CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Rabu, 13 Januari 2010

Aborsi (8)

Kejamnya Aborsi
Mama Tersayang,

Saat ini aku ada di surga, duduk di pangkuan Tuhan. Tuhan sangatlah mengasihiku dan Ia turut menangis bersamaku. Ia menangisi hatiku yang telah dihancurkan. Sebelumnya aku amat diinginkan untuk menjadi seorang gadis kecil. Aku tak begitu mengerti tentang apa yang telah terjadi. Aku dulu begitu senang saat aku mulai menyadari keberadaanku. Aku ada di dalam tempat yang gelap namun nyaman. Kupandangi jari tangan dan kakiku. Alangkah cantik diriku dalam masa perkembanganku, walaupun belum dekat masanya sampai tibanya saat aku telah siap meninggalkan lingkunganku itu.

Aku habiskan sebagian besar waktuku dengan tidur ataupun berfikir. Bahkan pada hari-hari terawal hidupku, aku merasakan hubungan istimewa antara aku dan Mama. Kadang aku mendengar Mama menangis. Kadang-kadang Mama berteriak atau menjerit, lalu menangis. Kudengar Papa balik berteriak, aku merasa sedih dan berharap bahwa Mama akan segera pulih. Aku berfikir, kenapa kiranya Mama sering menangis. Pernah hampir seharian Mama menangis. Aku turut sedih. Tak dapat kubayangkan kenapa Mama sesedih itu.

Pada hari yang sama, sesuatu yang mengerikan terjadi. Monster yang amat mengerikan memasuki tempat yang hangat dan menyenangkan tempat aku berada. Aku amat takut dan mulai berteriak, namun tak sekalipun engkau mencoba menolongku. Mungkin engkau tak pernah mendengarku. Monster itu dekat dan lebih dekat lagi, sedang aku berteriak dan berteriak lagi, "Mama, Mama ... tolonglah aku; Mama, tolong aku". Lengkaplah teror yang kualami. Aku berteriak dan berteriak hingga kupikir aku tak mampu lagi melakukannya. Lalu monster itu mengoyakkan lenganku. Amat sakit rasanya, nyerinya tak dapat kuterangkan. Teror itu tak berhenti. Oh, betapa aku memohon kepadanya untuk berhenti. Aku berteriak ngeri saat monster itu mengoyak lepas tungkaiku. Walaupun aku telah mengalami teror seperti itu, aku masih sekarat. Kutahu aku takkan pernah memandang wajah Mama, atau mendengar Mama berkata kepadaku betapa Mama menyayangiku. Aku ingin melenyapkan semua air mata Mama. Kubuat banyak rencana untuk membuat Mama bahagia. Aku tak bisa; seluruh mimpiku telah buyar.

Walau aku berada dalam nyeri dan kengerian yang hebat, di atas semuanya aku merasakan nyerinya hatiku yang hancur. Aku tak mengharapkan sesuatu selain menjadi anak Mama. Tak ada gunanya lagi kini, aku telah mengalami kematian yang menyakitkan. Aku hanya dapat membayangkan hal-hal buruk yang telah mereka buat terhadap diri Mama. Aku ingin memberitahu Mama sebelum aku pergi bahwa aku mencintai Mama, namun aku tak tahu kata-kata apa yang Mama dapat mengerti. Dan segera sesudahnya, aku tak lagi memiliki nafas untuk mengucapkannya; aku mati.

Aku merasakan kebangkitan diriku. Aku dihantar oleh malaikat memasuki tempat besar yang indah. Aku masih menangis, namun sakit fisik kini telah lenyap. Malaikat itu membawaku kepada Tuhan, lalu meletakkanku di pangkuanNya. Ia berkata bahwa Ia mencintaiku, dan bahwa Ia adalah Bapaku. Maka aku gembira. Aku menanyakan apakah kiranya yang telah membunuhku. Ia menjawab, "Aborsi. Aku menyesal, anakKu; sebab Aku tahu bagaimana rasanya." Aku tak tahu apa itu aborsi; kupikir itu adalah nama dari monster tadi.

Aku menulis untuk mengatakan aku mencintai Mama dan untuk memberitahu Mama betapa inginnya aku menjadi gadis kecil Mama. Aku telah berjuang keras untuk hidup. Aku ingin hidup. Aku punya kemauan itu, tapi aku tak sanggup; monster itu terlampau kuat. Monster itu telah menyedot lepas lengan dan tungkaiku, kemudian seluruh diriku. Tak mungkin untuk hidup. Aku ingin Mama tahu bahwa aku telah berjuang untuk tetap tinggal bersama Mama. Aku tak ingin mati. Mama, tolong awasi pula si monster aborsi. Mama, aku sayang Mama. Dan aku juga tak suka Mama mengalami nyeri seperti yang telah kualami. Tolong hati-hati.

Dengan Cinta,
Bayi Perempuanmu

Baca selengkapnya..

0 comments Links to this post Send "Kejamnya Aborsi" to friends

Share |

Mama Mengasihimu, Jennifer
Posted by Peak at 10:20:00 AM Labels: Abortion, Testimony
22Sep2008

Saat saya berusia 19 tahun, saya diperkosa dengan ancaman pisau belati di Hollywood, California. Saya merasa kotor, bekas terpakai dan semua kebanggaan saya terhampas begitu saja. Memang kehamilan akibat dari pemerkosaan hanya kurang dari 1%, tetapi saya termasuk satu di antara yang sedikit tersebut.

Pada mulanya untuk beberapa waktu lamanya saya menyangkal, namun sementara tubuh saya mengalami perubahan, saya sadar bahwa saya tidak dapat menutupi kenyataan tersebut lebih lama lagi - saya hamil. Saya pikir pasti ada jalan keluar yang terbaik!

Saya baru saja menjalani wawancara untuk pekerjaan sebagai pramugari. Tetapi lebih daripada resiko dalam karir saya, pikiran saya tidak tahan untuk menanggung bayi dari orang yang memperkosa saya. Saat saudara perempuan saya menyebut hal aborsi, hal itu terdengar seperti solusi yang sempurna. Aborsi masih belum disahkan pada waktu itu, tetapi saudara perempuan saya mengatur persiapannya.

Saya menemui seorang laki-laki di Griffith Park, yang membawa saya dengan mata tertutup kain ke sebuah kantor dokter. Tetapi ternyata dokter sebut tidak mau melakukan aborsi karena saya menderita infeksi kerongkongan yang sedemikian buruk, bila infeksi tersebut menyerang rahim, saya bisa mati. Maka ia menyuruh saya pulang dan menghadapi kenyataan bahwa saya hamil, dan entah bagaimana saya bisa menjalaninya.

Kemudian saya menemukan seorang dokter yang sangat peduli yang membantu saya melihat bahwa setiap kehidupan itu berharga. Saya mulai merasakan kasih dan menerima anak saya, terlebih saat saya merasakan bayi saya bergerak. Saya merasa sukacita karena kehidupan yang baru di dalam diri saya dan nyaris lupa asal mulanya.

Saat saya akhirnya memberitahukan orang tua, ayah saya terkejut mengetahui saya hamil, apalagi dari seorang pemerkosa. Dokter keluarga membawa ayah saya berkenalan dengan Planned Parenthood (Keluarga Berencana), tempat saya mendapat informasi bahwa aborsi adalah "satu-satunya solusi." Mereka tidak menawarkan alternatif lain. Saya mempercayai mereka bahwa mimpi buruk saya akan berlalu, dan saya dapat meneruskan kehidupan saya sesudah aborsi seolah-olah "tak pernah terjadi apa-apa."

Orang tua saya menghubungi District Attorney (D.A. yaitu Pengacara Daerah) untuk memberi kesaksian tentang pemerkosaan sehingga saya dapat memperoleh aborsi sah. Saat D.A. menyetujuinya, saya sudah hamil 22 minggu, dan telah memutuskan bahwa saya sungguh ingin mempertahankan bayi saya. Namun saya merasakan tekanan yang hebat dari semua pihak, terutama untuk menyenangkan orang tua saya, sehingga akhirnya saya mengalah.

Saya tidak akan pernah melupakan hari saat orang tua saya meninggalkan saya di rumah sakit. Saya merasa sendiri, kosong dan terlupakan. Saya ingin melarikan diri, lari, tetapi disana tidak ada tempat atau orang untuk saya tuju. Hati saya tercabik, saya tahu bayi saya akan mati dan saya memperbolehkannya, namun demikian saya begitu takut menyusahkan hati orang tua saya. Dokter menyuruh saya berbaring tenang saat ia menembakkan larutan garam ke dalam perut saya. Saya berbaring disana berharap untuk mati. Saya pergi ke tempat bersalin, dan berkhayal bahwa saya akan melahirkan bayi yang hidup. Tak seorangpun mengatakan persalinan macam apa yang akan saya jalani. Selama 18 jam saya meronta-ronta sendirian saat kontraksi berlangsung. Kemudian, hanya dengan bantuan seorang perawat yang masih muda yang berdiri di sebelah saya, saya melahirkan bayi perempuan saya yang mungil ke dalam sebuah bejana sorong. Ia sudah terbentuk seluruhnya sempurna, tetapi ia tidak bergerak dan tenang.

Saya terguncang saat saya melihat kepada apa yang orang katakan kepada saya hanyalah segumpal daging. Pada saat itu saya rasa-rasanya sedang menunggu untuk melihat dia mulai menangis, masih berharap dia hidup. Saya merasakan kekosongan yang tidak dapat diisi oleh apapun dan segera menyadari bahwa akibat aborsi terus berkelanjutan lama meskipun ingatan akan pemerkosaan telah berkurang. Untuk tiga tahun berikutnya saya mengalami depresi dan mimpi-mimpi buruk yang menakutkan. Saya bermimpi sedang melahirkan, tetapi kemudian orang-orang merampas bayi saya. Saya mendengar tangisannya dan memeriksa ke segala tempat, tetapi saya tidak berhasil menemukannya. Saya hanya mendengar tangisannya bergema di kejauhan.

Saya menguburkannya dalam-dalam dan mengeraskan hati saya atas derita tersebut. Berlawanan dengan apa yang dikatakan orang selama ini, aborsi adalah hal yang jauh lebih sulit untuk dihadapi daripada pemerkosaan itu sendiri. Pemerkosaan adalah suatu kejahatan yang mengandung kekerasan yang menimpa saya, seorang korban yang tak berdosa. Sedangkan aborsi adalah pembunuhan yang mengandung kekerasan terhadap anak saya, dan saya adalah salah seorang pelakunya.

Saya berusaha untuk menipu diri saya sendiri bahwa saya mempunyai alasan yang baik untuk melakukan aborsi, bagaimanapun juga, saya telah diperkosa. Akan tetapi kenyataan itu sangat melukai saya saat mengingatnya, maka saya berusaha mengubur kenyataan tersebut. Kemudian saya menikah dan memiliki dua orang anak laki-laki. Saat yang kecil berusia tiga bulan, suami saya dan saya menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kami. Kesembuhan banyak terjadi di banyak segi kehidupan saya, tetapi derita aborsi yang pernah saya lakukan masih menghantui kehidupan saya. Saya belum mau mengakui bahwa peristiwa itu sah mempengaruhi kehidupan saya. Meskipun saya telah memutuskan tidak akan pernah melakukan aborsi lagi, namun saya tidak dapat menyangkal bahwa orang-orang lain akan memilihnya. Tiap kali aborsi tersebut diucapkan, dalam diri saya terasa sakit. Saya tidak ingin mendengarnya.

Beberapa tahun kemudian saya didiagnosa menderita kanker tengkuk dan membutuhkan hysterectomy - ini menghancurkan impian saya selamanya untuk memperoleh bayi perempuan. Akhirnya Tuhan mengangkat beban berat yang tertanam dalam hati saya yang terluka. Ia mengangkat kepermukaan segala luka, derita dan duka cita atas kematian putri saya. Saya merasa bersalah dan menyadari luka dalam yang terjadi, memerlukan kesembuhan. Pada mulanya saya marah, marah karena saya membiarkan diri saya mengaborsi, dan berpikir bahwa Tuhan sedang menghukum saya atas perbuatan tersebut. Sulit untuk menghadapi tanggung jawab saya sendiri dengan penuh keberanian.

Kenyataannya, sayalah yang memilih untuk menjalani aborsi. Kami sungguh menuai apa yang kami tabur. Namun saat saya mengakui dosa saya, Tuhan itu setia dan berkenan mengampuni dosa saya dan menjauhkannya sejauh timur dari
barat. Dia adalah Tuhan yang mengampuni, tetapi saya harus berjuang berat untuk dapat mengampuni diri sendiri. Beberapa tahun sebelum menderita kanker saya bermimpi mengadopsi anak perempuan bernama "Harapan". Allah mengingatkan saya akan mimpi ini setelah 'hysterectomy'. Saya percaya Dia sedang membuat janji dengan saya, yaitu janji atas seorang anak perempuan.

Lima tahun kemudian, sesuai janji Nya, "Harapan" datang ketengah keluarga kami saat ia berumur tiga minggu. Ia nyaris menjadi korban aborsi. Meski saya tidak pernah bertemu dengan ibu kandungnya, saya berdoa untuknya setiap hari. Ia memberikan kehidupan pada anak perempuan saya, hadiah yang paling berharga. Dan ibunya memberikan bayinya lebih daripada itu, harapan untuk medapatkan keluarga yang mengasihi yang tidak bisa diberikannya. Pada mulanya saya ingin "Harapan" menggantikan putri saya yang hilang, tetapi segera saya sadar bahwa tak ada seorang anak pun yang dapat digantikan.

Tuhan mulai menyingkapkan segi-segi lain yang membutuhkan kesembuhan akibat aborsi. Kerusakan yang terjadi jauh lebih parah daripada yang orang pahami. Secara fisik, tentu saja, seorang bayi direnggut dari kandungan ibunya. Namun secara emosional, saya yakin sudah ada ikatan batin antara si ibu dan anak, seakan-akan ada bagian yang terrenggut dari jiwa saudara sendiri. Bagian dari dirimu juga sudah mati.

Kesedihan adalah proses penting yang saya jalani untuk mendapat kesembuhan dari trauma aborsi saya. Saya percaya bagian dari proses kesedihan itu seumpama mengidentifikasikan kehidupan si bayi kecil tersebut sebagai seorang individu, seperti memberi nama bayi saudara tersebut. Saya tidak akan lupa detik-detik ketika putri saya yang tak bernyawa terbaring di dekat saya, tetapi melalui anugerah kesembuhan dari Yesus, saya tahu bahwa saat ini ia berada di surga bersama-Nya, di dalam gendongan-Nya. Namun saya masih melewati waktu-waktu ketika saya menangis untuk Jennifer mungil saya yang tidak pernah diperkenankan tertawa atau menangis atau mendengar ombak lautan atau memanjat pohon dan merasakan sinar mentari pada wajahnya atau tahu air mata atau perjuangan dan sukacita kehidupan. Akhirnya saya menulis sepucuk surat untuk putri saya.

Jennifer sayang,
Mama tahu saat kau Mama kandung, meski Mama berusaha keras untuk mengabaikannya. Oleh karena engkau adalah hasil dari pemerkosaan, Mama merasa begitu kesepian dan bingung.

Pada mulanya Mama hanya ingin membinasakanmu. Tetapi saat Mama mulai merasakan gerakan-gerakanmu di dalam tubuh Mama, Mama mendapati diri Mama mau menerima keberadaanmu.

Kamu berumur 22 minggu saat ijin untuk aborsi sah Mama diberikan, padahal Mama telah memutuskan untuk menerima dirimu. Mama mulai semakin mengasihi dirimu, tetapi dibawah tekanan dari orang-orang disekitar Mama, Mama langsung setuju dengan aborsi.

Untuk bertahun-tahun sesudahnya tangismu menggema dalam mimpi-mimpi yang
tiada akhir sampai akhirnya kesembuhan terjadi. Lalu Mama menamai dirimu dan
membiarkan diri Mama merataap atas kematianmu. Mama juga menjadi korban sebagai akibat dari mengambil keputusan berdasarkan beberapa potong informasi yang salah. Bagian dalam diri Mama mati bersamamu.

Saat kau dari surga memandang kebawah, Mama tahu kau mengampuni Mama seperti halnya Mama telah belajar mengampuni diri Mama sendiri. Sekarang ini Mama menekankan kepada orang lain untuk membantu mereka yang telah berbuat kesalahan dalam aborsi, dan juga menolong orang-orang lain untuk tidak berbuat kesalahan seperti yang telah Mama buat. Kesembuhan hanya dapat datang melalui kasih Yesus yang berkuasa.

Sampai kita bertemu lagi, Jenniferku, Mama mengasihimu.

Oleh: Jackie Bakker

Kisah di atas (Jackie Bakker) diambil dan diterjemahkan dari majalah American Against Abortion. Oleh Pelayanan Traktat Nafiri Allah Terakhir. PO BOX 1380 Surabaya 60013.

Baca selengkapnya..

0 comments Links to this post Send "Mama Mengasihimu, Jennifer" to friends

Share |

Kathy & Pattrick DeZeeuw
Posted by Peak at 8:40:00 AM Labels: Abortion, Testimony
03Sep2008

Oleh Kathy DeZeeuw (Ibu)

Saya dibesarkan dalam keluarga yang membaca Alkitab setiap hendak makan dan pergi ke gereja tiga kali seminggu. Kami adalah keluarga yang sangat rohani, tetapi sebenarnya kami tidak mempunyai hubungan yang sesungguhnya dengan Tuhan. Sebagai seorang gadis muda, saya cukup terlindung, dan mempunyai impian khusus untuk berjumpa dengan pemuda ideal dan memiliki perkawinan yang sempurna. Namun impian saya telah berubah menjadi mimpi buruk yang mengerikan. Saya tidak diperbolehkan berkencan atau nonton bioskop. Tetapi pada suatu malam saat saya berusia 16 tahun, saya membolos dari gereja dan pergi membeli pizza bersama dengan teman wanita. Ditempat restoran pizza, saya menerima sebuah undangan drive-in movie (Menonton bioskop dari dalam mobil) bersama seorang pria yang baru saja keluar dari dalam penjara. Saat ia semakin mabuk, kemarahan dalam dirinya menjadi jelas. Film berakhir, tetapi ia tidak membawa saya kembali ke mobil saya, sebaliknya ia membawa saya pergi kesebuah danau terpencil, lalu memperkosa saya.

Saat saya mengkuatkan diri saya untuk bangun dan berjalan pulang, saya tidak bisa berhenti meratap. Saya merasa mati di dalam. Segalanya didalam diri saya hancur - ia telah mencuri dari saya sesuatu yang tidak akan pernah saya dapatkan kembali. Dan yang lebih buruk dari itu adalah ketidaktaatan saya mengakibatkan saya diperkosa. Karena saya tidak "Dikerjain dijalanan", saya menganggap itu mungkin bukan benar2 perkosaan-itu pasti kesalahan saya. Sebab itu saya menyembunyikan perasaan bersalah dan malu. Entah bagaimana akhirnya saya tahu bahwa saya hamil. Satu bulan berlalu berganti dengan bulan berikutnya. Pada saat menunggu datang bulan, saya menjadi suka menyendiri dan putus asa. Dalam keputus-asaan saya menjerit kepada Tuhan dan membuat segala janji, tetapi Tuhan tidak mengambil anak pria pemerkosa itu. Saat itu aborsi masih belum disahkan, maka saya berusaha membunuh sendiri anak saya, saya minum racun semut, menjatuhkan diri dari timbunan rumput kering yang tinggi, dan meninju perut saya sekeras mungkin, tetapi tidak ada satupun yang berhasil. Saya membenci bayi tersebut, saya benci pria itu, dan terutama saya benci diri saya sendiri.

Saat perut saya bertambah besar, saya menjadi semakin takut. Saya mengenakan korset untuk menutupi perut saya yang menonjol. Bila saya tiba dirumah sepulang sekolah saya sudah hampir pingsan karena kesakitan. Dalam keputus-asaan saya yang dalam, saya berusaha untuk menyembunyikan apa yang terjadi, saya berusaha untuk meletakkan kesalahan tersebut pada orang lain. Saya mulai berkencan dengan seorang pemuda. Saya pikir andai saya bisa memperdayainya, saya bisa mengatakan bahwa ini adalah bayinya - mungkin ia akan mengawini saya.

Akhirnya, suatu hari disekolah, saya pingsan, suster memenggil ibu saya untuk datang dan membawa saya pulang. Sesampainya dirumah, saya lari menaiki tangga untuk ganti baju memakai baju kaos tebal berlengan panjang dan celana panjang abang saya yang besar. Ibu mengikuti dan dalam keheranannya ia menjerit, "Kamu tampak hamil". Saya tahu saya tidak bisa menyembunyikannya lebih lama lagi. Maka saya menjawab, "Ya, ibu."

Ayah mengatakan bahwa kami perlu memanggil keluarga pacar saya untuk menikah secepat mungkin. Saya tahu bahwa bayi tersebut bukan dari pria kedua ini, tetapi saya diam saja. Saya tak akan pernah lupa malam disaat pria itu bersama kedua orang tuanya datang, saya dipermalukan saat in menerangkan bahwa tidaklah mungkin itu adalah bayinya. Saat cerita ini menyebar tentang betapa brengseknya saya, orang2 di gereja mengatakan bahwa saya "bukan gadis baik-baik" dan perlu diusir. Banyak rumor menyebar tetapi saya tetap tidak menceritakan pada siapapun tentang pemerkosaan tersebut. Orang tua saya mengirim saya ke rumah penampungan untuk para ibu diluar perkawinan yang jaraknya bermil-mil dari rumah saya, dan memberitahu saya untuk menyerahkan bayi saya untuk diadopsi.

Saya begitu kesepian. Satu2nya orang yang tersisa dalam hidup saya adalah bayi ini yang telah menjauhkan diri saya dari semua orang. Sementara minggu berganti minggu, ikatan batin bertumbuh semakin kuat. Simungil yang menendang-nendang dalam diri saya itu sekarang adalah anak saya. Dia bukan lagi milik pria menakutkan yang telah memperkosa saya. Akhirnya saya masuk persalinan. Tiap kali kontraksi mulai, satu-satunya hal yang bisa saya pikirkan adalah berdoa dengan satu-satunya doa yang saya ketahui, "Bapa kami yang ada
disurga, dipermuliakanlah namaMu....." Setelah 27 jam bayi saya lahir, lalu diambil cepat-cepat dari saya. Saya pikir tidak akan pernah bertemu dia lagi. Saya diminta untuk tinggal sepuluh hari lagi, dan selama itu saya selalu berdiri disamping jendela kamar anak-anak, dan memendangi putra saya. Saya hanya ingin menggendongnya, memegangnya sebelum mereka membawanya pergi.

Tetapi mereka tidak memperbolehkan, maka mereka menyeret saya dari jendela. Saat orang tua saya tiba, hal pertama yang saya katakan adalah, "Papa, apa papa ingin melihat cucu papa?" Ia berkata "Tidak, saya tidak ingin melihatnya atau berhubungan dengan hal apapun mengenai dia." Papa takut kalau sudah melihatnya, dia akan punya keinginan untuk membawanya pulang. Tetapi saya salah mengartikan reaksinya, lalu menjadi sangat marah, dan menyuruh mereka pergi. Malam itu saya bermimpi sangat jelas-mimpi tentang merawat putra saya. Saya duduk diranjang dan berkata, "Ya Tuhan, apapun yang terjadi, saya akan membawanya pulang." Saat saya berbaring kembali, hati saya terasa damai dan saya tidur nyenyak sekali untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan.

Besoknya orang tua saya kembali dan saat ayah berjalan di dekat pintu, ia berkata, "Sayang, kita akan membawanya pulang. Saya tidak perduli apa yang akan orang katakan, kami akan mendukungmu." Saya sudah memilih sebuah nama, maka saya letakkan Pattrick kecil dibagian mobil dan kami pulang. Akan tetapi sesampainya dirumah, anggota keluarga yang lain sangat menentang saya untuk merawat Pattrick, dan mereka mengungkapkan perasaan mereka terang2an didepan saya. Saya tinggal selama sembilan bulan, dan kepahitan yang dalam melanda saya. Saya menyimpan perasaan tak dapat mengampuni yang sedemikian besar terhadap orang yang telah memperkosa saya, dan terhadap orang2 yang mengucapkan dusta mengenai diri saya. Kata-kata mereka yang merusak masuk kedalam roh saya. Saya tidak tahan hidup dengan mendengar kebohongan-kebohongan yang mereka ceritakan, maka saya pindah ke California, dan tenggelam dalam pengaruh obat-obatan dan alkohol. Tiba-tiba, semua yang mereka katakan tentang diri saya menjadi kenyataan. Saat Pattrick berumur dua tahun setengah, saya bertemu Harris, dialah jawaban atas doa saya. Waktu saya meninggalkan rumah penampungan bagi para ibu diluar perkawinan, saya pernah memandang kelangit dan berdoa, "Tuhan, jika memang Engkau ada, tolong, bila saya menikah, biarlah pria itu mencintai bayi ini lebih daripada ia mencintai saya." Dan tepat seperti itulah yang terjadi. Harris jatuh cinta kepada Pattrick, dan mereka melakukan hal-hal yang biasa dilakukan semua ayah dan anak. Saat Harris akhirnya meminta saya kepada ayah saya, yang pertama dia minta adalah Pattrick, baru kemudian diri saya.

Namun perkawinan kami sangat sulit. Sejujurnya, saya benci kepada laki-laki. Saya malah semakin tenggelam dalam obat-obatan dan minum-minum, dan apa yang tersisa dari kehidupan saya hancur berantakan begitu cepatnya. Akhirnya, setelah over dosis untuk ketiga atau untuk keempat kalinya, Tuhan melawat diri saya. Saya sadar saya perlu menyerahkan hidup saya kepada Tuhan, maka sayapun menjerit kepada Tuhan. Kemurahan Tuhan dinyatakan lebih lagi kepada saya dengan cara yang paling indah. Hidup saya diubahkan sepenuhnya. Pada satu hari saya adalah seorang pecandu obat-obatan yang gila, tetapi pada hari berikutnya saya begitu mengasihi Tuhan Yesus dan begitu lapar akan FirmanNya. Kurang lebih setahun kemudian, Harris menyerahkan hidupnya juga kepada Tuhan, dan seluruh keluarga saya mengalami kesembuhan yang dasyat. Kami dikaruniai dua putra lagi, dan mereka semua tahu akan Tuhan dan mengasihiNya. Sebenarnya ada saat-saat yang menyenangkan dan tidak menyenangkan, tetapi melalui semua itu Tuhan telah menunjukkan kepada saya kasihNya yang lembut dan pengampunanNya.

Sekarang Pattrick berumur 22 tahun, dan saya bersyukur kepada Tuhan bahwa aborsi dilarang saat ia saya kandung. Jika saat itu aborsi diperbolehkan. Saya tidak tahu pasti apa yang akan saya pilih, tetapi saya bahagia karena saya tidak memiliki pilihan. Saya berdoa supaya suatu hari nanti aborsi dilarang lagi. Saya kira baik Pattrick maupun saya adalah contoh terbaik akan belas kasih dan anugerah Tuhan, terhadap korban pemerkosaan. Tiap kehidupan sangatlah penting dan tak terukur nilainya, tak peduli bagaimana keadaannya. Allah memberi pada setiap orang sesuatu yang unik untuk disumbangkan, dan disaat satu kehidupan hilang, kita semua kehilangan sesuatu. Bila Pattrick tidak ada, akan ada banyak orang yang kehidupannya bakal menderita, terutama saya. Pattricklah yang telah menantang saya dan menolong saya untuk sungguh2 mengampuni ayahnya. Sekarang saya bekerja sebagai konselor disebuah pusat krisis kehamilan, dan seringkali seorang gadis muda bertanya, "Tetapi kamu tidak mengerti! Bagaimana kamu bisa memahami keadaan saya?" Dan saya diberi kemampuan untuk memberi kesaksian tentang hidup saya, bagaimana Tuhan sanggup mengubah sekalipun hasil pemerkosaan untuk kemuliaan namaNya. Jika Dia dapat melakukannya untuk saya, Dia pasti juga dapat melakukannya untuk orang lain! Benar itu tidak mudah, tetapi saya sangat bersyukur atas bagaimana Tuhan sudah memulihkan kehidupan saya.
=======================

Oleh Pattrick DeZeeuw (Anak)

Saya berusia 19 tahun saat saya tahu bahwa saya dikandung akibat pemerkosaan. Saya sangat terkejut. Sebagai seorang pemuda saya merasakan kebencian yang tidak kentara terhadap ayah kandung saya, yaitu sejak meninggalkan saya dan ibu saya. Saya merasa terluka dan ditolak olehnya. Setiap kali mengingat kenyataan tersebut, saya segera mengobarkan kembali kebencian itu, dan hati saya terbakar oleh kepahitan terhadap dirinya. Hanya setelah menyerahkan hidup saya kepada Tuhan maka saya temukan kedamaian dengan diri saya, siapa saya dan bagaimana saya dilahirkan.

Kedamaian itu datang saat saya mengampuni ayah saya, sama seperti Yesus sudah mengampuni diri saya. Sebagai anak hasil pemerkosaan, saya mempunyai pandangan yang khusus mengenai aborsi. Jika saja aborsi sudah diperbolehkan pada saat saya dikandung, saya pasti tidak akan hidup. Saya tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengasihi dan memberi diri saya untuk orang lain. Saya juga telah memiliki kesempatan yang indah untuk membagi kesaksian saya. Kapanpun orang berkata, "Ya, tetapi bagaimana kalau akibat pemerkosaan?" Saya memiliki jawaban yang sempurna!. Tuhan telah memberkati saya dengan istri yang luar biasa dan kami merasakan panggilan-Nya dalam ladang penginjilan. Tuhan telah menolong saya untuk bertindak jauh lebih dari hanya sekedar mengampuni ayah saya-saya sungguh-sungguh mengasihinya. Saya berharap dengan segenap hati saya untuk dapat bertemu dengannya. Mungkin kesaksian ini dapat sampai ketangannya, dan akan menemui saya. Doa saya adalah bahwa dia juga akan datang untuk mengenal kuasa kasih Tuhan Yesus yang memulihkan hati yang hancur.



0 comments Links to this post Send "Kathy & Pattrick DeZeeuw" to friends

Share |

Gifts From The Heart for Women
Posted by Peak at 12:19:00 PM Labels: Abortion, Books, Life, Story
28Mar2008

Ada pasangan suami isteri yang sudah hidup beberapa lama tetapi belum mepunyai keturunan. Sejak 10 tahun yang lalu, sang istri terlibat aktif dalam kegiatan untuk menentang ABORSI, karena menurut pandangannya, aborsi berarti membunuh seorang bayi.

Setelah bertahun-tahun berumah-tangga, akhirnya sang istri hamil, sehingga pasangan tersebut sangat bahagia. Mereka menyebarkan kabar baik ini kepada famili, teman2 dan sahabat2, dan lingkungan sekitarnya. Semua orang ikut bersukacita dengan mereka. Dokter menemukan bayi kembar dalam perutnya, seorang bayi laki2 dan perempuan. Tetapi setelah beberapa bulan, sesuatu yang buruk terjadi. Bayi perempuan mengalami kelainan, dan ia mungkin tidak bisa hidup sampai masa kelahiran tiba. Dan kondisinya juga dapat mempengaruhi kondisi bayi laki2. Jadi dokter menyarankan untuk dilakukan aborsi, demi untuk sang ibu dan bayi laki2 nya.

Fakta ini membuat keadaan menjadi terbalik. Baik sang suami maupun sang istri mengalami depressi. Pasangan ini bersikeras untuk tidak menggugurkan bayi perempuannya (membunuh bayi tsb), tetapi juga kuatir terhadap kesehatan bayi laki2nya. "Saya bisa merasakan keberadaannya, dia sedang tidur yenyak", kata sang ibu di sela tangisannya. Lingkungan sekitarnya memberikan dukungan moral kepada pasangan tersebut,dengan mengatakan bahwa ini adalah kehendak Tuhan.

Ketika sang istri semakin mendekatkan diri dengan Tuhan, tiba-tiba dia tersadar bahwa Tuhan pasti memiliki rencanaNya dibalik semua ini. Hal ini membuatnya lebih tabah. Pasangan ini berusaha keras untuk menerima fakta ini. Mereka mencari informasi di internet, pergi ke perpustakaan, bertemu dengan banyak dokter, untuk mempelajari lebih banyak tentang masalah bayi mereka. Satu hal yang mereka temukan adalah bahwa mereka tidak sendirian. Banyak pasangan lainnya yang juga mengalami situasi yang sama, dimana bayi mereka tidak dapat hidup lama. Mereka juga menemukan bahwa beberapa bayi akan mampu bertahan hidup, bila mereka mampu memperoleh donor organ dari bayi lainnya. Sebuah peluang yang sangat langka. Siapa yang mau mendonorkan organ bayinya ke orang lain?

Jauh sebelum bayi mereka lahir, pasangan ini menamakan bayinya, Jeffrey dan Anne. Mereka terus bersujud kepada Tuhan. Pada mulanya, mereka memohon keajaiban supaya bayinya sembuh. Kemudian mereka tahu, bahwa mereka seharusnya memohon agar diberikan kekuatan untuk menghadapi apapun yang terjadi, karena mereka yakin Tuhan punya rencanaNya sendiri.

Keajaiban terjadi, dokter mengatakan bahwa Anne cukup sehat untuk dilahirkan, tetapi ia tidak akan bertahan hidup lebih dari 2 jam. Sang istri kemudian berdiskusi dengan suaminya, bahwa jika sesuatu yang buruk terjadi pada Anne, mereka akan mendonorkan organnya. Ada dua bayi yang sedang berjuang hidup dan sekarat, yang sedang menunggu donor organ bayi. Sekali lagi, pasangan ini berlinangan air mata. Mereka menangis dalam posisi sebagai orang tua, dimana mereka bahkan tidak mampu menyelamatkan Anne. Pasangan ini bertekad untuk tabah menghadapi kenyataan yg akan terjadi.

Hari kelahiran tiba. Sang istri berhasil melahirkan kedua bayinya dengan selamat. Pada momen yang sangat berharga tersebut, sang suami menggendong Anne dengan sangat hati-hati, Anne menatap ayahnya, dan tersenyum dengan manis. Senyuman Anne yang imut tak akan pernah terlupakan dalam hidupnya. Tidak ada kata2 di dunia ini yang mampu menggambarkan perasaan pasangan tersebut pada saat itu. Mereka sangat bangga bahwa mereka sudah melakukan pilihan yang tepat (dengan tidak mengaborsi Anne ), mereka sangat bahagia melihat Anne yang begitu mungil tersenyum pada mereka, mereka sangat sedih karena kebahagiaan ini akan berakhir dalam beberapa jam saja. Sungguh tidak ada kata2 yang dapat mewakili perasaan pasangan tersebut. Mungkin hanya dengan air mata yang terus jatuh mengalir, air mata yang berasal dari jiwa mereka yang terluka.

Baik sang kakek, nenek, maupun kerabat famili memiliki kesempatan untuk melihat Anne. Keajaiban terjadi lagi, Anne tetap bertahan hidup setelah lewat 2 jam. Memberikan kesempatan yang lebih banyak bagi keluarga tersebut untuk saling berbagi kebahagiaan. Tetapi Anne tidak mampu bertahan setelah enam jam.

Para dokter bekerja cepat untuk melakukan prosedur pendonoran organ. Setelah beberapa minggu, dokter menghubungi pasangan tsb bahwa donor tsb berhasil. Dua bayi berhasil diselamatkan dari kematian. Pasangan tersebut sekarang sadar akan kehendak Tuhan. Walaupun Anne hanya hidup selama 6 jam, tetapi dia berhasil menyelamatkan dua nyawa. Bagi pasangan tersebut, Anne adalah pahlawan mereka, dan sang Anne yang mungil akan hidup dalam hati mereka selamanya...


Ada 3 point penting yang dapat kita renungkan dari kisah ini :
1. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama kita hidup, satu hari ataupun bahkan seratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang kita telah kita lakukan selama hidup kita, yang bermanfaat bagi orang lain.

2. SESUNGGUHNYA, tidaklah penting berapa lama perusahaan kita telah berdiri, satu tahun ataupun bahkan dua ratus tahun. Hal yang benar2 penting adalah apa yang dilakukan perusahaan kita selama ini, yang bermanfaat bagi orang lain.

3. Ibu Anne mengatakan "Hal terpenting bagi orang tua bukanlah mengenai bagaimana karier anaknya di masa mendatang, dimana mereka tinggal, maupun berapa banyak uang yang mampu mereka hasilkan. Tetapi hal terpenting bagi kita sebagai orang tua adalah untuk memastikan bahwa anak2 kita melakukan hal2 terpuji selama hidupnya, sehingga ketika kematian menjemput mereka, mereka akan menuju surga".


Mohon KEMURAHAN HATI Anda untuk menyebarkan kisah ini kepada sanak keluarga Anda, famili, teman2, rekan2 kerja, rekan2 bisnis, atasan, bawahan, sebuah kelompok organisasi ataupun perusahaan, PELANGGAN,serta siapa saja yang Anda temui.

Ada 4 kemungkinan respon dari pihak2 yang telah membaca kisah ini.
PERTAMA, cuek / tidak peduli / tidak mengerti kisah ini.
KEDUA, tersentuh dengan kisah ini, tetapi tidak melakukan apapun.
KETIGA,tersentuh dengan kisah ini, intropeksi diri, lalu mengubah cara pandang tentang hidupnya.
KEEMPAT, tersentuh, intropeksi diri, mengubah cara pandang tentang hidupnya, lalu bergerak aktif untuk memaknai hidupnya sendiri dengan cara memberikan makna bagi kehidupan orang lain.

Bila di antara sekian banyak orang yang memperoleh kisah ini dari Anda, ada satu saja yang termasuk kategori nomor EMPAT, ini berarti Anda telah berhasil mengubah hidup seseorang, dari sekedar "Hidup" menjadi "Hidup Yang Lebih Bermakna". Mereka sungguh beruntung dengan kehadiran Anda di dunia ini.

Berhentilah Untuk Selalu Memikirkan Kepentingan Diri Sendiri, Jadikanlah Kehadiran Anda Di Dunia Ini Sebagai RAHMAT Bagi Orang Banyak dan Bagi Orang2 Yang Anda Cintai (Ayah, Ibu, Saudara/i,Suami/ Istri, Anak2 Anda, dst)

Dikutip dari "Gifts From The Heart for Women" karangan Karen Kingsbury.



0 comments Links to this post Send "Gifts From The Heart for Women" to friends

Share |

Sutradara Dalam Lumpur Dosa
Posted by Peak at 10:39:00 AM Labels: Abortion, Testimony
04Mar2008

“Ayah saya suka main perempuan. Seringkali ayah memukul ibu dan saya sering melihatnya saat saya berusia 5-6 tahun. Saya pikir memang itukah yang seharusnya dilakukan oleh seorang pria?. Singkat cerita, mereka bercerai. Ibu saya menghidupi saya dan adik saya seorang diri.”

Karena kerja keras ibu saya, maka kehidupan pun membaik.

Pada tahun 1985 saya dapat meyakinkan ibu saya untuk membuat film yang berjudul “Alapaap” (langit). Itulah film pertama saya yang pada Manila Film Festifal yang berhasil memenangkan 13 piala utama.
Nama Tata Esteban mulai terkenal sejak tahun 1985 itu.

“Saya mengorbitkan bintang-bintang terkenal. Di puncak kesuksesan saya, obat-obat terlarang mulai merasuki hidup saya. Dan justru film dan obat-obatan tersebut menggerogoti saya. Lalu saya mulai membuat film-film “panas”. Untuk dapat melakukan “adegan-adegan” tersebut, mereka harus memakai obat-obatan dan saya mengizinkannya. Maka saya dapat menyuruh mereka untuk melepaskan pakaian mereka dan melakukan adegan tidak senonoh lainnya. Pada tahun 1988 bisnis saya bangkrut. Saya kehilangan kelab malam saya dan produksi film saya. Saya heran apakah saya akan menjualnya atau bagaimana, pokoknya saya kebingungan. Saya terikat sabu-sabu. Saya tidak dapat membedakan alam yang nyata dan yang bukan.”

Ibu Tata Esteban bercerita bahwa Tata bahkan menjual rumah besar keluarga, 7 rumah semua habis, piano, mobil jeep, …
“Namun demikian ia tetap anak saya. Saya tidak dapat membuangnya… Ya Tuhan, bahkan orang lain yang ibunya saja tidak akan bisa menanggung sakit hati ini. Tapi dia tetap anak saya dan saya tidak dapat meninggalkannya. Saya bilang, Tuhan berkuasa. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita.”

Pada suatu hari, Tata sedang mandi ketika ia merasakan sesuatu di kakinya. Sesuatu yang merambat naik lalu terasa pecah di kepalanya!

“Ternyata pembuluh darah saya pecah. Lalu saya terjatuh ke lantai. Saya masih berusaha untuk tetap berdiri dan berpegang pada gagang shower. Saat itu saya menyadari saya telah banyak berdosa terhadap Tuhan. Saya bilang “Tuhan, ampunilah atas semua yang telah saya lakukan.” Perasaan itulah yang pertama kali muncul, lalu saya langsung terjatuh. Pada saat saya sadar, ternyata saya sudah berada di rumah sakit.”

Atas permintaan ibunya, datanglah seorang pastor mengunjunginya.

“Saya bilang, “Pastor, dapatkah Tuhan mengampuni saya atas wanita-wanita yang saya hamili? Saya punya 8 orang anak dari 8 orang ibu yang berbeda! Dapatkah Tuhan mengampuni saya karena telah menyuruh para penari saya melakukan aborsi. Ada sekitar 20 orang oleh karena pekerjaannya, mereka tidak boleh hamil. Apakah Tuhan akan mengampuni saya terhadap gadis-gadis berusia 13 tahun yang saya jual tersebut? Terhadap semua wanita yang saya tiduri. Dapatkah Tuhan mengampuni saya untuk semua itu?” Itulah pertanyaan-pertanyaan saya. Tapi akhirnya saya menerima Tuhan Yesus Kristus”.

Dan setelah itu Tata mendapat kesempatan lagi antara tahun 1995 –1996. Dia membuat film dan mempunyai uang banyak lagi. Dan diapun terpuruk lagi dalam dunia obatan sehingga kembali terbuang dari bisnis film. Sampai suatu hari, ketika ia sedang memakai obat-obatan dengan istrinya karena uang banyak yang sudah ia miliki lagi, tiba-tiba seorang tetangga mengetuk pintu rumahnya.

“Anakmu terperosok ke dalam selokan yang lebar,” katanya.
Tapi Tata dan istrinya sedang sangat tidak ingin diganggu. Jadi ia menyuruh si tetangga untuk mengangkat anaknya keluar dari selokan.

“Tak lama anak saya datang dengan berlumuran kotoran dan luka-luka goresan. Dia berkata “Papa Mama, kenapa kalian tidak mempedulikan saya?” Lalu dia melihat obat yang saya pakai. Dia bertanya apakah yang saya pakai itu, dan apakah itu enak? “Bolehkah saya mencobanya? Bolehkah saya coba, Pa?” Itulah akhirnya! Saat itu juga saya bereskan dan saya buang shabu-shabu tersebut. Kemudian saya menggadaikan mobil saya dan kami pulang ke kampung halaman, dan saya berubah total dari semua itu. Saat kami dalam perjalanan, saya berdoa, “Tuhan ampunilah saya!”. Tuhan menggunakan anak saya itu untuk menyadarkan saya dari keterpurukan itu. Tiba-tiba saya dan istri saya sadar dari keterpurukan itu.”

Kejadian itu akhirnya membebaskan dan menghancurkan belenggu obat-obatan tersebut.

“Telah beberapa kali Tuhan mengetuk pintu hati saya, tapi saya tidak membukakan. Sahabat yang saya kira baik ternyata meninggalkan saya. Akhirnya hanya ada Yesus Kristus yang tetap setia. Dia tidak pernah meninggalkan atau mengabaikan saya. Dia sahabat sejati saya hingga sekarang. Dan saya tidak akan menukarkannya dengan apapun.”
“Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah ke TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. (Yoel 2:13)


Sumber kesaksian : Tata Esteban



0 comments Links to this post Send "Sutradara Dalam Lumpur Dosa" to friends

Share |

Aborsi Pada Pandangan Tuhan Yesus
Posted by Peak at 8:11:00 AM Labels: Abortion
27Feb2008

Dari bukunya Surga itu nyata, Choo Thomas menjelaskan apa yang didengar-nya dari Yesus Kristus selama di Surga

SETELAH BERJALAN MELEWATI jembatan emas bercahaya, Tuhan membimbing-ku pada sebuah tempat dimana ada bayi-bayi kecil dan bayi-bayi mungil—banyak diantaranya terlihat seperti baru dilahirkan—mereka di-pelihara. Ruangan yang sangat besar, seperti sebuah gudang, tak mewah atau indah. Di-penuhi dengan bayi-bayi mungil yang telanjang dan terbaring berdekatan satu dengan yang lainnya. “Mengapa banyak sekali bayi-bayi mungil disini?” saya bertanya,

“Bayi-bayi mungil dari ibu-ibu yang tak menginginkan-nya. Aku akan Jaga bayi-bayi-nya!” Tuhan menjawab-ku.

“Apa yang akan Engkau lakukan terhadap mereka, Tuhan?”

“Jika ibu-ibu mereka diselamatkan, mereka dapat mengambil bayi-bayi mereka kembali.”

“Apa yang terjadi jika ibu-ibu mereka tidak diselamatkan? Apakah yang akan Kau lakukan?”

“Ibu-ibu lain akan memiliki mereka saat semua anak-anak-ku masuk kedalam Kerajaan.”

Lalu saya mengerti bahwa bayi-bayi mungil ini telah di gugurkan dari rahim-rahim ibu-nya, lalu saya menangis. Yesus berteriak, “Aku tidak suka Aborsi!” Suara-Nya dan kelakuaan-Nya bertambah sukar dan marah, saya sadari, setelah itu dan disana, bahwa ini-lah pesan yang segera akan saya bagikan pada siapa saja yang mau mendengarkannya.

Tuhan tidak menyukai Aborsi. Hal itu adalah salah satu dosa terburuk kepada-Nya. Yesus-lah yang mengatakan, “Biarkan-lah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan melarang mereka;sebab mereka-lah yang empunya Kerajaan Allah” (Markus 10:14). Yesus mencintai anak-anak kecil, dan dapat kulihat belas kasihan yang lembut pada Bayi-bayi Aborsi yang mungil ini sebagaimana saya melihat dan mendengarkan-Nya.”
(Akhir kutipan)

Mem-Fiolasikan pengadilan-Nya, Mem-profokasikan Murka-Nya, Tuhan telah memberikan peringatan setelah peringatan! Anda harus berpegang pada apa yang benar, dan menolak apa yang salah!



0 comments Links to this post Send "Aborsi Pada Pandangan Tuhan Yesus" to friends

Share |

Pewahyuan Di Surga
Posted by Peak at 8:49:00 AM Labels: Abortion, Testimony, Thankful
12Jan2008

Bersama, ke tujuh orang muda dari Kolumbia ini dibawa oleh Yesus Kristus dan diperlihatkan keadaan Surga dan Neraka. Melihat cerita mereka kemuliaan dari Surga dan kengerian dari Neraka.
- Kesaksian Pertama : Esau ---
2 Kor 12:2, Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau - entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya - orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.
Kami sedang berada di kamar ketika kami mengalami pengalaman pertama. Ruangan dipenuhi cahaya dari kemuliaan dari Tuhan. Sinar itu sangat terang untuk menerangi seluruh ruangan. Ruangan penuh dengan kemuliaanNya, suasananya begitu indah sebelum Dia muncul.
Yesus berkata kepada kami, “Anak-anakKu, sekarang Aku akan menunjukkan KerajaanKu, kita akan pergi ke Surga.” Kami saling berpegangan tangan kemudian kami diangkat. Aku melihat ke bawah dan memperhatikan bahwa kami sedang keluar dari tubuh kami. Ketika kami pergi, kami sedang memakai jubah putih dan kami terus terbang ke atas dengan kecepatan yang tinggi.
Kami sampai di depan sepasang pintu gerbang untuk masuk ke Kerajaan Surga. Kami semua terheran-heran dengan apa yang terjadi dengan kami semua. Syukur, Yesus, Putra Allah ada di sana berada dengan kami, di depan ada dua malaikat yang masing-masing memiliki empat sayap.
Kedua malaikat ini kemudian berbicara kepada kami, tapi kami tidak mengerti apa yang mereka katakan. Bahasanya sangat jauh berbeda dengan bahasa manusia. Kedua malaikat ini mempersilahkan kami dan mereka membuka kedua pintu yang sangat besar itu. Kami melihat suatu tempat yang sangat indah, dengan banyak hal yang belum pernah kami lihat. Ketika kami masuk, ada suatu damai yang mengisi hati kami. Alkitab katakan bahwa Tuhan akan memberi kita damai yang melampaui akal manusia. (Filipi 4:7).
Hal yang pertama aku lihat adalah seekor rusa, dan aku bertanya kepada salah seorang temanku, “Sandra, apakah kau lihat apa yang aku lihat?”, dia tidak lagi menangis atau berteriak lagi, sama seperti ketika kami sedang di perlihatkan Neraka. Dia tersenyum dan berkata : “Ya Esau, aku sedang melihat seekor rusa!”. Kemudian aku tahu bahwa semuanya adalah nyata, kami benar-benar sedang berada di Kerajaan Surga. Semua hal-hal yang mengerikan yang kami lihat ketika kami berada di Neraka semua terlupakan. Dan kami menikmati kemuliaan Tuhan. Kami mendekat kepada rusa tersebut, di balik rusa itu ada sebuah pohon yang besar dan tinggi. Itu adalah tengah-tengah dari firdaus.
Alkitab mengatakan dalam Wahyu 2:7, Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan oleh Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.
Pohon adalah symbol dari Yesus, karena Kristus adalah Hidup Selamanya. Di balik pohon tersebut, ada sebuah sungai yang airnya bagaikan kristal. Begitu jernih dan indah, sepertinya kami tidak pernah melihatnya di bumi. Kami sangat ingin untuk tinggal di sana. Beberapa kali kami meminta, “Tuhan kami mohon! Jangan bawa kami keluar dari tempat ini! Kami ingin berada di sini untuk selamanya! Kami tidak ingin kembali ke bumi!”. Kemudian Tuhan menjawab kami, “Adalah perlu untuk bersaksi dari semua hal yang Aku siapkan bagi semua yang mengasihiKu karena Aku akan datang sebentar lagi, dan imbalannya adalah tinggal bersama denganKu”.
Ketika kami melihat sungai itu, kami terburu-buru pergi ke sana dan ingin melihat air tersebut. Kami ingat bahwa ada tertulis dalam Yoh 7:38, barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Air dari sungai ini seperti mempunyai kehidupan di dalamnya, jadi, kami membenamkan diri kami kedalamnya. Di dalam air dan di luar air kami dapat bernafas dengan normal. Sungai itu sangat dalam dan di sana terdapat banyak macam-macam ikan yang berwarna-warni. Cahaya di dalam dan luar air sama-sama normal, dalam Surga cahaya tidak datang dari sumber cahaya tertentu, semua tersinari dengan cerah. Alkitab menuliskan dalam Wahyu 21:23-24, dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya dan raja- raja di bumi membawa kekayaan mereka kepadanya.
Kami meninggalkan sungai itu dan berlari ke semua tempat kami bisa temukan, kami ingin untuk menyentuh dan mengalami semuanya. Kami ingin untuk membawa semuanya pulang bersama kami, karena kami benar-benar terpukau dengan semua hal-hal yang ada di Surga. Karena begitu indahnya, semua hal itu itu tidak dapat terucapkan dengan kata-kata. Ketika Rasul Paulus di bawa ke Surga, dia melihat banyak hal yang dia tidak bisa jelaskan dengan kata-kata, karena keindahan yang sangat dari hal-hal yang ada di Kerajaan Surga. Seperti dalam 2 Korintus 12:4.
Ketika kami datang ke suatu tempat yang luas sekali, suatu tempat yang indah dan menakjubkan. Tempat itu penuh dengan batuan berharga, seperti, emas, intan, jamrud, dan berlian. Lantainya terbuat dari emas murni. Kami kemudian pergi ke tempat yang terdapat tiga buku yang sangat besar. Yang pertama adalah Alkitab yang terbuat dari emas. Untuk selama-lamanya, ya TUHAN, firman-Mu tetap teguh di sorga. Dalam Mazmur 119:89 dikatakan Firman Tuhan adalah kekal dan Firman Tuhan berada di Surga selamaya. Kami memperhatikan pada Alkitab emas yang besar, halamannya, sampulnya, semuanya terbuat dari emas murni.
Buku yang kedua adalah lebih besar dari ukuran Alkitab. Ketika dibuka dan ada seorang malaikat yang sedang menulis didalam buku tersebut. Bersama Tuhan kami dapat melihat apa yang malaikat tersebut sedang tulis. Malaikat itu sedang menulis semua hal yang terjadi di bumi. Semua yang telah terjadi, termasuk tanggal, jam, semuanya tercatat disitu. Ini dilakukan adalah untuk penggenapan kata-kata Tuhan yang ditulis ketika bukunya dibuka, dan orang-orang di bumi akan diadili sesuai dengan apa yang mereka kerjakan yang tertulis di buku itu. Wahyu 20:12, dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu.
Dan buku yang ketiga adalah buku yang lebih besar lagi dari buku yang kedua! Bukunya tertutup, tapi kami mendekati buku itu. Kami bertujuh menurunkan dari tempat berdirinya, sesuai perintah Tuhan, dan kami menaruhnya pada sebuah tiang.
Tiang dan penyangga di Surga benar-benar indah! Itu tidak terbuat seperti yang ada di bumi. Penyangganya seperti mengembang, itu terbuat dari batuan berharga. Ada yang terbuat dari berlian, ada yang terbuat dari jamrud murni, yang lain terbuat dari emas murni, dan yang lain-lainnya terbuat dari campuran dari batuan berharga tadi. Aku kemudian mengerti bahwa Tuhan adalah pemilik dari semua hal yang ada, seperti tertulis di Hagai 2:9, Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam. Aku mengerti bahwa Tuhan kita adalah yang benar-benar kaya dan Dia memiliki semua kekayaan yang ada di dunia. Saya juga mengerti bahwa semua hal pun adalah kepunyaan Tuhan, dan Dia ingin memberikan itu semua kepada yang memintanya di dalam iman.
Tuhan berkata, “Mintalah kepadaKu dan Aku akan memberikan bangsa-bangsa sebagai warisan”. Mazmur 2:8. Buku yang kami taruh pada penyangga tersebut adalah sangat besar, bahkan untuk membuka halaman selanjutnya, kami harus berjalan dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Kami berusaha membaca apa yang tertulis di dalam buku itu, karena Tuhan yang meminta kami membacanya. Pada awalnya, sangat sulit membacanya karena ditulis dengan karakter-karakter asing yang kami tidak dapat mengerti. Sangat jauh berbeda dari bahasa yang ada di dunia, itu merupakan sesuatu yang benar-benar Surgawi. Tapi, dengan bantuan dari Roh Kudus, kami diberikan berkat untuk mengerti buku tersebut. Seperti perban yang di lepas dari mata, kami dapat kemudian mengerti tulisan-tulisan tersebut, seperti halnya dengan bahasa kita.
Kami kemudian melihat bahwa kami tertulis di dalam buku itu. Tuhan kemudian memberitahu kami bahwa buku itu adalah Buku Kehidupan. (Wahyu 3:5). Kami mencatat bahwa nama-nama yang tertulis di buku adalah tidak sama dengan nama kami disebut di bumi, nama-nama ini adalah nama-nama baru, agar Firman Tuhan bisa digenapi ketika dikatakan bahwa, siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang diatasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya.
Di Surga, kami bisa mengucapkan nama-nama kami, tapi ketika Tuhan membawa kami kembali lagi ke bumi, nama-nama tersebut di hapus dari ingatan dan dari hati kami. Firman Tuhan adalah kekal, dan harus tergenapi. Teman-temanku, Alkitab berkata dalam Wahyu 3:11, Aku datang segera. Peganglah apa yang ada padamu, supaya tidak seorang pun mengambil mahkotamu. Di Surga, terdapat milyaran hal-hal yang menakjubkan, kita tidak dapat mengekspresikannya dengan kata-kata dari mulut kita. Tapi saya mau katakan sesuatu, “Tuhan sedang menunggumu!” Bagaimanapun hanya orang-orang yang setia sampai akhirnya yang akan di selamatkan. (Markus 13:13).
--- Kesaksian Kedua, Ariel ---
Kami terbang ke atas dan menuju ke Kerajaan Surga, kami akhirnya sampai di suatu tempat yang sangat indah dengan sepasang pintu yang indah. Di depan pintu tersebut ada dua malaikat yang menyambut kami. Kemudian mereka berkata-kata, tapi sepertinya apa yang mereka katakan adalah bahasa malaikat dan kami tidak dapat mengerti apa yang mereka katakan. Tapi Roh Kudus memberikan kami pengertian. Mereka mengucapkan ucapan selamat datang kepada kami. Tuhan Yesus menaruh tangan di depan pintu dan pintu tersebut terbuka. Jika Yesus tidak bersama kami, kami tidak dapat masuk kedalam Surga.
Kami kemudian takjub dengan apa yang ada didalam Surga. Kami melihat sebuah pohon yang sangat besar, Alkitab menyebutkan pohon ini sebagai “Pohon Kehidupan”, Wahyu 2:7. Kami kemudian menuju ke sebuah sungai, yang didalamnya terdapat berbagai banyak macam ikan. Semuanya begitu menakjubkan, akhirnya kami memutuskan untuk masuk kedalam air. Kami kemudian berenang kedalam air. Kami melihat ikan yang berenang di sekitar dan mengelilingi kami dan menyentuh kulit kami. Kami berenang tidak seperti layaknya di bumi, kehadiran Tuhan menenangkan ikan tersebut. Ikan-ikan tersebut mendekati kami kami karena mereka tahu bahwa kami tidak akan menyakiti mereka. Saya begitu terberkati dan terheran-heran ketika saya menangkap seekor ikan tersebut dan mengambilnya keluar dari air. Yang mengherankan adalah ikan tersebut sangat tenang dan menikmati kehadiran Tuhan walaupun ikan tersebut saya pegang. Saya kemudian menaruh ikan tersebut kembali ke air.
Saya bisa melihat dari kejauhan bahwa disana ada kuda putih di Surga, sebagaimana tertulis dalam Firman Tuhan dalam Wahyu 19:11, Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Kuda-kuda tersebut akan dipakai salah satunya oleh Tuhan ketika Dia kembali ke dunia untuk menjemput anak-anakNya, gerejaNya. Saya mendekati kuda-kuda tersebut dan menepuk mereka. Tuhan ijinkan saya untuk mengendarai salah satu dari mereka. Ketika saya mengendarainya, saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya di bumi. Saya merasakan kedamaian, kebebasan, cinta, bahwa seorang bisa merasakan tempat yang indah tersebut. Saya benar-benar menikmati apa yang saya bisa lihat oleh mata saya. Saya ingin menikmati semua hal yang indah di Firdaus yang Tuhan telah sediakan untuk kami.
Kami bisa melihat meja jamuan pernikahan, semuanya telah disediakan. Itu tidak mempunyai awal dan akhir. Kami melihat kursi-kursi yang telah disediakan. Disana juga tersedia mahkota kehidupan yang siap kami ambil. Kami melihat makanan yang lezat-lezat yang telah ditata, untuk semua yang telah di undang ke Perjamuan Kawin Anak Domba.
Malaikat-malaikat ada disitu dengan pakaian jubah putih yang Tuhan telah menyambut kami. Saya terpukau dengan semua hal yang ada di sana. Firman Tuhan mengatakan kepada kita bahwa yang akan masuk ke Kerajaan Surga adalah seperti anak-anak, Matius 18:3. Ketika kami ada di Surga kami seperti anak-anak. Kami kemudian menikmati apa yang ada disana, bunga-bunga, tempat tinggal, bahkan Tuhan memperbolehkan kami untuk masuk ke dalam rumah-rumah tersebut.
Kemudian Tuhan membawa kami tempat yang terdapat anak-anak. Tuhan berada di tengah mereka dan Ia kemudian bermain dengan mereka. Dia mencukupkan waktu untuk bermain dengan mereka dan Ia menikmati ketika bersama mereka. Kami mendekat kepada Tuhan dan bertanya kapadaNya, “Tuhan, apakah anak-anak ini yang akan di lahirkan ke dunia?”. Dan Tuhan manjawab, “Bukan, anak-anak ini adalah yang di aborsi di bumi”. Ketika mendengar ini saya merasakan di dalam saya berguncang yang membuat saya merinding.
Saya ingat ketika dengan hal saya pernah lakukan di masa lalu, ketika saya belum kenal Tuhan. Ketika waktu itu, saya menjalin hubungan dengan seorang wanita dan akhirnya dia hamil. Ketika dia katakan bahwa dia hamil, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, jadi saya meminta waktu untuk mengambil sebuah keputusan. Waktu berlalu dan kemudian saya menemuinya, semuanya sudah terlambat karena dia sudah melakukan aborsi. Bahkan ketika saya menerima Tuhan dalam hati saya, kalau aborsi adalah sesuatu saya yang tidak bisa maafkan. Kemudian Tuhan lakukan sesuatu hari itu, Dia membolehkan saya untuk memasuki tempat tersebut dan berkata kepadaku, “Ariel, apakah kau lihat anak perempuan yang ada disana? Anak tersebut adalah anakmu.” Ketika Dia berkata demikian, saya merasakan luka, didalam jiwa saya untuk waktu yang lama, kemudian jadi sembuh. Tuhan mengijinkan saya mendekatinya dan bersama dengan saya. Saya memegang tangannya dan menatap ke matanya. Satu kata yang saya dengar dari bibirnya, “Ayah”. Saya mengerti bahwa saya pengampunan Tuhan yang telah mengampuni saya, tapi saya kemudian belajar untuk memaafkan diri saya sendiri.
Teman-teman yang terkasih, siapapun yang membaca ini, saya ingin memberitahumu sesuatu hal. Tuhan telah mengampuni dosamu, sekarang belajarlah mengampuni dirimu sendiri. Saya berterimakasih kepada Tuhan yang mengijinkan kesaksian ini kepadamu. Tuhan Yesus Kristus saya berikan hormat dan pujian! Kesaksian ini adalah tentang Tuhan, Dia ijinkan kita untuk menerima pewahyuan ini. Saya harap bahwa saudara-saudara yang menerima kesaksian ini akan menerima juga berkat dan dapat memberkati yang lain. Tuhan memberkati.
--- Kesaksian Ketiga ---
Wahyu 21:4, dan la akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.
Ketiga kami tiba, pintu yang besar itu terbuka bagi kami. Dan kami melihat ada lembah yang penuh dengan bunga. Bunga-bunga itu sangat menakjubkan dan baunya sangat harum. Kami mulai berjalan dan merasakan kebebasan penuh seperti kami tidak pernah mandapatkannya di bumi. Kami merasakan sukacita yang memenuhi hati kami dan selama kami memperhatikan pada bunga-bunga tersebut kalau bunga tersebut unik, setiap daun bunga mempunyai perbedaan, ketulusan, dan mempunyai warna yang berwarna-warni.
Dalam hatiku, saya berkata kepada Tuhanku kalau saya ingin mempunyai salah satu dari bunga tersebut. Tuhan memberikanku tanda setuju. Saya mendekat kesebuah bunga dan mencabutnya. Tapi tidak terjadi apa-apa. Saya tidak bisa mencabutnya dari tanah. Bahkan saya tidak bisa mencabut daun bunga tersebut. Kemudian Tuhan memecah kesunyian dan berkata, “Semuanya harus dilakukan atas dasar kasih”. Dia menyentuh salah satu bunga itu dan jatuh ke tangan Tuhan dengan sendirinya. Kemudian Ia memberikannya kepada kami. Kami melanjutkan perjalanan dan mencium kalau aroma bunga tersebut masih bersama dengan kami.
Kami sampai di suatu tempat dengan satu pasang pintu yang sangat indah. Pintu itu rumit, banyak hiasannya dalam keindahannya dan mempunyai batuan berharga yang terpahat mengelilingi mereka. Pintu tersebut terbuka dan kami memasuki kedalam suatu ruangan dengan didalamnya terdapat banyak orang. Semuanya berlari dan membuat persiapan-persiapan. Beberapa dari mereka membawa rol dari pakaian putih bersih di bahu mereka, ada yang membawa gulungan dari benang emas, dan ada juga yang membawa pelat dengan semacam pelindung di dalamnya. Semuanya berlari dengan penuh semangat.
Kami bertanya pada Tuhan kenapa disini ada banyak sekali usaha dan terburu-buru. Tuhan meminta seorang yang muda untuk mendekat. Orang ini mempunyai sebuah gulungan di bahunya. Dia kemudian mendekat dan menatap Tuhan, dengan hormat. Ketika Tuhan bertanya padanya kenapa dia membawa-bawa gulungan baju, dia menatap Tuhan dan berkata, “Tuhan, Engkau tahu untuk apa pakaian ini! Pakaian ini adalah untuk membuat jubah dari yang telah diselamatkan, jubah-jubah itu adalah untuk perkawinan agung” Mendengar ini, kami merasakan sukacita yang besar dan damai yang melimpah. Wahyu 19:8 berkata, Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih! Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.
Ketika kami keluar dari tempat itu kami merasakan damai yang lebih lagi, karena menakjubkan untuk dilihat dan Tuhan dengan SendiriNya telah membuat sesuatu yang indah bagi kita. Dia Empunya tempat itu dan waktu untukmu karena kamu penting bagiNya. Ketika kami keluar dari tempat itu, kami kehilangan pandangan setiap detail dari Surga. Itu seperti setiap hal mempunyai pemikiran tersendiri, dan setiap obyek yang ada di sana adalah kemuliaan untuk Tuhan.
Ketika kami datang ke suatu tempat di mana terdapat jutaan dan jutaan anak-anak, dari semua umur. Ketika mereka melihat Tuhan, semuanya ingin memeluk Dia, untuk merasakan cintaNya, karena Dia-lah kerinduannya. Yesus adalah kerinduan dari setiap anak-anak disini. Kami seperti ingin menangis melihat bagaimana Tuhan menjadi rebutan dari setiap anak-anak, bagaimana Dia mencium dan memegang tangan mereka.
Kami melihat bagaimana malaikat-malaikat mendekat kepada Tuhan, membawa Dia bayi-bayi yang di bungkus kain lenan. Tuhan menjamah, menyentuh, dan memberikan mereka ciuman pada pergelangan tangan mereka dan kami melihat malaikat-malaikat tersebut membawa mereka kembali. Kami bertanya kepada Tuhan kenapa di sana ada banyak sekali anak-anak, apakah itu adalah anak-anak yang akan di kirim ke dunia. Tuhan menghela nafas untuk menjawab, dan dia menjawab, “Bukan, anak-anak ini tidak akan di kirim ke dunia! Semua anak ini adalah yang telah di aborsi di dunia, yang mana orang tuanya tidak menginginkan mereka. Anak-anak ini adalah anak-anakKu dan Aku mengasihi mereka.” Saya menundukkan kepala dan suaraku gemetaran untuk menanyakan pertanyaan seperti itu kepadaNya.
Ketika saya tidak mengenal Tuhan, Jalan Hidup yang benar, saya membuat kesalahan dan berbuat dosa dengan seseorang. Diantara dosa-dosa itu adalah aborsi yang telah saya lakukan. Ada jeda waktu dimana saya menatap muka dengan muka dengan Tuhan dan kemudian bertanya kepadaNya, “Tuhan, apakah bayi yang saya aborsi, dulu, disini?” Tuhan menjawab, “Ya”. Saya kemudian berjalan ke salah satu tempat dan saya melihat anak kecil yang imut. Mendekati seorang malaikat yang sedang berdiri. Malaikat itu memandang kea rah Tuhan, dan anak itu membelakangi kami.
Tuhan berkata kepadaku, “Lihat, itu adalah anakmu”. Saya ingin melihatnya jadi saya berlari ke arahnya, tapi malaikat itu menghentikan aku dengan tangannya. Dia berkata saya harus mendengar anak itu dahulu. Saya kemudian mendengar apa yang anak itu katakan. Dia berkata dan melihat ke arah anak-anak lain. Dia bertanya kepada malaikat, “Apakah ayahku dan ibuku akan datang kemari segera?” Malaikat itu menatapku, kemudian menjawab dia ,”Ya, ayahmu dan ibumu akan datang segera.”
Saya tidak mengerti kenapa saya di khususkan untuk mendengar kata-kata itu, tapi di hatiku saya tahu kalau kata-kata itu adalah yang terbaik yang Tuhan bisa berikan kepada saya. Anak kecil itu tidak bicara masalah kemarahan, atau sakit, mungkin tahu kami tidak biarkan dia untuk lahir. Dia hanya menunggu dengan kasih kalau Tuhan ada di hatinya.
Kami melanjutkan perjalanan, tapi saya terus terpikir anak itu. Saya tahu kalau suatu hari saya akan bersama dia nanti. Saya mempunyai suatu alas an untuk pergi kesana, karena seseorang telah menungguku dalam Kerajaan Surga. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 65:19, Aku akan bersorak-sorak karena Yerusalem, dan bergirang karena umat-Ku; di dalamnya tidak akan kedengaran lagi bunyi tangisan dan bunyi erangpun tidak.
Kami datang ke suatu tempat dengan pegunungan yang kecil, dan Tuhan Yesus menari. Di depanNya, ada sekumpulan orang dengan pakaian jubah putih dan mereka mengangkat tangan dengan carang minyak jaitun hijau. Ketika mereka melambaikannya di udara, mereka melepaskan minyak. Tuhan mempunyai banyak hal yang telah dipersiapkan untukmu! Sekarang adalaah waktu yang harus kamu serahkan untukNya.
Tuhan memberkatimu.
-- Kesaksian Keempat ---
Di dalam Kerajaan Surga, kami melihat banyak sekali hal-hal yang menakjubkan sebagaimana tertulis di dalam Firman Tuhan, di 1 Korintus 2:9, tetapi seperti ada tertulis: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.
Kami tiba di Kerajaan Surga, tempat itu sangat banyak hal yang spektakuler dan menakjubkan, banyak hal-hal yang besar dan merasakan kemuliaan Tuhan. Tempat itu begitu special, tepat yang penuh dengan anak-anak. Kami bisa katakan kalau disana ada jutaan anak-anak di tempat itu.
Kami melihat anak-anak dari berbagai usia, Surga dibagi kedalam beberapa bagian. Kami melihat semacam bayi-bayi yang di tampung antara umur 2-4. Kami juga memperhatikan anak-anak di Kerajaan Surga bertumbuh dan di sana ada sekolah di mana anak-anak tersebut diajari Firman Tuhan. Guru-gurunya adalah malaikat-malaikat dan mereka mengajarkan anak-anak untuk menyanyikan lagu pujian dan untuk memuliakan Tuhan Yesus.
Katika Tuhan tiba, kami melihat kebahagiaan Raja kami yang besar sekali. Walaupun kami tidak bisa melihat wajahNya, kami bisa melihat Dia tersenyum, yang memenuhi seluruh tempat. Ketika Dia tiba, semua anak-anak berlari ke arahNya! Diantara semua anak-anak itu, kami melihat Maria, ibu Tuhan Yesus sewaktu di Dunia. Dia wanita yang sangat cantik. Kami tidak melihat dia dalam tahta dan tidak juga orang-orang yang memuji dia. Dia ada disana ada sebagaimana wanita yang lainnya yang ada di Surga, seperti semua orang-orang di Dunia dia diselamatkan. Dia memakai jubah putih dan memakai ikat pinggang emas, dan rambutnya panjang sampai ke pinggang.
Di Dunia, kami telah mendengar kalau banyak orang yang memuji Bunda Maria sebagai ibu Yesus, tapi saya ingin memberitahu Firman Tuhan yang berkata dalam dalam Yohanes 14:6, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Jalan masuk ke dalam Kerajaan Surga hanyalah Yesus dari Nazareth.
Kami juga memperhatikan kalau disana tidak ada matahari atau bulan. Firman Tuhan berkata dalam Wahyu 22:5, dan malam tidak akan ada lagi di sana dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.
Kami bisa melihat kemuliaan Tuhan. Kami kesulitan untuk menjelaskan betapa mengerikannya sewaktu kami di Neraka, tapi adalah lebih sulit untuk menjelaskan yang berhubungan dengan Surga dan kesempurnaan dari sang Pencipta. Ketika kami ada disana, kami ingin berlari dan melihat segalanya. Kami bisa tiduran pada rumput, dan kami bisa merasakan kemuliaan Tuhan. Siulan yang lembut, angin yang sepoi-sepoi yang berhembus di wajah kami, semuanya adalah sesuatu yang amat indah.
Tapi di tengah-tengah langit, kami bisa melihat sebuah salib yang besar yang terbuat dari emas murni. Kami percaya kalau ini bukan penyembahan terhadap berhala tapi sebagai symbol yang menunjukkan kalau kematian Yesus di kayu salib, kita bisa masuk kedalam Kerajaan Surga.
Kami melanjutkan perjalanan di Surga. Sangat mengasikkan berjalan-jalan bersama Tuhan Yesus Kristus. Kami tahu dengan yakin, kalau Tuhan yang kami layani adalah Yesus dari Nazareth. Banyak dari kita berpikir kalau ada Tuhan di atas sana, hanya menunggu kita melakukan dosa, jadi Dia bisa menghukum kita dan mengirim kita ke Neraka.
Tapi itu bukan begitu. Kami bisa melihat gambaran yang lain dari Yesus, kalau Yesus adalah seorang teman, kalau Yesus pun menangis kalau kamu menangis. Yesus adalah Tuhan yang penuh cinta, kasih dan pengampunan, Dia membawa kita dalam tanganNya untuk membantu kita meneruskan jalan kepada keselamatan.
Tuhan Yesus juga mempertemukan kami dengan seseorang yang ada di Alkitab. Kami bertemu dengan Raja Daud, Raja Daud yang ada di Alkitab. Dia adalah lelaki yang tampan, tinggi dan wajahnya menggambarkan kemuliaan Tuhan. Ketika kami ada di dalam Kerajaan Surga, satu hal yang Raja Daud lakukan adalah menari, menari, menari dan memberikan semua kemuliaan dan hormat kepada Tuhan.
Bagi semua yang membaca kesaksian ini, saya ingin memberitahumu di dalam Firman Tuhan dalam Wahyu 21:27, tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. Dan saya juga ingin memberitahumu kalau hanya yang berani yang masuk ke Kerajaan Surga.
Tuhan memberkatimu.


--- Kesaksian Kelima ---
2 Korintus 5:10, sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut di terimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.
Dalam Kerajaan Surga, kami bisa melihat Yerusalem Baru yang Alkitab ceritakan dalam Yohanes 14:2, di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Kami bisa melihat kota itu dan masuk kedalamnya, kota itu benar-benar nyata dan kota yang menakjubkan! Yesus pergi kesana untuk mempersiapkan tempat kediaman itu untuk kita.
Di dalam kota kami bisa melihat tempat tinggal atau rumah dengan nama pemilik ada di depan rumah-rumah iu. Kota itu belum juga didiami, tapi itu telah siap untuk kita. Kami kemudian pergi kedalam rumah dan melihat semua hal yang ada didalam. Tapi kemudian kami meninggalkan kota itu, kami lupa dengan hal-hal yang kami lihat, memori itu di hapus dari kepala kami. Bagaimanapun, kami bisa mengingat kalau penyangga rumah-rumah itu terbuat dari besi berharga dan banyak jenis batuan berharga yang menghiasi mereka. Mereka juga mempyunyai emas murni.
Emas yang ada di kota ini adalah seperti yang Alkitab katakan, hampir semuanya transparan dan begitu berkilau. Emas yang ada di bumi tidak bisa di bandingkan dengan kilauan dan keindahan emas yang ada di Surga.
Setelah ini, kami dibawa kesuatu tempat yang banyak terdapat botol. Didalamnya terdapat air mata yang di kristalisasikan. Air mata yang anak-anak Tuhan cucurkan di bumi. Bukan tangisan dari komplen, tapi tangis orang-orang yang mereka cucurkan di dalam hadirat Tuhan, tangisan penyesalan, tangisan ucap syukur. Tuhan menyimpan tangisan-tangisan sebagai sesuatu yang berharga sebagai harta karun di Surga, seperti yang disebutkan dalam Mazmur 56:9, sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kau daftarkan?
Kami juga pergi ke tempat di mana terdapat banyak sekali malaikat. Walaupun di Surga kami melihat banyak malaikat-malaikat, tempat ini adalah tempat khusus malaikat-malaikat. Kami mendengar Tuhan, kalau tiap malaikat mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dia juga menunjukkan kalau malaikat akan dekat dengan kami selama kami hidup di dunia. Dia memperkenalkan malaikat yang di tugasi untuk mengawal kami. Kami bisa melihat karakter mereka, tapi Tuhan melarang kami untuk memberitahukan kepada yang lai tentang hal ini. Kita baca dalam Mazmur 91:11, sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.
Kami tiba di suatu tempat dengan banyak lemari, di dalamnya terdapat banyak sekali bungan yang berbeda-beda. Ada bunga yang terbuka, indah dan berseri-seri. Tapi ada juga yang terkulai, dan ada juga bahkan yang layu. Kami bertanya kepada Yesus apa arti bunga-bunga ini? Dia menjawab, “Karena hidup kalian adalah seperti bunga-bunga ini.” Dia mengambil salah satu bunga yang layu. Dia berkata, “Lihat, orang ini sedih karena mereka sedang menghadapai pencobaan, atau kesulitan. Ada sesuatu dalam hidup ini yang menghalangi persekutuan denganKu. Apakah kamu tahu apa yang Aku lakukan agar bunga-bunga ini sehat dan terkembang kembali?” Dia mengambil bunga di tanganNya dan berkata, “Aku cucurkan tangisKu kepada mereka dan Aku menyegarkan mereka kembali.” Kami melihat bagaimana dengan cara yang kuat bunga ini mulai bangkit dan terkembang dalam warna-warninya dan mulai berseri-seri kembali.
Kemudian Dia mengambil bunga yang layu dan Ia melemparkannya ke dalam api dan berkata, “Lihat, orang ini telah mengenalKu dan berbalik dari padaKu. Sekarang dia mati tidak dalamKu dan kemudian dilemparkan ke dalam api.” Yohanes 15:5-6.
Kemudian kami meninggalkan tempat itu, kami melihat istana yang menakjubkan dari kejauhan. Tidak ada seorang pun yang berani mendekat ke istana itu, dan kami percaya itu tentang apa yang Alkitab katakan dalam Wahyu 22:1, lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Kami percaya kalau istana tersebut dilokasikan dekat dengan hadirat dan tahta Tuhan.
Ketika mengalami semua hal ini dalam Kerajaan Surga, kami memiliki damai di hati kami,kami mengalami kedamaian yang melampui segala akal. Filipi 4:7. Kami mengerti sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 1:4, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu.
--- Kesaksian Keenam ---
Lukas 22:30, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Dalam tempat yang mengagumkan itu, Tuhan memperbolehkan kami untuk melihat tempat penerimaan yang kami kira bisa ada dimana saja di alam semesta. Kami melihat tahta besar dengan dua kursi dari emas murni dan batuan berharga yang tidak ada di manapun di dunia. Di depan tahta itu ada sebuah meja yang tidak berujung, dan ada tutup meja putih di atasnya.
Segala keindahan dan keistimewaan makanan telah disediakan di atas meja. Kami melihat anggur dengan seukuran jeruk, dan Tuhan Yesus Kristus mengijinkan kami untuk mencoba sedikit dari makanan itu. Kami masih bisa mengingat betapa lezatnya makanan itu Itu sesuatu yang menakjubkan! Saudaraku dan teman-temanku, anda tidak bisa membayangkan semua hal yang telah disediakan di Kerajaan Surga dan semua hal yang Tuhan telah sediakan untukmu. 1 Korintus 2:9. Tetapi seperti ada tertulis: Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.
Juga pada meja, Tuhan memperlihatkan sebuah roti, “Manna”. Roti ini adalah roti dari Tuhan yang Alkitab ceritakan. Kami juga boleh mencicipi makanan yang lain yang kenikmatannya tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di dunia.
Semua hal ini telah menunggu kami sebagai warisan di dalam Kerajaan Surga. Kami menikmati beberapa makanan nikmat dan lezat ketika kami berada di Kerajaan Surga. Kami terkesima kalau kursi yang di tata ada di kedua sisi dari meja. Kursi-kursi itu begitu indah dan mempunyai nama-nama yang tertulis pada kursi itu. Kami tidak bisa membaca nama kami dengan jelas, karena nama kami ditulis tidak sama dengan penulisan di Surga. Itu semua adalah nama-nama yang tidak seorang pun tahu kecuali diri mereka sendiri. Wahyu 21:7. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.
Apa yang tertulis dalam Firman Tuhan mengagetkan kami. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga.Lukas 10:20. Disana ada banyak sekali kursi. Cukup untuk semua yang masuk ke dalam Kerajaan Surga. Ada juga kursi yang diambil dari meja. Ini berarti anak Tuhan yang berhenti melayani Tuhan, dan nama mereka dihapus dari Buku Kehidupan dan mereka dijauhkan dari Perjamuan Kawin Anak Domba.
Tuhan juga mempertemukan kami dengan seseorang yang ada di Alkitab, orang suci yang kita baca dalam Kitab Suci. Kami terkejut melihat Abraham. Abraham adalah seorang senior, tapi tidak dalam penampilannya. Dia adalah senior karena kebajikan yang dia miliki. Rambutnya putih semua, tapi tiap rambut seperti benang kaca atau benang berlian. Kami terkejut ketika dia lebih muda dari kami. Dalam Surga, kita semua akan muda kembali dan muda. Kami juga terkejut oleh perkataannya. Abraham memberitahu kami sesuatu yang tidak pernah terlupakan. Dia mengucapkan selamat datang kepada kami ke Kerajaan Surga dan segera kami akan ada di tempat itu, karena kedatangan Tuhan Yesus Kristus akan datang segera.

0 komentar: