun-tahun, Dr. Smalley menyadari bahwa tidaklah cukup kalau Anda hanya mempelajari bahasa kasih pasangan Anda, terampil dalam mencari jalan keluar konflik, mengendalikan emosi-emosi Anda, atau menjadi pakar di kamar tidur. Kecuali pasangan Anda cukup aman untuk membuka hatinya tanpa takut di hakimi, dikritik, disalahkan, atau ditolak; apapun yang Anda lakukan takkan efektif. Hanya ketika para pasangan merasa “aman” secara emosional itulah, mereka baru bisa benar-benar menjadi satu, seperti yang Allah kehendaki. Berdasarkan penelitian selama 10 tahun, Dr. Smalley membagikan janji-janji sepenuh hati yang bisa Anda berikan kepada pasangan Anda, yang dijamin akan membangun kepercayaan dan membantu Anda berdua menjadi pasangan jiwa, kekasih, sekaligus sahabat sejati seperti yang Anda inginkan.

Ketentraman menjadikan pernikahan Anda terasa seperti tempat paling aman di bumi, tempat Anda ingin tinggal, bertumbuh, dan mengasihi.
Akan tetapi, untuk mengalami tingkat ketentraman tersebut,
Anda harus membangun sistem keamanan hubungan yang mantab dan memasukkan kodenya untuk mengaktifkannya, sama seperti yang Anda lakukan dengan sistem keamanan elektronik di rumah Anda.
Maka, Anda akan menuju ke pernikahan terbaik yang bisa Anda bayangkan.

Dikutip dari I Promise You Forever, Dr. Gary Smalley, Gloria Graffa, 2008

Renungan Harian edisi Februari 2009


Yesus Adalah Yang Terbaik

11Jan2009

Tetapi Kristus datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang sudah ada – Ibrani 9:11

Hidup ini dipenuhi hal-hal baik. Bagi saya, alam adalah salah satunya. Beberapa hal yang bisa menghanyutkan jiwa saya adalah kilau matahari terbenam atau tetes embun yang berkilau disinari matahari di atas daun bunga mawar. Saya baru saja merekam gambar sisi bawah sayap kupu-kupu ungu berbintik merah. Bintik kecil berwarna merah bata yang cerah dengan latar belakang warna nila membuat saya terpesona. Dan baru minggu ini saya mereka gambar sebuah keajaiban, ulat peterseli sepanjang lima sentimeter yang berwarna hijau cerah sedang memulai proses menjadi kupu-kupu hitam dengan ekor bercabang yang indah. Pemazmur melukiskan dengan baik, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:1)

Salah satu dari hal-hal baik lainnya yang saya miliki adalah seni dalam beragam bentuknya, termasuk musik. Saya begitu terhanyut saat mendengar oratorio Bach atau paduan suara Afrika yang riang yang diharmonisasikan sebagai suara latar dari lagu pujian Afrika favorit saya, “Tidak ada yang seperti Yesus.” Musik mengundang saya untuk terbang melampaui suara dan nada untuk selaras dengan Allah ketika lagu saya berpadu dengan lagu surga, “Anak Domba yang disembelih itu layak.” Ada hal-hal yang bisa menggembirakan hati saya seperti misalnya musik.

Alam dan seni juga mengambil begitu banyak inspirasi dari filosofi, ilmu pengetahuan, sejarah, dan dunia pemikiran. Semua itu adalah “hal-hal yang baik yang sudah ada”. Saya mengucap syukur kepada Allah untuk semua itu. Semua itu membantu saya menyembah Yesus Kristus, Pemberi hal-hal baik itu.

Dikutip dari Focus on Jesus, Renungan harian setahun melalui teladan Yesus berdasarkan kitab Ibrani, Gloria Gaffa, 2008

Renungan harian


Yesus Adalah Yang Terbaik

01Jan2009

“Tetapi Kristus datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal yang baik yang sudah ada” – Ibrani 9:11

Hidup ini dipenuhi hal-hal baik. Bagi saya, alam adalah salah satunya. Beberapa hal yang bisa menghanyutkan jiwa saya adalah kilau matahari terbenam atau tetes embun yang berkilau disinari matahari di atas daun bunga mawar. Saya baru saja merekam gambar sisi bawah sayap kupu-kupu ungu berbintik merah. Bintik kecil berwarna merah bata yang cerah dengan latar belakang warna nila membuat saya terpesona. Dan baru minggu ini saya merekam gambar sebuah keajaiban, ulat peterseli sepanjang lima sentimeter berwarna hijau cerah sedang memulai proses menjadi kupu-kupu hitam dengan ekor bercabang yang indah. Pemazmur melukiskannya dengan baik, “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mazmur 19:1)

Salah satu dari hal-hal baik lainnya yang saya miliki adalah seni dalam beragam bentuknya, termasuk musik. Saya begitu terhanyut saat mendengarkan oratorio Back dan paduan suara Afrika yang riang yang diharmonisasikan sebagai suara latar dari lagu pujian Afrika favorit saya, “Tidak ada yang seperti Yesus.”

Musik mengundang saya untuk terbang melampaui suara dan nada untuk selaras dengan Allah ketika lagu saya berpadu dengan lagu surga, “Anak Domba yang disembelih itu layak.” Ada hal-hal yang bisa menggembirakan hati saya seperti misalnya musik.

Alam dan seni membuat saya gembira. Semuanya itu adalah hal-hal baik. Saya juga mengambil begitu banyak inspirasi dan filosofi, ilmu pengetahuan, sejarah, dan dunia pemikiran. Semua itu adalah “hal-hal yang baik yang sudah ada”. Saya mengucap syukur kepada Allah untuk semua itu. Semua itu membantu saya menyembah Yesus Kristus, Pemberi hal-hal baik itu.

Dikutip dari : Focus on Jesus, Donal R Jacobs, Gloria Graffa 2008


Kingdom Assignment

25Oct2008

Ini adalah pembuktian perumpamaan tentang talenta. Sepuluh ribu dolar dibagikan kepada seratus jemaat gereja. Dalam tiga bulan, 10.000 dolar telah berkembang menjadi lebih dari 100.000 dolar. Salah seorang yang mengemban tugas ini adalah Mike. Dulu, kekecewaan dan keputusasaan pernah hampir membuatnya bunuh diri dengan menembakkan pistol ke kepalanya. Namun, pistol itu tidak meletus, padahal ia telah mengisinya dengan peluru. Waktumu belum tiba, Mike. Ia mendengar Allah berbicara. Bukan hari ini, bukan dengan cara seperti ini.

Begitulah awal pemulihannya. Mike datang ke gereja kami, dan ia didampingi seorang anggota jemaat yang berperan sebagai mentornya. "Anda telah menyelamatkan nyawa saya", katanya kepada sang mentor yang menjadi sahabatnya itu. "Jika saya diberi kesempatan, saya ingin membantu orang lain, seperti yang Anda lakukan untuk saya".

Ucapan itu berbalik kepadanya ketika ia menerima tugas seratus dolar itu. Esok paginya, Mike mulai mencari-cari dan menemukan sebuah organisasi bernama "Mentor Me", yang bertanggung jawab memasangkan anggota masyarakat dengan anak perempuan maupun laki-laki yang bermasalah. Program tersebut di bilang sukses besar dan Mike meyakini ke sanalah Allah menghendakinya melakukan investasi.

Mike menelepon organisasi itu dan menawarkan dua hal : uang seratus dolar dan waktunya sebagai sukarelawan untuk menjadi mentor bagi anak-anak muda yang memiliki pengalaman traumatik masa kanak-kanak yang sama dengan dirinya.

"Allah telah mengembalikan hidup daya", kata Mike. "Jika saya dapat menggunakan Kingdom Assignment untuk membantu seseorang menemukan kembali hidupnya, maka saya ini terus menerus diberkati".

Jadi, apa yang akan terjadi jika Anda menerima tugas ini? Tuhas ini akan mengubah hidup Anda selamanya, juga kehidupan orang lain yang begitu banyak di sekitar Anda, hari ini, esok, dan selamanya.

Sumber : Kingdom Assignment, Gloria Gaffa, 2008


Dimana Saya Dapat Menemukan Kasih?

20Oct2008

Jika pertanyaan yang ada dalam hati Anda adalah, “Dimana saya dapat menemukan kasih sejati ini?” maka saya akan berbagi beberapa kabar baik ini untuk Anda. Anda sebenarnya sudah dikasihi. Dalam ayat yang paling populer dalam Alkitab, dikatakan kepada kita bahwa, “Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” - Yohanes 3:16

Yesus menjelaskan cakupan kasih Allah bagi orang percaya. Kepada murid-murid-Nya Yesus berkata, “... janganlah kamu kuatir dan berkata : Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kehendak-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” - Matius 6:31-33. Hanya jika kita percaya bahwa kita dikasihi dengan sedemikian rupa, maka kita mendapatkan rasa aman untuk mengambil resiko dalam mengasihi orang lain.

Sudahkan Anda berinisiatif untuk menemukan kasih dalam Pribadi dan perbuatan Kristus? Sudahkah Anda memercayakan diri Anda kepada-Nya? Sudahkan Anda percaya ketika Alkitab mengatakan bahwa Kristus wafat untuk dosa-dosa Anda?

Berikut ini adalah cara memulainya. Akuilah dosa Anda dan kebutuhan Anda kan Kristus, yang telah datang “untuk mencari dan menyelamatkan yang hilag” (Lukas 19:10). Di dalam Kristus, kita dapat menemukan kasih Allah, dan di dalam Dia kita melihat apa artinya hidup dalam kasih seperti yang dijelaskan Paulus. Dialah Allah yang tidak hanya memanggil kita untuk berbuat baik, tetapi juga untuk mengizinkan Dia menyatakan kehidupannya melalui kita.

Sumber :Seri Dinamika Iman, Apakah Kasih Sejati itu? Yayasan Gloria, 2004, Bill Crowder


Jendral yang Mengorbankan Dirinya

23Sep2008

Sama seperti Anak Manusia datang, bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang.” - Mat. 20:28

Keputusan telah diambil. Prajurit telah dikerahkan dan kapal-kapal perang telah di tengah perjalanan. Hampir tiga juta tentara sudah siap untuk menghantam dinding Atlantik dari Adolf Hitler di negara Prancis. D-Day telah mulai digerakan. Tanggung jawab untuk invasi ini terletak di pundak Jendral berbintang empat Dwight D. Eisenhower.

Semalam sebelum invasi dimulai, jendral ini menghabiskan waktunya dengan pasukan dari 101st Airborne. Mereka menamakan diri “Pekikan Burung Rajawali”. Ketika pasukan sedang mempersiapkan pesawat-pesawat terbang mereka dan mengecek perlengkapan mereka, Ike mendekati prajurit demi prajurit untuk menyampaikan kata-kata yang membesarkan hati mereka. Banyak di antara mereka yang cukup muda untuk menjadi anaknya. Ia memperlakukan mereka seperti itu. Seorang koresponden menulis, tatkala Eisenhower mengamati pesawat-pesawat terbang tinggal landas dan menghilang dalam kegelapan di malam buta, kedua tangannya dimasukan dalam saku sedalam-dalamnya sedangkan kedua matanya penuh dengan air-mata.

Kemudian, jendral itu pergi ke baraknya dan duduk di belakang meja tulisnya. Ia mengambil sehelai kertas dan setangkai pena lalu menulis sebuah pesan yang akan di kirim ke White House bila invasi besar-besaran itu akan menemui kegagalan. Pesan itu merupakan sesuatu yang singkat dan amat berani. “Pendaratan kita telah menemui kegagalan, tentara kita, angkatan udara dan laut telah melakukan tugasnya dengan penuh keberanian dan ketaatan yang luar biasa dan melakukan kewajibannya sedapat-dapatnya. Maka segala tanggung jawab akan kegagalan ini, terletak padaku seorang diri.”

Aku kira, bahwa tindakan yang paling berani pada hari itu bukanlah yang berada di kokpit sebuah pesawat terbang atau lubang perlindungan prajurit, melainkan di sebuah meja tulis, ketika sesosok yang berada di puncak pimpinan mengambil alih semua tanggung jawab dari bawahannya. Bila yang berada di puncak komando bersedia untuk memikul kesalahannya bahkan sebelum kesalahan itu benar-benar terjadi.

Sungguh seorang pemimpin yang amat langka, jenderal ini. Sesuatu yang tidak lazim, bukti keberanian ini. Ia merupakan contoh dari suatu sifat yang jarang ditemui di masyarakat yang dipenuhi dengan perkara-perkara hukum, pemecatan dan perceraian. Kebanyakan dari kita ingin mendapatkan keuntungan dari kebenaran yang kita lakukan. Sementara, beberapa di antara kita bersedia menerima hukuman dari kesalahan kita. Namun sedikit sekali yang bersedia memikul tanggung jawab akan kesalahan orang lain. Lebih langka lagi yang bersedia memikul kesalahan dari sesuatu perbuatan yang belum dilakukan.

Eisenhower telah melakukannya, dan oleh karena itu, ia menjadi seorang pahlawan.

Demikian pula, Yesus Kristus. Akibatnya adalah ia menjadi Juru Selamat kita. Sebelum pertempuran dimulai, Ia telah mengampuni. Sebelum suatu kesalahan dapat diperbuat, Ia telah menawarkan pengampunan dan kemurahan. Ia yang berada di puncak mengambil alih tanggung jawab dari mereka yang berada di bawah. Bacalah bagaimana Yesus menjelaskan untuk apa Ia datang.

“Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang”

Kalimat “Anak Manusia” membangkitan suatu gambaran yang sama bagi orang Yahudi di jamannya Yesus, seperti pengertian pangkat “jenderal” bagi kita. Hal itu merupakan suatu pernyataan akan otoritas dan kekuasaan.

Perhatikanlah semua gelar yang Yesus dapat gunakan untuk memberi definisi akan diri-Nya di dunia : Raja di atas segala raja, AKU ADA yang maha kuasa, Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terakhir, Tuhan atas segala tuhan, Yehova, Yang maha Tinggi dan Maha Kudus. Semua gelar itu pantas dan layak untuk dikenakan kepada-Nya. Namun, Yesus tidak menggunakannya. Sebaliknya Ia menamakan diri-Nya Anak Manusia. Gelar ini muncul delapan puluh dua kali dalam Perjanjian Baru. Delapan puluh satu kali dalam ke Empat Injil. Delapan puluh kali keluar dari mulut-Nya Yesus sendiri.

Untuk dapat mengerti Yesus, kita perlu untuk mengerti apa arti gelar ini. Bila Yesus berpendapat hal itu cukup penting sehingga sampai mengulang sebanyak delapan puluh kali, hal ini pasti cukup penting untuk kita selidiki bersama.

Sedikit sekali orang yang menyangsikan bahwa hal itu berakar di kitab Daniel 7, sebuah teks yang seakan-akan merupakan suatu pembuatan film yang menakjubkan. Peramal di persilahkan duduk dalam suatu gedung bioskop yang sedang memainkan sebuah adegan akan kekuatan-kekuatan dunia di masa depan. Kerajaan-kerajaan itu digambarkan sebagai binatang-binatang : fanatik, selalu lapar dan rakus serta jahat. Singa dengan sayap burung rajawali mengambarkan Babilon, kemudian beruang dengan tiga iga dalam mulutnya mewakili Medo Persia. Iskandar Agung digambarkan sebagai seekor leopard dengan empat sayap dan empat kepala dan binatang yang keempat dengan gigi besi mewakili kerajaan Rumawi. Namun ketika adegan-adegan berlanjut, kerajaan-kerajaan itu memudar. Satu demi satu kekuatan dunia itu runtuh. Dan pada akhirnya, Allah yang menang dan menguasai segala sesuatu, Yang Lanjut Usianya itu, berkenan untuk menerima dalam hadirat-Nya Anak Manusia. Kepada-Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kuasa seorang raja. Dia digambarkan sebagai sesuatu yang berkobar-kobar putih. Duduk di atas seekor kuda yang perkasa dan sebuah pedang di tangannya.

Bagi orang Yahudi, Anak Manusia merupakan simbol dari kemenangan. Si penakluk. Saudara Besar, Tangan Kanan dari yang Maha Tinggi dan yang Maha Kudus. Raja, yang datang dari atas awan-awan di langit di atas kereta tempur yang berapi-api, penuh dengan rasa dendam dan murka terhadap mereka yang telah menindas orang-orang suci dari Allah.

Anak Manusia adalah seorang jendral berbintang empat yang memanggil tentaranya untuk menyerbu dan memimpin mereka menyongsong kemenangan.

Oleh karena itu, apabila Yesus berbicara tentang Anak manusia dalam pengertian kekuasaan, orang-orang bersorak. Apabila tentang suatu dunia yang baru di dalam mana Anak manusia di atas singgasana yang mulia, orang-orang mengerti. Bilamana Ia berbicara tentang Anak Manusia akan datang dari awan-awan di langit disertai oleh kuasa besar dan kewibawaan, orang-orang dapat membayangkan pemandangan itu. Apabila Ia berbicara tentang Anak Manusia duduk di sebelah kanan Bapa di surga, setiap orang dapat membayangkan gambarnya.

Namun, bila ia mengatakan bahwa Anak Manusia akan menderita, orang-orang berhening. Ini tidak cocok dengan gambaran mereka, itulah bukan yang mereka nantikan.

Seandainya Anda di tempat mereka. Anda telah ditindas oleh pemerintah Romawi selama bertahun-tahun. Selama itu Anda diajar bahwa Anak Manusia akan membebaskan Anda. Kini, Ia di sini. Yesus menamakan diri-Nya Anak Manusia. Ia membuktikan bahwa Ia adalah Anak Manusia. Ia mampu untuk membangkitan kembali orang yang telah mati dan dapat meredahkan angin ribut. Pengikut-Nya makin lama makin banyak. Anda bersemangat. Akhirnya, keturunan Abraham akan dibebaskan.

Namun, apa yang dikatakanNya? “Anak Manusia tidak datang untuk dilayani. Ia datang untuk melayani orang lain.” Sebelumnya, Ia mengatakan, ”Anak Manusia akan diserahkan kepada rakyat, dan mereka akan membunuh-Nya. Setelah tiga hari, Ia akan bangkit kembali dari kematian.”

Tunggu sebentar! Hal itu tidak mungkin, tidak masuk akal, sesuatu kontradiksi yang tak dapat dipertahankan. Tidak mengherankan bahwa “pengikut-pengikut-Nya tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Yesus, sementara mereka tidak berani menanyakan kepada-Nya.” Seorang raja yang akan melayani mereka? Anak Manusia dikhianati? Penakluk dibunuh? Wakil dari Yang Lanjut Usia diperolok-olokkan? Diludahi? Namun itulah ironi dari Yesus yang menyandang gelar “Anak Manusia” Inilah juga ironi dari salib.

Yesus mengenakan mahkota kerajaan, namun menyimpan sebuah hati seorang Bapa. Ia adalah seorang jendral yang bertanggung jawab akan kesalahan-kesalahan prajurit-Nya. Namun Yesus tidak menulis, melainkan Ia telah membayar biayanya. Ia menjadi uang tebusan. Ia adalah jendral yang mati sebagai ganti prajurit-Nya, Raja yang menderita untuk petani, seorang Majikan yang mengorbankan diri-Nya bagi pelayan-Nya.

Ketika aku masih seorang bocah, aku pernah membaca sebuah cerita Rusia tentang seorang majikan dan pelayannya yang sedang mengadakan perjalanan ke sebuah kota. Sebelum mereka tiba di kota itu, mereka tertangkap oleh sebuah badai salju yang dahsyat. Mereka kehilangan arah mereka dan tak dapat tiba di kota itu sebelum malam.

Esok harinya, beberapa kawan yang amat perihatin akan keselamatan mereka, mencari kedua orang yang tersesat itu. Akhirnya, kawan-kawannya berhasil menemukan majikannya yang telah mati beku kedinginan dengan wajah terkubur dalam es. Tatkala mereka mengangkat mayatnya, mereka menemukan pelayannya- amat kedinginan, namun masih hidup. Ia berhasil diselamatkan jiwanya dan kemudian bercerita bagaimana majikannya secara suka-rela meletakkan dirinya di atas tubuh pelayannya, sehingga yang belakangan ini selamat.

Aku bertahun-tahun tidak ingat lagi kisah itu. Namun, ketika aku membaca apa yang Yesus akan lakukan untuk kita, cerita itu timbul kembali karena Yesus adalah majikan itu yang telah mati untuk menyelamakan pelayan-pelayannya.

Ia adalah jenderal yang menanggung akan kesalahan-kesalahan prajurit-Nya. Ialah Anak Manusia yang datang untuk melayani dan yang memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan untuk Anda.

“And The Angels were silent” - by Max Lucado


Berdoa Dengan Iman

18Sep2008

"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat" - Ibrani 11:1

Kata "dasar" (NIV: being sure) berarti jaminan, fondasi, atau substansi. Dengan demikian, iman merupakan jaminan atau bukti, tetapi untuk mewujudkan iman tersebut kita perlu melakukan tindakan nyata. Meski demikian, semua kembali kepada otoritas Allah.

Terkadang keterbatasan kita menjadi penghalang untuk melakukan banyak hal, tetapi itu dapat diselesaikan dengan doa yang dilandasi iman. Berikut ini adalah tiga hal yang harus diperhatikan terkait berdoa dengan iman.

  1. Berdoa dalam nama Yesus
    "Demi nama-Ku.. mereka (orang percaya) akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh" - Markus 16:17-18
    Ada hal penting di sini, jika meminta sesuatu dalam nama-Nya kita harus berdoa. Bila kesembuhan merupakan kehendak-Nya, tidak berdoa untuk kesembuhan berarti tidak taat. CH Spurgeon mengibaratkan nama Tuhan Yesus sebagai "buku cek bank iman".
  2. Berdoa dengan Roh Kudus
    Ada kalanya kita tidak tahu apa yang harus kita doakan. Dalam situasi demikian, kita harus berdoa semampu kita. Dan Alkitab berjanji, Roh sendiri akan berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26). Jadi kita hanyalah alat-Nya, soal hasil akhir Dialah yang menentukannya.
  3. Hasil berdoa dengan iman
    Dalam Kisah Para Rasul pasal 3, orang lumpuh tersebut merasa heran akan kesembuhannya. Namun ia harus mencoba melompat dengan kakinya. Artinya, untuk memperoleh berkat, kita harus berserah penuh kepada Tuhan. Dan jikalau orang itu tidak sembuh, itu adalah kehendak-Nya pula. Jadi tidaklah bijaksana bila mengatakan ketidaksembuhan merupakan manifestasi karena kurang iman. Bagian kita mari kita lakukan, dan bagian Allah akan dilakukan-Nya.

Sumber : Apa yang harus dilakukan kala orang Kristen jatuh sakit?, Dilwyn Price, ANDI 2005


Kekuatan Kontrol, Penerimaan, dan Pilihan

17Sep2008

Kekuatan Kontrol

Anak perempuan kami baru saja lulus dari Occidental College. Ia mengenakan topi dan gaun wanita, namun tidak memiliki rambut. Ia baru saja menyelesaikan tahap ketiga kemoterapi karena menderita Acute Myologenous Leukemia.

Kemudian datang kabar menakutkan, penyakt itu kembali kambuh. Saya mempelajari kamajuan dari pengobatan penyakit ini dan memperoleh beberapa artikel tentang berbagai model pengobatan dan mendapati beberapa rumah sakit menawarkan transplantasi sumsum tulang dari orangtua untuk anak. Kami pun dites, ternyata Susan dan saya memiliki kecocokan sumsum 1:20.000. Dengan doa dan ketekunan, Susan tetap hidup dan terbebas dari leukemia hingga 18 tahun kemudian. Puji Tuhan!

Sebuah studi yang dilakukan di Stanford Arthritis Center, para pasien di dorong unutk mengontrol hidup dan penyakit mereka dengan membuat keputusan akan pengobatan yang sesuai dengan mereka dan membuat program olahraga untuk diri mereka sendiri. Mereka yang keadaannya membaik merasakan suatu kekuatan untuk mengendalikan penyakit mereka. Namun yang merasa tidak dapat mengontrol hidup mereka, keadaannya tidak membaik atau malah bertambah buruk.

Kita wajib ikut mengontrol pengobatan medis kita. Tidak peduli apakah yang kita bicarakan adalah rasa lelah atau masalah medis lainnya. Yang jelas, ini sangat penting untuk dilakukan.

Kekuatan Penerimaan

Dalam sebuah penelitian, ada 116 pasien yang mengalami pelepasan retina. Mereka berhasil mendapatkan perawatan medis dan operasi yang hebat dengan tingkat kepulihan yang bermacam-macam. Seberapa baik kesembuhan mereka, sebagian tergantung pada tingkat penerimaan akan hasil operasi. Mereka yang berhasil adalah yang memandang kelemahan kesehatan mereka dapat diatasi. Mereka memutuskan bahwa hal tersebut tidak akan mengganggu hidup mereka yang sangat berarti. Setelah melakukan semua yang mereka bisa, mereka menerima hasil yang ada, dan dengan bantuan Allah melakukan yang terbaik. Ada waktunya untuk kedua hal ini.

Penerimaan bukan berarti ketidakberdayaan, tetapi merupakan kesadaran bahwa perjuangan selanjutnya sia-sia sehingga Anda pun memilih pendekatan yang lain. Panjatkanlah doa agar Anda mendapatkan ketentraman untuk menerima hal-hal yang tidak dapat diubah. Dan tidak ada seorang pun, selain Allah, yang dapat mengontrol segala sesuatu.

Kekuatan Pilihan

Ketika Allah menempatkan Adam dan Hawa di Taman Eden, salah satu atribut paling penting yang Dia berikan adalah sebuah pilihan. Mereka dapat memilih untuk patuh kepada kehendak-Nya atau menentang-Nya. Di samping itu semua serangan yang meneka kita, Allah juga memberi kita kemampuan untuk membuat banyak pilihan yang menghasilkan ketaatan kepada Allah, kebaikan sementara, dan kebaikan kekal kita. Pilihan kita adalah tetap teguh pada arah yang kita tuju.

Musa, berbicara atas nama Allah, memberi tahu bangsa Israel, "Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan, ... jadi pilihlah kehidupan" (Ulangan 30:15,19). Alkitab penuh dengan contoh-contoh individu atau bangsa yang diberi kesempatan membuat pilihan. Dengan demikian kita dapat menemukan banyak contoh tentang pilihan-pilihan yang bagus, adil, dan yang buruk. Pilihan yang tepat dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati.

Tidak peduli apa pun situasi yang Anda alami, Anda memiliki pilihan yang akan membuat segala sesuatunya begitu berbeda pada masa sekarang, masa depan, dan selamat akhir hayat Anda; sebagai tambahan, hal ini juga akan mempengaruhi orang-orang di sekitar Anda.

Sumber : Mengatasi Keletihan dan Stress, Dr. Dwight L. Carlson, ANDI


Meracik Jamu Kehidupan

28Aug2008

Apakah orang kristiani tidak boleh takut pada kematian dan dapat melepaskan diri dari perasaan itu? Ataukah, sebaliknya iman membuat kita berani mengakui dan mengakrabi ketakutan kita? Justru panggilan umat beriman adalah memberi "jawaban" teologis terhadap misteri besar itu. Barangkali cukup bijak jika kita mengakui bahwa keadaan psikogis dan batin kita, di satu pihak, gentar akan kematian, namun di pihak lain kita mantap dan damai di dalam iman. Kita berada di titik tegang dari kedua hal ini. Ini bisa jadi adalah sebuah titik tegang yang kreatif, titik tegang yang sarat kesaksian, titik tegang yang esensial, dan membawanya ke dalam pengakraban mendalam terhadap realitas maut seutuhnya.

Istilah kematian atau dunia orang mati lebih banyak muncul dalam Perjanjian Lama ketimbang Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Baru, istilah dunia orang mati ini hanya dimunculkan sebanyak 10 kali. Alkitab Terjemahan Baru terbitan LAI dan versi BIS (Bahasa Indonesia Sehari-hari) memakai istilah : alam maut, kematian, kerajaan maut, kematian, dan maut. Dalam Alkitab New International Version (NIV) dipakai istilah : hades, depths, death, hell, dan grave. Alkitab perjanjian baru versi Yunani menggunakan istilah hadesh dan thanatos, dalam bentuk maskulin. Dalam bahasa Ibrani, istilah dunia orang mati disebut sebagai syeol. Istilah lain yang juga dipakai untuk dunia orang mati, terutama bila yang dimaksudkan adalah neraka, yaitu gehenna, yang berasal dari kata gay hinnom (Ibrani) : Lembah Hinom.

Para penafsir tidak selalu sependapat tentang persamaan atau perbedaan istilah-istilah tersebut. Ada yang membedakan dunia orang mati dengan neraka, ada pula yang cenderung memperhatikan keterkaitannya secara akurat.

Lalu apa yang dapat kita pegang? Banyak! Pertama, Alkitab menyaksikan adanya kematian yang dialami setiap orang. Kedua, ada suatu realitas setelah kematian. Ketiga, ada Allah di dalam realitas itu. Oleh karenanya, bagi orang beriman kematian, tidaklah memisahkan kita dari Allah. Keempat, kita mengakui kemisterian maut dan realitas setelah maut, namun kita juga sekaligus menyakini rahmat dan kasih Tuhan, Allah orang hidup dan orang mati.

Dikutip dari : Meracik Jamu Kehidupan, Daniel K Listijabudi, Gloria Gaffa, 2008


Mengubah Pikiran Anda

20Aug2008

Anda tidak dapat mencegah burung-burung untuk terbang di atas kepala Anda, tetapi dapat mencegahnya agar tidak bersarang di rambut Anda. Kita tidak mempunyai kontrol absolut akan pemikiran kita. Namun, Allah menghendaki kita bertanggungjawab atas apa yang kita renungkan. Berikut ini beberapa kiat untuk mengubah pikiran agar tidak letih dan stress.

Mengisi pikiran kosong.
Kita harus selalu aktif mengisi pikiran dengan hal-hal yang positif dan fokus pada tugas yang sedang dihadapi. Jadikanlah Allah sebagai fokus pemikiran kita.

Mengadakan pemindahan.
Selama pikiran kita diisi dengan pemikiran yang positif, pemikiran yang negatif dan destruktif (merusak) akan dipindahkan dan tidak akan memengaruhi kehidupan kita.

Menghentikan pemikiran.
Pendekatan efektif yang harus kita lakukan. Maksudnya menggunakan segala kemampuan kita untuk menghentikan pimikiran yang tidak produktif. Saat kita sadar bahwa kita melihat, mendengar, atau memikirkan sesuatu yang tidak baik, kita harus segera menghentikannya dan memfokuskan diri pada sesuatu yang berharga. Kalau hari ini sudah terbentuk dengan baik, kita akan semakin peka dan menjadi lebih mudah memiliki kecenderungan untuk memikirkan hal-hal yang baik.

Hilangkan kebohongan.
Kita perlu mengevaluasi pemikiran yang terlintas, apakah semua itu merupakan kebenaran yang berasal dari Allah atau kebohongan dari Iblis. Kita jangan sampai terjatuh dalam berbagai kebohongan. Kita harus memikirkan perkara-perkara yang di atas (Kolose 3:2)

Penilaian ulang yang konstruktif.
Kita perlu mendefinisikan kembali masalah-masalah hidup di masa lalu agar tidak terlihat mengerikan. Dengan demikian kita dapat bertahan dari tragedi-tragedi yang menakutkan.

Ketika kita mampu mengubah cara berpikir, kita akan merasakan sesuatu yang enjoy.

Sumber : Mengatasi Keletihan dan Stres, Dr. Dwight L. Carlson, ANDI


The Right Choice

01Aug2008

Buku ini berisi kisah-kisah inspiratif yang mendorong Anda untuk mengambil keputusan positif dalam menghadapi segala kesulitan hidup.

Pernahkan Anda menghadapi situasi yang membuat Anda tertekan atau menghadapi dilema yang tidak kunjung selesai? Tentu saja pernah! Setiap hari kita dihadapkan pada kesulitan hidup.

Dalam buku ini, Kendra Smiley memaparkan pengalaman hidup para wanita yang senasib dengan kita. Kisah-kisah itu diramu dengan indah dan memberikan secercah harapan serta dorongan semangat. Anda akan tertawa dan menangis saat membaca kisah para wanita yang menolak membiarkan situasi menghancurkan sikap positif mereka. Berikut ini adalah salah satu kisahnya.

Sebelum menikah, saya sudah menjadi guru selama beberapa tahun. Pada satu tahun ajaran, saya menghadapi sekelompok siswa kelas 4 yang tidak begitu akur satu sama lain. Mereka menghormati saya dan menjadi pendengar yang baik, tetapi mereka selalu bertengkar.

Pada suatu hari, perselisihan mereka akhirnya membuat kesabaran saya habis. Saya sudah muak dengan sikap buruk mereka. Kurang lebih tiga menit sebelum istirahat, saya meminta para siswa untuk mengeluarkan sehelai kertas dan pensil.

"Tuliskan nama kalian di ujung atas kertas," saya memulai. "Pada baris berikutnya, ibu ingin kalian menuliskan nama orang yang paling tidak kalian inginkan menjadi teman sebangku kalian. Lalu lipas kertas kalian."

"Apakah kami hanya menuliskan satu nama?", banyak yang bertanya demikian.

"Bolehkan saya membuat sebuah daftar?", tanya seorang pemuda yang kelihatan tidak setuju.

"Satu nama saja," jawab saya dan berhenti sejenak hingga tugas itu diselesaikan oleh semua siswa. "Sekarang, beri nomor 1,2,3 pada kertas kalian dan tuliskan tiga kebaikan orang yang namanya kalian tuliskan di atas kertas. Tuliskan tiga hal yang patut dipuji dari orang tersebut."

Saya berkata, "Begitu selesai, kalian boleh keluar kelas untuk istirahat."

Mereka semua neyelesaikan tugas itu. Memang latihan kecil itu tidak langsung menimbulkan perubahan besar bagi kelas kami. Namun, mereka memperlakukan satu sama lain dengan lebih ramah untuk beberapa waktu. Hal itu menimbulkan perbedaan yang positif dalam sikap dan interaksi mereka. Memilih untuk memuji seseorang adalah pilihan yang baik, pilihan yang memberi kekuatan.

Memuji seseorang dengan jujur dan tulus menimbulkan konsekuensi yang menakjubkan. Memfokuskan perhatian pada seseorang, memuji orang lain, dapat menumbuhkan sikap yang positif. Dan itu merupakan suatu pilihan. Kita dapat memilih untuk memuji orang-orang dalam hidup kita atau tidak.

Sumber : The Right Choice, Kendra Smiley, Gloria Gaffa, 2008)

.

Temukan "Sweet Spot" Anda!

28Jul2008

"Sweet Spot" (titik tertentu dalam diri kita yang membuat kita merasa senang melakukan sesuatu). Hidup di sweet spot bergulir seperti kalau ada kita bersepeda menuruni sisi bukit dan di dorong oleh angin. Hidup menjadi manis rasanya apabila anda menemukan sweet spot anda itu. Namun, bagaimana anda melakukannya? Yang diperlukan hanyalah menggali keunikkan anda.

Periksalah kemampuan Anda dan temukanlah apa yang Tuhan tetapkan bagi anda. "Jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus" (1 Petrus 4:11). Apabila Allah memberi tugas, dia juga memberi keahlian. Pelajarilah keahlian-keahlian anda untuk menyingkapkan tugas anda.

Anda mempunyai sebuah panggilan luar biasa untuk suatu kehidupan yang luar biasa. "Roh Kudus telah mengaruniakan kepada masing-masing kita jalan istimewa untuk melayani orang lain (1 Korintus 12:7). Betapa kelirunya dalih "saya tidak punya apa-apa untuk diberikan".

Jangan khawatir akan keahlian-keahlian yang tidak anda miliki. Anda hanya perlu mengembangkan keunikan anda. Dan lakukanlah itu untuk membuat perkara besar dari Allah.

"Segala sesuatu berasal dari Allah. Segala sesuatu hidup oleh kuasa-Nya dan segala sesuatu itu untuk kemuliaan-Nya" (Roma 11:36). Kita hadir untuk memperlihatkan Allah, untuk mempertunjukkan kemuliaan-Nya.

Nyatakanlah Dia. Wartakanlah Dia. "Allah telah memberikan berbagai karunia kepada kamu masing-masing dari beraneka ragam kasih karunia-Nya. Kelolalah karunia itu dengan baik ... Maka Allah akan dimuliakan" (1 Petrus 4:10-11)

Perlihatkanlah Allah dengan keunikan Anda. Ketika peran serta anda meningkatkan keharuman nama Allah, hari-hari anda tiba-tiba menjadi manis. Dan agar bisa benar-benar mempermanis dunia anda, pakailah keunikan anda untuk memuliakan Allah ... dalam hidup anda sehari-hari.

Yahweh bekerja pada enam hari pertama penciptaan. Yesus berkata, "Bapa-Ku tidak pernah berhenti bekerja, maka Aku tetap bekerja juga" (Yohanes 5:17). Karier anda menghabiskan setengah dari waktu hidup anda. Apakah empat puluh sampai enam puluh jam seminggu itu tidak menjadi milik-Nya juga?

Dikutip dari : Temukan "Sweet Spot" Anda!, Max Lucado, Gloria Graffa, 2008


Have A Good Day Everyday

19May2008

Siapa yang bisa menikmati keindahan hari pada saat Anda tidak pernah meningglkan rumah sakit atau kursi roda, bagun dan pergi tidur di sel penjara atau di daerah perang?

Kebanyakan orang tidak bisa, tetapi tidak bisakah kita mencobanya? Bagaimanapun, “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita di dalamnya” (Mazmur 118:24). “Inilah hari” mencakup setiap hari. Hari-hari perceraian, hari-hari ujian akhir, hari-hari pembedahan, hari-hari pembayaran pajak.

Saat anda terjebak pada “hari yang sama sekali tidak menyenangkan, mengerikan, tidak ada yang baik, dan sangat buruk”, berilah hari itu kesempatan. Namun, ada beberapa hal yang harus Anda ingat.

Anda tidak lagi memiliki hari kemarin. Kemarin sudah pergi ketika Anda tidur. Sudah berlalu. Anda tidak bisa mengubah, menggeser, atau memperbaikinya. Maaf, Anda tidak boleh mengulangnya.

Anda belum memiliki hari esok. Kecuali jika Anda mempercepat orbit bumi atau menyuruh matahari untuk terbit dua kali sebelum akhirnya terbenam, hari ini Anda tidak bisa menjalani hari esok. Anda hanya memiliki hari ini.

Apa yang bisa kita lakukan? Berkonsultasilah kepada Yesus. Beberapa kali Dia menggunakan kata hari di Kitab Suci, kata itu memberikan formula yang sangat menggembirakan untuk mengangkat kita kepada status tertinggi.

Penuhi hari Anda dengan Anugerah-Nya (Grace).
Aku memberitahukan kebenaran yang sesungguhnya”, jawab Yesus, “bahwa mulai hari ini kau akan bersama-Ku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43).

Percayakan hari Anda dalam pengawasan-Nya (Oversight).
Berikanlah kami setiap hari makan kami yang secukupnya” (Lukas 11:3).

Ikuti tuntunan-Nya (Direction).
Jika ada di antara kalian yang menjadi pengikut-Ku, kau harus menyangkal dirimu. Kau juga harus memikul salibmu setiap hari dan mengikut Aku” (Lukas 9:23)

Anugerah (Grace), Pengawasan (Oversight), Tuntunan (Direction).
G-O-D

Penuhilah hari Anda dengan hadirat Allah. Beri kesempatan kepada hari Anda.

Sumber : Have A Good Day Everyday, Max Lucado


3:16

29Apr2008

Nikodemus datang pada malam hari. Pada saat bayang-bayang kegelapan menyelimuti kota, ia melangkah keluar, menyelinap tak terlihat menyusuri jalan-jalan setapak yang berbatu, berkelok-kelok. Nikodemus mengetuk pintu, Yesus memberi isyarat agar tamu itu duduk.

Nikodemus memulai dengan apa yang ia "ketahui". Aku telah melakukan pekerjaan rumahku, maksudnya. Pekerjaan-Mu membuat aku takjub.

Yesus tidak menyebutkan status Nikodemus yang mahapenting, maksud baik, atau kredensi akademik Nikodemus. Dia cukup mengeluarkan pernyataan ini, "Kecuali jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerjaan Allah". (Yohanes 3:3, NKJV)

Seperti kita, Nikodemus pun ragu-ragu. Lahir kembali? "Bagaimana mungkin seseorang dilahirkan jika ia sudah tua?" (ayat 4, NKJV)

Lahir kembali. Lahir adalah tindakan pasif. Anak dalam kandungan tidak memberikan kontribusi apa pun dalam proses persalinan. Ibu mendorong, berjuang, dan melahirkan. Kelahiran kembali secara rohani membutuhkan orangtua yang cakap, bukan yang terampil.

Bahasa Yunani menawarkan dua pilihan untuk kata kembali :

  1. Palin, yang berarti pengulangan suatu tindakan; melalukan kembali apa yang dilakukan sebelumnya.
  2. Anothen, yang juga menggambarkan tindakan yang berulang, tetapi membutuhkan sumber yang asli untuk mengulanginya. Dengan kata lain, pihak yang melakukan pekerjaan itu pertama kali melakukannya kembali. Ini adalah kata yang dipilih Yesus.

Lahir : Allah mengeluarkan upaya
Kembali : Allah memulihkan keindahannya.


Pemikiran itu membuat Nikodemus terperangah. "Bagaimana mungkin hal itu terjadi?" (ayat 9). Yesus menjawab dengan mengarahkan dia ke berlian Harapan Alkitab.

Karena Allah begitu mengasihi dunia ini. Sehingga IA telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Jika Anda tidak mengetahui apa-apa tentang Alkitab, mulailah dari sini. Jika Anda mengetahui segalanya dalam Alkitab, kembalilah kesini. Inti permasalahan manusia adalah hari manusia. Dan pengobatan Allah diresepkan di YOHANES 3 :16.

Dikutip dari : 3:16, Angka Pengharapan, Max Lucado


Kok Berat Sih?

07Apr2008

Jam 7 malam. Sudah cukup lama aku berkutat dengan pekerjaanku. Aku bersiap-siap untuk meninggalkan kantor. Dengan enggan kuangkat tas berat itu ke pundakku. Beban yang menekan di pundakku terasa begitu mengganggu, tapi aku memang harus membawa tas ini.

Di perjalanan pulang, aku mengendarai sepeda motorku masih dengan konsentrasi pada tas yang membebani pundakku. Seorang anak kecil menyeberang dengan sepedanya tanpa melihat ke kiri dan ke kanan. Huh, aku memaki dalam hati. Kecil kecil sudah menyebalkan, gimana gedenya nanti.

Aku melanjutkan perjalanan masih dengan sejuta omelan dalam hati. Ingin rasanya cepat sampai di rumah, supaya aku bisa beristirahat. Suara klakson yang berbunyi nyaring mengagetkan aku dari lamunanku. Kulirik spion dan kulihat seorang anak muda dengan mobil mewahnya membunyikan klakson dengan nada tak sabar.

Huh, kenapa sih dengan orang-orang ini? Emangnya dia nggak lihat kalau jalanan emang lagi macet? Emangnya dikira enak membawa tas seberat ini?

Ketika sampai di rumah, ternyata perasaan nyaman yang kuimpikan tak dapat kutemui. Suasana hiruk pikuk keluargaku terasa seperti dentuman-dentuman keras di kepalaku. Lagi-lagi aku memaki dalam hati. Aku capek. Aku ingin istirahat. Berat sekali yang harus aku angkat. Kenapa sih nggak ada yang mau mengerti?

Malam hari. Akhirnya aku memperoleh ketenangan. Aku bisa tidur dan beristirahat. Tapi tas besar dan berat ini terasa mengganggu sekali. Aku tak bisa tidur. Tapi aku tak bisa melepaskannya. Aku kesal.
"Bapa, kenapa sih berat sekali? Sungguh-sungguh sangat mengganggu"

Aku mengeluh sambil meneteskan air mata.

"Mengapa engkau tidak meletakkan tas itu anakKu?"

"Tapi aku tak bisa Bapa"

"Kenapa?"

"Lihatlah, semua tas ini berlabelkan tanggung jawab. Semua harus aku bawa setiap saat, aku tak bisa meletakkannya.
Tas hitam yang paling besar ini, lihat tulisan di depannya, PEKERJAAN. Semua tanggung jawab pekerjaanku ada di dalamnya. Lalu yang coklat ini, KELUARGA. Aku juga tak bisa meletakkannya. Semuanya adalah bebanku. Dan yang biru ini, PELAYANAN. Engkau tentu tak ingin aku meletakkannya bukan?"

Aku berusaha menjelaskan.

Bapaku yang baik hanya tersenyum, lalu mendekatiku, "Kemarilah, Aku ingin melihatnya". Ia melihat tas hitam besar yang kuletakkan di pundakku.

"AnakKu, engkau dapat meletakkan tas ini. Ini memang tanggung jawab pekerjaanmu. Dan engkau memang harus menanggungnya. Namun saat engkau melangkah keluar dari kantor, engkau dapat meletakkan tas ini di samping meja kerjamu. Tenanglah, tidak akan ada yang mengambilnya. Lagi pula semua isinya adalah tanggung jawabmu bukan? Percayalah, tak akan ada yang tertarik untuk mengambil tas ini, sehingga keesokan hari, saat engkau kembali ke kantor, pasti tas ini akan tetap ada di sana , dimana engkau meletakkannya. Dan engkau dapat mengambilnya kembali dan melanjutkan tanggung jawabmu".

Ia tersenyum menunggu jawabanku.

"Benar Bapa, tapi aku tak dapat meletakkannya. Ia melekat terus di pundakku".

Ia menatapku dengan penuh kasih, lalu perlahan mengambil tas itu dari pundakku.

"Kemarilah anakKu. Di saat engkau tak dapat meletakkannya, Aku dapat membantumu untuk meletakkannya. Dan esok, Aku pun dapat membantumu untuk mengenakannya kembali."

Ia meletakkan tas hitam itu di dekat tempat tidurku. Rasanya pundakku lega sekali. Tas paling berat yang selalu menekanku telah diambil. Aku menggerak-gerakkan pundakku sambil tersenyum.

"Engkau benar Bapa, rasanya enak sekali. Ringan. Besok aku akan lebih siap untuk melanjutkan pekerjaanku. Esok, pasti tas itu tidak akan terasa terlalu berat lagi".

Aku menatap wajah Bapaku yang penuh kasih. Sungguh indah senyum dan sinar mataNya. Ia menatap tas coklat di pundakku.

"Lalu itu? engkau tidak ingin meletakkannya juga?"

"Bapa, aku tidak bisa. Ini adalah tanggung jawab KELUARGA. Kemanapun aku pergi aku harus membawanya."

"AnakKu, Aku sungguh bahagia karena engkau memperhatikan setiap tanggung jawab yang kuberikan padamu mengenai keluargamu. Tapi engkau pun tak boleh lupa, bahwa keluargamupun adalah milikKu. Dan aku memelihara setiap kepunyaanKu. Engkau memang harus membawa tas itu bersamamu, tapi sesekali letakkanlah, agar engkau dapat bermain dengan bebas dengan keponakanmu, bercanda dengan kakakmu, atau sekedar berbincang dan bercerita dengan orang tuamu. Rasanya belakangan ini Aku jarang melihatmu melakukannya".

Aku tertunduk malu. Ia benar. Aku membawa tas ini kemana-mana, dan kulaksanakan setiap tanggung jawab untuk keluargaku, tapi sepertinya ternyata tas ini menjadi jauh lebih berharga dari pada kehadiran keluargaku sendiri.

Sekali lagi Bapa mengambil tas dari pundakku.

"Mari anakKu, letakkanlah. Di saat engkau perlu, letakkanlah. Karena engkau dapat yakin, walaupun engkau meletakkannya dan meluangkan waktu dengan keluargamu, Akulah yang akan tetap menjagamu dan keluargamu".

Dan pundakku menjadi jauh lebih lega. Kini hanya tinggal satu tas biru yang masih memberati pundakku.

"Bapa, tas yang satu ini sungguh-sungguh tak dapat kuletakkan. Setiap saat setiap waktu aku harus membawanya. Karena setiap detik kehidupanku adalah pelayananku untukMu. Engkau tentu tak ingin aku meletakkannya bukan?"

"Hmm... benar juga".

Aku terkejut mendengar jawabanNya. Sepertinya agak tidak sesuai harapanku. Ia telah membantuku meletakkan kedua tasku sebelumnya, dan sepertinya aku sungguh-sungguh berharap agar tas ini juga dapat kulepaskan.

"Mari coba kulihat tas itu"

Ia melihat dan meraba tas biru yang masih melekat di pundakku.

"Anakku, sepertinya ada yang salah dengan tasmu ini. Kemarilah, coba lepaskan".

Ia mengambil tas biruku.

"Anakku, engkau benar. Aku ingin agar engkau selalu melayaniKu dalam setiap detik kehidupanmu. Dan percayalah, itu sungguh-sungguh menyenangkan hatiKu. Tapi sepertinya tasmu ini bahannya terlalu berat, sehingga menekan pundakmu terlalu berat."

Kemudian Ia memberikan aku satu tas biru yang lain.

"Ini, pakailah tas ini sebagai gantinya. Ini merupakan tas dengan bahan KASIH. Jika engkau meletakkan semua pelayananmu di dalamnya, niscaya engkau tidak akan terbebani dengan tasmu ini".

Aku menerima tas baruku dari tanganNya, lalu memindahkan semua isi tas lamaku ke dalam tas berbahan KASIH itu. Aku mencoba mengangkatnya. Ternyata Bapaku benar.
Tas itu kini terasa ringan dan sungguh nyaman di pundakku.

Aku memandangNya penuh kasih.

"Terima kasih Bapa. Aku sungguh mengasihiMu. Terima kasih untuk pelajaranMu hari ini".

Pagi ini aku memulai hari dengan senyuman. Istirahatku sudah cukup. Dan aku siap untuk menghadapi tantangan hari ini. Di perjalanan, aku masih tetap bertemu orang-orang yang menyebalkan, namun tidak lagi memaki dalam hati, melainkan aku berdoa untuk mereka. Mungkin mereka juga masih selalu membawa tas mereka kemana-mana atau mereka juga mengenakan tas dengan bahan yang salah. Banyak sekali. Aku melihat ada yang membawa dua tas besar, tiga bahkan empat. Tulisannya pun bermacam-macam, ada PEKERJAAN, KELUARGA, PELAYANAN, KULIAH, SEKOLAH, BISNIS, dan masih banyak lagi. Memang tanggung jawab adalah sesuatu yang harus kita pikul dan harus kita selesaikan. Tapi kita pun harus tetap belajar untuk menempatkan di saat mana kita harus mengangkat dan di saat mana kita harus meletakkan.

Dan aku terus belajar ...

Seseorang yang bijaksana pernah bertanya padaku:
"Mana yang lebih berat, mengangkat sebuah gelas dengan satu tangan selama 1 jam penuh, atau mengangkat gelas tersebut selama 10 menit lalu meletakkannya sejenak dan mengangkatnya kembali selama 10 menit dan demikian seterusnya sampai 1 jam?"

"Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu". Matius 11:28

"Sebab itu, janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari". Matius 6:34

October 4, 2005
Angela Christy

Buat semua sahabat dan kakak, adikku yang tengah memikul tasnya masing-masing.

*) Terinspirasi dari buku Serahkanlah Segalanya Kepada Dia karya Max Lucado


Suara Guntur

04Apr2008

“Bakarlah semak seperti yang Engkau lakukan untuk Musa, Tuhan, dan aku akan ikut Engkau. Runtuhkanlah dinding-dinding Yerikho, Tuhan dan aku akan bertempur. Redamkanlah badai seperti yang Kau lakukan di danau Galilea, Tuhan dan aku akan dengar.”

Demikian orang itu duduk di sebelah semak, dekat dengan dinding-dinding di tepi laut dan menanti Tuhan berbicara kepadanya.

Dan Tuhan mendengar orang itu, sehingga Tuhan menjawab. IA mengirim api, tidak untuk membakar semak, melainkan untuk gereja. IA meruntuhkan dinding-dinding, tidak yang dibuat dari batu, melainkan dari dosa. IA meredam sebuah badai, bukan di laut, melainkan dari jiwa.

Kemudian Tuhan menanti orang itu agar ia menjawab. Dan Ia menanti… Dan menanti… Dan menanti…

Namun, karena orang itu memperhatikan semak-semak, dan bukan hatinya; batu dan bukan kehidupannya, laut dan bukan jiwanya, maka orang itu mengambil kesimpulan bahwa Tuhan tidak melakukan apa-apa.

Akhirnya, ia memandang Tuhan dan bertanya, ”Apakah Engkau telah kehilangan kuat-kuasaMu?”

Dan Tuhan memandangnya dan berkata, ”Apakah kamu telah kehilangan pendengaranmu?”

“Hearing God through the Storm”
Max Lucado


Gifts From The Heart for Women

28Mar2008

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur yenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?

Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne ), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...


Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".


Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN,serta siapa saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, lalu mengubah cara pandang tentang hidupnya.
KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, mengubah cara pandang tentang hidupnya, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidupnya sendiri dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil mengubah hidup seseorang, dari sekedar "Hidup" menjadi "Hidup Yang Lebih Bermakna". Mereka sungguh beruntung dengan kehadiran Anda di dunia ini.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst)


Dikutip dari "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury.


Lahir Tanpa Bola Mata

03Mar2008
Jhon Natanael lahir tanpa bola mata. Saat ia di dalam kandungan, ibunya putus asa dengan keberadaan ayahnya, lalu mencoba melakukan tindakan bunuh diri. Ini berimbas di masa kecilnya. Ia melewati semuanya dengan luka yang teramat dalam. Kesepian menjadi nyanyian pilu yang disimpannya sendiri. Bertahun-tahun, ia mengalami frustrasi dan terus bertanya. Mengapa ia dilahirkan buta? Namun, semua kesesakan itu dihempasnya di kaki salib Yesus. Kini, Jhon bisa berkata, "Hidup saya amat berarti."

Lahir Tanpa Bola Mata

Saat mengandung Jhon empat bulan, ibunya terguncang karena ayah Jhon punya kebiasaan judi yang tak kunjung berhenti. Puncak stres itu ketika ayah Jhon berurusan dengan polisi dan masuk penjara. Dalam keputusasaan, dia mencoba bunuh diri dengan menenggak minuman yang mematikan, semacam garam pekat. Namun, Tuhan berkehendak lain, keduanya selamat. "Mama saya terselamatkan. Saya yang di dalam kandungan pun tetap hidup meskipun lahir dengan keadaan mata seperti ini, tanpa bola mata," kisah anak bungsu dari empat bersaudara itu.

Jhon yang terlahir dengan nama Laij Tji The seolah menampung duka lara dan kemarahan ibunya. "Umur delapan bulan, saya dibawa Mama ke Jakarta untuk periksa mata. Tapi dokter mengatakan saya tak mungkin bisa melihat, sekali pun dicangkokkan melalui donor. Tidak ada harapan karena saraf mata sudah mati. Lebih menyakitkan, dokter bilang pada mama bahwa hidup saya sudah tidak berguna dan belum terlambat untuk membunuhnya," cerita Jhon yang mengetahui semua kisah itu dari ibunya.

Jhon "hidup" dalam gelap. Ia tak bisa melihat apa-apa. Jhon kecil sendirian. Ia menyendiri di kamar, duduk terpekur. Belajar berjalan dan berulang kali jatuh, tak jarang kepalanya terbentur. Tangannya adalah juga mata yang melihat dengan meraba. "Saya tahu, saya cacat karena Mama. Sering kali kalau saya dianggap nakal, Mama kerap mengeluarkan kata-kata penyesalan telah melahirkan saya. Bahkan, beberapa kali Mama mengancam dengan kata-kata, 'Saya akan bunuh kamu!'"

Bila ada tamu, Jhon kecil diboyong ke kamar. "Mereka malu karena memiliki anggota keluarga yang cacat. Saya dijauhkan dari hubungan luar. Menjadi kebiasaan ketika saya mulai tumbuh besar, langsung cepat-cepat masuk kamar bila ada ketukan pintu atau terdengar suara orang datang. Saya hanya mengenal rumah dan orang-orang seisi rumah," ungkapnya lirih.

Sewaktu umur sepuluh tahun, Jhon pernah mencoba bunuh diri. Setengah tak sadar, Jhon mengikat leher dengan karet sampai sulit bernapas. Sikap berontak pada orang tua dan situasi yang membosankan itu membuat Jhon gampang tersinggung. Namun, sakit hati itu cuma bisa dirasakannya dalam hati.

Jhon tak bisa lagi menghindar ketika guru-guru les ketiga kakaknya selalu datang ke rumah memberi pelajaran. "Mereka sering datang, jadi mau nggak mau saya kenal mereka. Di antara mereka, ada yang sangat memerhatikan saya, mengajak saya ngobrol, suka ngasih permen dan ngajak saya nyanyi. Dari sinilah, saya mulai berani bicara dengan orang di luar keluarga."

Ketika Jhon pindah rumah, ia mulai berani ngajak ngobrol orang yang ditemui. Suatu kali, ada yang membawanya ke persekutuan. Namun, entahlah, Jhon cepat bosan. Paling bertahan dua minggu, setelah itu, selalu bikin alasan sakit atau jawaban sekenanya.

Ishak Sang Motivator

Di rumah yang baru, ada beberapa orang datang ke rumahnya. Salah satunya adalah Ishak, pemuda Kristen yang kerap mabuk. "Kamu harus bisa main gitar, ntar saya pinjemin dari gereja. Saya ajarin kamu sebentar, trus kamu latihan sendiri. Dua minggu kamu harus bisa mainkan satu lagu. Kamu harus rajin. Jangan cepat putus asa kayak saya. Kamu harus punya masa depan," kata Jhon tertawa menirukan nasihat Ishak. Menurut Jhon, kata-kata Ishak itu kena di hatinya. Ia lantas belajar gitar dengan sungguh-sungguh.

Suatu kali, Jhon berkenalan dengan Amir, teman kakaknya, seorang arsitek yang mengerjakan taman di halaman rumahnya. Jhonlah yang paling banyak menemani Amir lantaran paling sering di rumah. Betapa kagetnya Amir ketika tiba-tiba Jhon nyanyi lagu Gombloh sambil memetik gitar. "Pak Amir langsung nanya, mau bantu saya main musik di gereja? Karena saya merasa sangat dekat dengan dia saya nggak enak nolak. Pak Amir sungguh-sungguh melayani dan mendorong saya. Biarpun hujan, Pak Amir tetap menjemput saya dengan sepeda motornya. Padahal jarak rumah kami cukup jauh. Dalam hati saya, nekat juga orang ini."

Perubahan Sikap

Suatu malam, di rumah teman, Jhon merenungi hidup. Rasa gagal, tertolak, tidak berguna yang selama ini menekannya, satu per satu terbayang di benaknya. Masa kecil yang kelam penuh kepahitan, perkataan ibunya, saudara serta kata-kata dokter yang pernah ia dengar dari mulut mamanya betul-betul menyesakkan. Malam itu menjadi malam yang amat berarti bagi Jhon. Ia tumpahkan segala kekesalan dan gelisahnya pada Tuhan. Jhon berserah penuh pada Tuhan. Ia bertekad mengubah cara pandangnya dalam melihat kehidupan.

Pelan-pelan, Jhon bisa menerima kekurangannya. Dia juga berdamai dengan diri sendiri dan mengampuni orang-orang yang pernah melukainya. Malam itu, Jhon "berhadapan dengan Tuhan".

"Saya seperti menemukan sosok Bapak," kata Jhon yang sejak lahir sampai ia dengar ayahnya meninggal, belum pernah sekalipun bertemu.

Sukacita dan harapan pelan-pelan memenuhi hati Jhon. Bagi Jhon malam itu adalah malam pengampunan. Sebab pada malam itu, ia bisa mengampuni setiap orang yang pernah melukainya. Itulah yang memotivasi Jhon untuk bangkit dan tidak larut dalam masalah. Benarlah, hati yang gembira adalah obat. Jhon makin giat melayani Tuhan. Lewat nyanyian dan petikan gitarnya, ia semakin maju dan menang mengalahkan segala rasa yang tak perlu disimpannya.

Usia 20 tahun, Jhon memberanikan diri minta izin pada ibunya untuk dibaptis. Ibunya tak keberatan asal Jhon menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh. "Meski Mama bukan seorang Kristen, tapi ia sungguh-sungguh mendorong saya untuk melayani Tuhan. Pernah suatu kali, saya jenuh dan berniat bolos tidak ke gereja, Mama saya ribut. 'Lho, katanya kamu mau jadi Kristen kok malas-malasan.' Ketika saya pulang pelayanan, Mama menunggu saya dan selalu bertanya, sudah makan belum?"

Tuhan juga memberi kesempatan Jhon melayani ibunya saat wanita yang melahirkannya itu jatuh sakit dan harus opname. Selama satu minggu, Jhon menemani ibunya, "Sewaktu Mama anfal, ia berteriak, 'Yesus tolong saya!' Tak lama kemudian, Mama dipanggil Tuhan. Rasanya waktu bersama Mama belum cukup. Mama meninggal saat kami sangat dekat. Tapi hati saya sangat bahagia, Mama sudah mengakui Yesus."

Bertemu Tulang Rusuk

Jhon semakin terpacu bercerita tentang Yesus. Jadwal pelayanan padat. Awal Juni tahun 2000, Jhon bersama beberapa teman pelayanan ke Kalimantan Barat. Di sana, Jhon didampingi Pdt. Kenny Wolter. Mariana-lah yang mengurus dan banyak mendampingi Jhon. Teman-teman Jhon maupun Mariana kerap menggoda, "Wah, kayaknya kalian cocok banget," kata Jhon tersenyum menirukan godaan mereka.

Sehari menjelang kembali ke Jakarta, Jhon "didesak" teman-temannya untuk "mengungkapkan cinta". Semula Jhon ragu, sadar atas keterbatasan yang dimilikinya. Namun akhirnya, muncul keberanian itu. Jhon mengajak bicara Mariana. Memang tak ada yang dapat membandingi kuasa Tuhan. Mariana, meski kaget bukan kepalang, akhirnya menerima cinta Jhon.

Malam itu pula mereka sepakat untuk segera menikah. Hal ini disampaikan kepada Pdt. Kenny, yang kaget mendengarnya. "Pendeta bilang, uji dulu. Kami pun dipisahkan di tempat yang berbeda. Setelah selesai, kami dipanggil Pdt. Kenny. Apakah jawaban kami sama? Ternyata saya dan Mariana punya jawaban sama, mantap untuk menikah."

Pernikahan yang mengharukan itu pun dilaksanakan. "Saya pulang ke Jakarta bawa istri, mukjizat ya?" kata Jhon tertawa, Mariana yang mendampingi pun tersenyum.

Mariana mengaku kagum atas karya Tuhan dalam hidup suaminya. "Meskipun Kak Jhon begitu, dia loh yang atur keuangan keluarga. Dia pinter banget ngurus duit. Saya juga heran, dia bisa main gitar, keyboard, drum, suaranya juga bagus," ungkap Mariana, gantian Jhon tersenyum mendengar pujian istrinya.

Tak lama menunggu, Mariana hamil. Pada 13 April 2002, lahirlah Ester Agung Natanael; buah cinta kisah keajaiban.

Jhon tak lagi merasa sepi dan sendiri. Mariana dan Ester memenuhinya dengan cinta. Luka itu telah digantikan-Nya dengan sukacita.


Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buku : Karena Dia
Judul artikel: Saya Terselamatkan Walaupun Lahir Tanpa Bola Mata
Penyusun : Niken Maria Simarmata
Penerbit : ANDI, Yogyakarta 2006
Halaman : 71 -- 80


0 komentar: